BAB IV PELAKSANAAN, EVALUASI DAN PENELITIAN
PROGAM KATEKESE UMAT DENGAN MEMANFAATKAN VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA
AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA
COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA
A. Pelaksanaan Progam Katekese Umat dengan Memanfaatkan Video Siaran
Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo
Albertus Agung Jetis Yogyakarta dan Evaluasi Proses Katekese Umat
1. Laporan Pelaksanaan Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo
Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta
Pelaksanaan progam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan dilakukan dalam dua pertemuan dengan tema yang berbeda.
Laporan pelaksanaan disusun oleh penulis dengan mengemukakan terlebih dahulu hasil dari pertemuan yang terjadi meliputi kenyataan proses, suasana yang
terbangun, keterlibatan yang terjadi, serta hal-hal tak terduga, dan hasil evaluasi progam yang terlaksana oleh petugas evaluator.
a. Pertemuan Pertama: “Membangun Solidaritas Terhadap Sesama”
Pelaksanaan progam katekese umat yang pertama telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Juli 2016 bersama dengan umat di Lingkungan Santo Ignatius
Loyola Cokrodiningratan pukul setengah lima sore 16.30 sampai dengan pukul setengah tujuh malam 18.30 waktu Indonesia Barat dan dilanjutkan dengan
makan bersama
yang bertempat
di kediaman
Ibu Dwisanto.
83
Umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan menyambut positif kehadiran peneliti untuk mengisi katekese umat dalam rangka penelitian
tugas akhir studi. Persiapan telah peneliti lakukan sebelum pelaksanaan bersama dengan para pengurus lingkungan sehingga proses teknis pelaksanaan kegiatan
dapat berjalan dengan lancar. Peneliti bersyukur karena banyak umat yang hadir dalam kegiatan ini, sehingga peneliti merasa diterima dan merasakan sikap
keterbukaan yang ditunjukkan oleh umat untuk berproses bersama. Pelaksanaan kegiatan katekese umat mengalami perubahan berdasarkan
perencanaan yang dibuat. Perbedaan terjadi pada waktu pelaksanaan yang dilangsungkan pada sore hari, sedangkan pada satuan persiapan direncanakan
pada malam hari. Pelaksanaan dilakukan atas persetujuan pengurus lingkungan dan umat, sehingga peneliti melakukan beberapa penyesuaian dan tetap
melaksanakan kegiatan tanpa mengurangi maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Jumlah umat yang hadir di pertemuan pertama progam katekese umat,
yaitu dua puluh enam 26 umat. Peneliti mempersiapkan beberapa sarana yang dibutuhkan untuk
mendukung jalannya kegiatan di antaranya televisi layar datar yang digunakan untuk memutar video siaran Penyejuk Imani Katolik, tata letak tikar untuk duduk
umat, teks lagu, dan pengarahan bagi evaluator pelaksanaan progam katekese umat. Komunikasi yang baik terhadap pengurus lingkungan maupun pemilik
rumah tempat dilaksanakannya kegiatan dirasa mampu membantu jalannya proses kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi dari
84
petugas evaluator, sarana telah dipersiapkan dengan baik oleh peneliti serta materi mampu untuk dikuasai, sehingga menandakan bahwa persiapan yang dilakukan
oleh peneliti cukup baik. Keseluruhan acara dapat berjalan sesuai rencana berkat perencanaan yang matang.
Mengawali proses katekese umat, peneliti mengalami perasaan gelisah dan gugup karena umat yang dihadapi sebagian besar adalah orang tua dan lansia.
