27
Apabila telah melewati masa tersebut guru dapat dikategorikan sebagai pegawai tetap.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu Pekerja untuk waktu tidak tertentu sering disebut pegawai tetap. Pegawai
tersebut telah melakukan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dengan suatu organisasi dalam hal ini sekolah melakukan hubungan kerja
dengan guru secara terus menerus. Dalam perjanjian guru akan mendapatkan surat pengangkatan yang memuat syarat-syarat sebagaimana
ditetapkan dalam perjanjian kerja ya ng dibuat secara tertulis. Yang dimaksud guru dalam jabatan dalam program sertifikasi bagi
guru dalam jabatan adalah guru PNS dan non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah,
maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama http:pedoman_penetapan_peserta_pdf-pdf2html.htm. Jadi
dalam program sertifikasi ini yang dapat menjadi peserta uji sertifikasi adalah
guru yang berstatus PNS dan guru tetap.
F. Kerangka Teoretik
1. Persepsi Guru Terhadap Program Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan
Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap guru di dalam memahami
informasi tentang pemberian sertifikat pendidik melalui uji kompetensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam bentuk penilaian portofolio. Persepsi guru akan berbeda pada latar belakang guru yang berbeda.
Adanya perbedaan tingkat pendidikan masing- masing guru akan menimbulkan pandangan yang berbeda terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan tersebut karena guru dengan latar belakang pendidikan yang berbeda akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap kompetensinya
sebagai agen pembelajaran. Semakin ia memahami kompetensi tersebut maka semakin besar kesempatan untuk lulus uji sertifikasi.
Bagi guru yang belum menyelesaikan tahap pendidikannya sampai dengan tingkat D4S1 diduga akan memiliki persepsi yang lebih negatif
dibandingkan guru yang telah menyelesaikan tahap pendidikan D4S1. Untuk dapat mengikuti uji sertifikasi, syarat utama syarat akademik yang
harus dipenuhi guru yaitu memiliki kualifikasi minimum D4S1 http:pedoman_penetapan_peserta_pdf-pdf2html.htm. Sedangkan guru
yang telah memenuhi syarat untuk ikut uji sertifikasi diduga akan memiliki persepsi positif terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Mereka
hanya menunggu kesempatan untuk dapat mengikuti uji sertifikasi ini setelah memenuhi syarat non akademik kriteria ranking.
2. Persepsi Guru Terhadap Program Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja
Selain harus memiliki kualifikasi minimum D4S1
,
peserta dalam uji sertifikasi guru dalam jabatan ditentukan berdasarkan prioritaskriteria
ranking oleh dinas Kabupatenkota tentang masa kerja. Masa kerja seorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
guru dalam menjalani profesinya diduga akan membentuk persepsi mereka terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ini. Guru yang sudah
memiliki pengalaman mengajar bertahun-tahun akan mendapat peluang yang lebih besar untuk mengikuti program sertifikasi ini dibandingkan
dengan guru yang baru saja menjalani profesinya. Bagi guru yang memiliki masa kerja yang banyak diduga kuat akan
memiliki persepsi positif terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Mereka akan mendapat peluang yang besar untuk menjadi peserta uji
kompetensi dan kesempatan untuk lolos dalam uji sertifikasi ini juga besar. Dimana dalam uji sertifikasi ini bagi guru yang memiliki masa
mengajar di atas 25 tahun akan dihargai 160 poin skor minimal untuk lolos uji sertifikasi adalah 850 poin.
Berbeda halnya dengan guru yang memiliki masa kerja yang sedikit, diduga mereka akan memiliki persepsi negatif terhadap program
uji sertifikasi ini. Selain peluang untuk menjadi peserta sertifikasi kecil, mereka juga pesimis untuk dapat lolos dalam uji sertifikasi guru dalam
jabatan. 3. Persepsi Guru Terhadap Program Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan
Ditinjau Dari Beban Mengajar Dalam pasal 35 ayat 2 UU Guru dan Dosen disebutkan, beban
mengajar guru untuk dapat mengikuti program sertifikasi ini sekurang- kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka
per minggu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bagi guru yang memiliki beban mengajar kurang dari 24 jam tatap muka per minggu misalnya guru agama, guru olahraga diduga akan
memiliki persepsi yang negatif terhadap program sertifikasi dari pada guru yang memiliki beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Karena
mereka belum memenuhi syarat sebagai peserta uji sertifikasi guru dalam jabatan. Seperti masa kerja, beban mengajar merupakan salah satu
prioritaskriteria ranking untuk menentukan peserta uji sertifikasi. Sedangkan guru yang memiliki beban mengajar 24 jam tatap muka
per minggu diduga akan memiliki persepsi positif terhadap program sertifikasi ini. Dengan beban mengajar 24 jam per minggu akan
meningkatkan pemahaman guru dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan kesempatan mereka untuk menjadi peserta uji sertifikasi
semakin terbuka. 4. Persepsi Guru Terhadap Program Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan
Ditinjau Dari Status Guru Yang dimaksud guru dalam jabatan dalam program sertifikasi guru
dalam jabatan adalah guru PNS dan non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah
daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
http:pedoman_penetapan_peserta_pdf- pdf2html.htm. Jadi dalam program sertifikasi ini yang dapat menjadi
peserta uji sertifikasi adalah guru yang berstatus PNS dan guru tetap.
31
Guru ada yang bekerja di lembaga pendidikan negeri atau sering disebut pegawai negeri sipil dan ada yang bekerja di lembaga pendidikan
swasta. Pada dasarnya status bagi guru negeri dibedakan menjadi guru PNS dan guru bantuhonorer calon pegawai negeri sipilCPNS.
Sedangkan status guru swasta dibedakan menjadi guru tetap dan guru kontrak. Dengan adanya perbedaan status guru ini diduga akan
membentuk pandangan yang berbeda terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Bagi guru PNS dan guru tetap diduga akan memiliki
persepsi yang positif terhadap program sertifikasi ini karena peserta uji sertifikasi
hanya diperuntukkan bagi guru yang berstatus PNS dan guru tetap. Mereka akan semakin memperlihatkan unjuk kerja mereka kepada
atasan agar direkomendasikan untuk dapat mengikuti uji sertifikasi. Berbeda dengan guru yang berstatus CPNS dan guru kontrak.
Diduga kuat mereka akan memiliki persepsi negatif terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan karena mereka dipastikan tidak dapat
mengikuti program sertifikasi ini. Mereka beranggapan bahwa sertifikasi bukanlah sarana yang baik sebagai pembuktian komitmen dan unjuk kerja
guru, tetapi disisi lain unjuk kerja yang mereka tunjukkan kepada atasan diharapkan dapat mengangkat status mereka sehingga nantinya mereka
mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti uji sertifikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
G. Hipotesis