Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
pengetahuan tentang sesuatu hal. Dari sini cukup jelas bahwa untuk mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi.
Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya terpenting
merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh. Secara prinsipial para konstruktivis menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari
seseorang kepada yang lain. Tidak ada kemungkinan mentransfer pengetahuan karena setia orang membangun pengetahuan pada dirinya
sendiri von Glasersfeld, 1982; Bettencourt, 1989; Suparno, 2013. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut
Suparno 1997 dalam Trianto 2012:75, antara lain: 1
pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2
tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, 3
mengajar adalah membantu siswa belajar, 4
tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir,
5 kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6 guru sebagai fasilitator.
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti
sendiri dari yang mereka pelajari. Dalam proses itu siswa menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang mereka pelajari dengan
kerangka berpikir yang telah mereka punyai Betterncourt, 1989; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Shymansky, 1992; Watss Pope, 1989 dalam Suparno, 2013. Siswa sendirilah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Sangat
jelas bahwa tanpa keaktifan kognitif yang sungguh-sungguh, siswa tidak akan berhasil dalam proses belajar mereka. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan siswa kesempatan untuk menentukan dan menerapkan ide-ide mereka
sendiri, dan membelajarkan siswa dengan dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjatnya
Slavin, 1994 dalam Trianto, 2012.