Peneliti tidak mengenal banyak umat, sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan mengenal karakter umat. Peneliti mencoba menyapa mereka dan
menjelaskan maksud dan tujuan dari proses katekese umat yang akan berlangsung. Meskipun peneliti merasakan hal-hal tersebut, petugas evaluator
justru mengungkapkan bahwa sikap yang ditunjukkan peneliti sangat tenang dan menguasai keadaan serta ramah terhadap umat. Materi yang disampaikan sesuai
dengan tahapan yang direncanakan. Peneliti juga dianggap mampu untuk melihat dan menghayati materi dengan baik, sehingga umat terlihat antusias mengikuti
proses katekese umat. Proses katekese umat diawali dengan doa pembukaan dan pengantar
singkat berkaitan dengan tema dan tujuan kegiatan. Setelah memberikan pengantar, umat diajak untuk menyaksikan video Penyejuk Imani Katolik No 88
dengan judul “Membangun Semangat Sosial”. Umat tampak memperhatikan dengan baik tayangan itu, seketika umat mengungkapkan ekspresi muka seperti
tersenyum, tertawa, kagum dan komentar-komentar lisan terkait dengan suasana yang terbangun dalam alur cerita yang disuguhkan. Berdasarkan hasil evaluasi
85
dari petugas evaluator, situasi dan kondisi peserta terlihat antusias serta kebersamaan terasa hangat satu dengan yang lain. Situasi dan kondisi semacam ini
sangatlah mendukung untuk melaksanakan proses katekese umat. Setelah menyaksikan video Penyejuk Imani Katolik Indosiar No 88, umat
diajak untuk mendalami video dengan tuntunan beberapa pertanyaan lisan yang diutarakan kepada umat. Beberapa pertanyaan yang diberikan terkait dengan
perasaan yang muncul ketika menyaksikan video serta bagian-bagian video yang menarik hati umat. Jawaban yang dikemukan umat sangat bervariasi seturut
dengan pendapat masing-masing, namun keberagaman ungkapan umat semakin memperkaya pengalaman umat dengan didukung video PIK No 88. Pendapat
salah seorang umat yaitu ibu Dwisanto mengenai bagian yang menarik dalam video muncul pada bagian liputan kegiatan sosial yang ditunjukkan oleh Rm.
Carolus OMI. Ibu Dwisanto merasa tersentuh karena beliau begitu peduli terhadap alam sekitar, sehingga mampu melakukan berbagai tindakan nyata seperti
membangun bendungan, menanam 1000 pohon, dan lain sebagainya. Salah seorang umat menyampaikan bahwa tidak mampu untuk mendengar dan melihat
dengan jelas karena masalah kesehatan, sehingga beliau menunjukkan keterlibatannya hanya dengan hadir dan hal ini menjadi tantangan bagi peneliti
untuk dapat memberi semangat kepada salah seorang umat yang mengalami keterbatasan.
Hal lain yang diungkapkan peserta mengenai kegelisahan akan kebaikan yang ditunjukkan oleh Romo Carolus yang tidak lain adalah orang asing yang
86
bukan berasal dari negeri Indonesia justru memiliki kepedulian yang besar terhadap bangsa ini. Keprihatinan yang ditunjukkan oleh beliau menuntunnya
untuk melakukan sesuatu yang bermakna. Beliau seakan ikut merasakan penderitaan yang terjadi di tengah masyarakat Cilacap yang ditunjukkan dalam
tayangan di antaranya banjir, sulitnya air bersih untuk hidup sehari-hari, dan lain sebagainya.
