29
hidup Kristiani; semakin bersatu dalam Kristus: makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta; sehingga
sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup di tengah masyarakat Yosep Lalu, 2005:73.
F. Media Audio-Visual Dalam Berkatekese
1. AudioVisual dan Katekese
Gereja memiliki tugas pertama-tama untuk memberikan kesaksian iman. Tugas ini merupakan suatu proses yang telah berlangsung sejak lama.
Berdasarkan sejarah tugas itu mulai dari berabad-abad lampau berawal dari pewartaan para rasul kepada para calon permandian, sampai dengan masa
pelajaran-pelajaran agama pada abad pertengahan, dan zaman katekismus dari abad-16. Selama proses tersebut berlangsung telah terjadi perubahan-perubahan
radikal sesuai dengan zamannya yang dipengaruhi oleh peradaban sampai dengan sekarang. Terjadinya perubahan peradaban dipengaruhi oleh perubahan dalam
bidang komunikasi. Bila dihubungkan dengan pewartaan timbul pemikiran bila media komunikasi berubah maka cara pewartaan juga berubah. Katekese yang
dilakukan oleh Gereja sebelum zaman cetak-mencetak yaitu liturgi. Liturgi merupakan wahyu Allah yang diasimilasikan dalam doa dan pengalaman beriman,
serta diungkapkan dengan rumusan-rumusan yang sesuai dengan peradaban oleh teolog-teolog seperti St. Ignatius, St. Thomas Aquinas, dan sebagainya. Pada
masa itu iman terasa hidup namun dianggap kacau Ernestine Adisusanto, FX., 2001: 4.
30
Pada tahun 1440 Santo Petrus Kanisius menemukan teknik cetak- mencetak yang memberikan pertolongan pada zamannya. Kehidupan pada
zamannya di abad ke-16 dianggap kacau karena terjadi penyimpangan- penyimpangan yaitu agama merupakan percampuran antara jiarah, devosi, sihir,
dan tahyul. Santo Petrus Kanisius hadir untuk membantu memecahkan persoalan tersebut dengan media cetak-mencetak, sehingga orang mampu mengerti apa yang
mereka percayai dan hayati. Hal ini digunakan sebagai media untuk menyampaikan warta gembira, yang diungkapkan dalam rumusan-rumusan yang
teliti. Terjadi pewartaan iman abad percetakan, namun yang terjadi yaitu
muncul pertanyaan bahwa bila kita melihat cara Yesus dalam menyampaikan warta-Nya tentu berbeda dengan yang terjadi pada abad percetakan. Yesus
menyampaikan warta gembira melalui cerita-cerita dan sabda-sabda, namun sekarang kita mengenal pewartaan dalam bentuk teologi atau Katekismus
tradisionil. Setelah teknik mencetak ditemukan, terjadi perubahan besar. “Sabda Kristus” terkandung dalam kata-kata yang tertulis, ke ulangan-ulangan yang
seragam, yang memang dituntut oleh teknik cetak-mencetak. Pemikiran analistis dan logis juga diterapkan dalam mengungkapkan “Sabda Kristus” Ernestine
Adisusanto, FX., 2001:5.
2. Katekese Audio-Visual