Ungkapan lain ditunjukkan oleh ibu Erni yang mengatakan tertarik pada bagian video seorang bapak memukul batu untuk membangun jalan pada liputan
kegiatan sosial yang dilakukan Romo Carolus OMI di Cilacap. Ibu tersebut merasa sedih dan merasakan kepedihan karena banyak orang yang masih hidup
dalam kesusahan dengan memikul beban berat serta pekerjaan yang kasar. Mengingat keadaan yang terjadi di negeri ini terutama permasalahan korupsi yang
semakin merajalela membuat hati ibu tersebut semakin pedih karena ketidakadilan yang terjadi. Pendapat selanjutnya diungkapkan juga oleh ibu Ninik yang tertarik
dengan bagian video mengenai Live In para siswa-siswi SMA. Tayangan itu memunculkan pendapat dari beliau bahwa kegiatan semacam itu sangat berguna
untuk mendidik kita semakin mampu berbaur, mengolah solidaritas terhadap sesama, tidak mudah putus asa, dan teguh. Hal-hal semacam ini sangat menarik
untuk kita membangun solidaritas yaitu peduli terhadap sesama yang miskin seperti yang tergambar dalam liputan kehidupan para masyarakat yang tinggal di
sebuah dusun terpencil. Umat sungguh-sungguh serius dalam menanggapi setiap proses katekese. Mereka memunculkan banyak nilai-nilai dalam hidup sehari-hari
melalui pengalaman hidup sehingga muncul harapan untuk melakukan perubahan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
memperbaiki diri, dan mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan solidaritas seperti di lingkungan masyarakat, hubungan antar sesama, dan berbagai
keterlibatan Gereja. Umat kemudian diajak untuk meneguhkan sharing bersama mengenai
pengalaman hidup dan pendalaman nilai-nilai hidup yang didukung video PIK No 88 dengan kekayaan iman kristiani yaitu kitab suci. Umat diajak untuk
merenungkan makna dari sharing yang dibingkai dalam tema “Membangun Solidaritas terhadap Sesama” dengan mengingat ayat-ayat di dalam kitab suci.
Ayat-ayat yang muncul dari umat berkaitan dengan sharing mengenai nilai-nilai hidup. Ibu Santo mengungkapkan
seruan Amsal 1:7 “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.
Beliau mengatakan bahwa ayat ini dianggap mengena karena ketika kita takut akan Allah, maka akan ada penguasaan diri, sehingga setiap orang dihindarkan
oleh perbuatan tercela yang dapat merugikan orang lain. Injil Lukas 15:3-7
“Perumpamaan tentang domba yang hilang” yang muncul dalam koleksi video PIK 88 direfleksikan oleh ibu Ninik Sugianti. Beliau
kembali mengingat akan perbuatan yang dilakukan oleh Romo Carolus OMI yang telah membangun jalan-jalan dan jembatan serta mendampingi para masyarakat
untuk ikut terlibat dalam kegiatan sosial. Perbuatan ini mengingatkan kita mengenai sikap gembala yang selalu
melindungi domba-dombanya. Sang gembala tidak membiarkan domba- dombanya hilang dan melakukan bermacam cara agar domba yang dikasihi
88
kembali. Sikap gembala dapat diibaratkan sebagai Romo Carolus OMI yang senantiasa terlibat untuk menggembalakan domba-dombanya agar tetap berada
bersama dengannya membangun hidup yang sejahtera, berusaha untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dengan ikut melibatkan masyarakat
secara nyata dan tidak membiarkan mereka untuk menderita dalam keterbatasan dan kemiskinan.
Peserta diajak untuk merumuskan niat yang muncul ketika diingatkan kembali akan pengalaman hidup serta beberapa ayat kitab suci yang muncul
dalam sharing dan refleksi iman. Kemudian secara bersama-sama peserta diajak untuk mendoakan doa umat dengan ditutup doa “Bapa Kami”.
Kesan yang menarik ketika mengisi katekese umat yaitu ungkapan yang muncul dari salah satu umat untuk berbicara dari hati ke hati dengan peneliti.
Beliau merasa malu jika harus mengungkapkan sharing di depan umum bersama banyak orang, sehingga memohon sedikit waktu untuk dapat bertukar pengalaman
dan memohon solusi kepada peneliti. Peneliti merasa bahwa katekese umat ini sungguh dapat menyentuh hati setiap pribadi sehingga dapat membantu umat
semakin mendalami. Sikap yang peneliti lakukan adalah mendengarkan salah satu umat tersebut dengan penuh keterbukaan. Suasana kekeluargaan sungguh terasa
justru ketika proses katekese umat telah usai, umat sangat dekat dan saling menyapa satu dengan yang lain. Ada kegiatan yang dirancang oleh umat berkaitan
dengan solidaritas terhadap sesama yaitu merencanakan untuk menjenguk salah seorang umat yang sedang sakit.
89
Pengalaman mengisi katekese umat sangat berkesan bagi peneliti. Kesempatan tersebut sungguh bermanfaat dalam proses belajar peneliti untuk
menjadi seorang katekis yang harus siap dalam segala kemungkinan dan memiliki kemampuan lebih dalam pengetahuan. Peneliti terdorong untuk semakin
meningkatkan kemampuan diri. Dinamika yang tercipta antara peneliti dengan umat di lingkungan dapat menyentuh hati peneliti, sehingga muncul perasaan
syukur dan kepuasan batin tersendiri bagi peneliti. Tema dan tujuan dari pertemuan pertama dirasa telah tersampaikan
dengan baik kepada umat yang hadir berdasarkan pengamatan dari evaluator. Progam katekese umat juga dirasa mampu membantu umat untuk
mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi iman di tengah umat. Umat terlihat puas dengan pertemuan yang diadakan oleh peneliti. Kesempatan
menyaksikan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar terasa menarik dan mampu membantu mereka untuk mengembangkan iman.
Beberapa catatan khusus dan pesan di antaranya penyampaian materi yang dibawakan oleh peneliti dapat semakin dikembangkan dengan bahasa-bahasa
yang sederhana dan mudah diterima oleh umat sesuai dengan kehidupan sehari- hari. Katekese dengan menggunakan video atau film sangatlah menarik untuk
digunakan. Umat mengungkapkan ketertarikannya pada proses katekese umat dengan memanfaatkan media tersebut karena memudahkan mereka untuk
memaknai pengalaman hidup serta proses mengamati bagian video merupakan langkah yang menyenangkan.
90
b. Pertemuan Kedua : “Pendidikan bagi Anak dan Remaja”
Pelaksanaan progam katekese umat yang kedua telah dilaksanakan pada hari Selasa, 09 Agustus 2016 bersama dengan umat di Lingkungan Santo Ignatius
Loyola Cokrodiningratan pukul setengah lima sore 16.30 sampai dengan pukul setengah tujuh malam 18.30 waktu Indonesia Barat. Kegiatan dilaksanakan di
Balai Dusun Cokrodiningratan Yogyakarta dengan dihadiri oleh dua puluh tujuh 27 peserta.
Sebagai pemimpin katekese umat, peneliti merasa memeroleh pengalaman yang sungguh luar biasa untuk membawakan sebuah proses katekese
seperti kesempatan pertama. Hal yang berbeda dari pelaksanaan kedua ini adalah kesiapan mental dan materi yang peneliti bawakan. Peneliti mulai dapat percaya
diri untuk membawakan materi kepada umat. Peneliti dapat belajar dari kekurangan yang terjadi di kesempatan yang pertama untuk diperbaiki pada
pelaksanaan progam yang kedua. Berdasarkan hasil evaluasi dari petugas evaluator, sikap pemimpin terlihat tenang dan lebih siap dalam membawakan
materi serta selalu ramah memberikan senyuman kepada para umat. Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu LCD-Proyektor,
speaker, laptop, wireles, serta pengeras suara. Pemanfaatan media audio-visual berupa materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dapat diterapkan
secara baik sesuai dengan harapan. Persiapan sebelum pelaksanaan sangat dibutuhkan untuk menghindarkan kemungkinan hal-hal tak terduga yang terjadi
selama proses berlangsung. Menurut petugas evaluator sarana dan materi telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dipersiapkan dengan baik oleh peneliti. Koordinasi dengan ketua lingkungan mengenai sarana yang digunakan telah dipersiapkan dengan baik.
Proses katekese yang berlangsung tidak diawali dengan nyanyian seperti yang direncanakan, tetapi langsung dibuka dengan doa pembukaan. Pemimpin
katekese mengantar umat untuk memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pertemuan ini dengan menghubungkan hal-hal sederhana yang
terjadi di sekitar kehidupan umat dan menangkap peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan dan mengajak umat untuk tanya jawab secara sederhana. Situasi
dan kondisi umat dalam keadaan siap dan antusias untuk mengikuti kegiatan, sikap saling menghargai dan kekeluargaan sungguh terasa di antara mereka.
Setelah umat mendapat pengantar singkat, pemimpin mengajak umat untuk menyaksikan tayangan video Penyejuk Imani Katolik koleksi nomer 97
berjudul “Melayani Orang Muda dan Lansia” serta memberi arahan untuk memberikan perhatian pada bagian video yang dianggap menarik, menggetarkan
hati, memunculkan kerinduan, mengingatkan umat pada pengalaman pribadi, dan nilai-nilai yang terkandung.
Umat memerhatikan dengan sungguh-sungguh tayangan tersebut dan memberikan respons yang beragam melalui sharing bersama. Sharing justru
muncul berhubungan dengan pergulatan hidup umat sendiri akan imannya. Seorang umat mengajukan pernyataan bahwa ia sulit untuk membangun hidup
rohani yang baik, meskipun telah dewasa. Kemudian ia mengajukan pertanyaan kepada pemimpin akan solusi untuk dapat membantu ia dalam perubahan
92
hidupnya. Pemimpin menghantar seluruh umat untuk memerhatikan pertanyaan yang diajukan oleh salah satu umat tersebut dan menanyakan kepada mereka
untuk memberikan solusi berdasarkan pengalaman hidup masing-masing ketika menghadapi kekeringan dalam hidup rohani dan beranjak bangkit untuk berubah.
Umat aktif untuk menjawab solusi yang dapat dilakukan jika mengalami kekeringan hidup rohani, sehingga komunikasi umat sungguh tercipta dari proses
sharing ini. Setelah menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan umat dan
mencoba mengolah bersama dengan sesama umat beriman, umat diajak untuk mendalami pengalaman tersebut dalam terang sabda Tuhan dengan salah satu
bacaaan dari injil Markus 10: 13-16. Umat diajak menemukan sendiri makna dan hubungan yang ada dari injil tersebut dengan pergulatan hidup umat sendiri.
Pemimpin katekese memberikan kesimpulan dari jawaban umat. Seluruh proses katekese umat ditutup dengan doa umat bersama dengan
memberikan waktu bagi mereka berdoa secara bergilir dalam waktu yang terbuka dan ditutup doa bapa kami. Proses katekese umat selesai dilaksanakan dan
dilanjutkan snack bersama serta pengumuman lingkungan. Tema dan tujuan pertemuan katekese umat dirasa telah tersampaikan
dengan baik berdasarkan hasil pengamatan evaluator terlihat dari antusias dan sharing umat yang sangat mendalam tentang tema dan arah dari tujuan pertemuan.
Progam katekese dalam pertemuan kedua ini mampu memfasilitasi komunikasi iman di tengah umat. Katekese semacam ini merupakan hal yang menarik dan
93
mampu membuat umat tersentuh untuk berproses dalam pendewasaan imannya dan membawa penyegaran pada umat, sehingga tidak bosan dengan katekese biasa
yang dianggap monoton dan kurang menarik. Catatan khusus dan pesan yang diungkapkan oleh petugas evaluator atas
proses katekese umat yang terjadi pada pertemuan kedua lebih kepada tempat dan situasi pelaksanaan yang terjadi di balai dusun. Bersamaan dengan kegiatan
katekese umat dilaksanakan berdekatan dengan kegiatan lomba-lomba dalam memperingati kemerdekaan Indonesia, sehingga suasana terasa bising dan
mengganggu konsentrasi. Meskipun terjadi hambatan dari luar, umat tetap memberikan perhatian yang positif. Sarana wireless membantu peneliti sebagai
pemimpin katekese untuk berbicara dengan jelas.
2. Hasil Wawancara dengan Narasumber terkait dengan Evaluasi Progam