pelaksanaannya yaitu kebosanan siswa dalam pembelajaran dan manajemen waktu yang masih kurang baik.
Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiari, dkk dengan penelitian ini adalah dalam hal menerapkan Pendidikan
Matematika Realistik, selain itu juga dalam hal menggunakan model penelitian tindakan kelas, dan yang terakhir menggunakan subjek
penelitian kelas V SD. Selain memiliki persamaan, penelitian yang dilakukan Setiari, dkk memiliki perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada
objek penelitian.
Objek penelitian
Setiari adalah
kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan sedangkan penelitian ini objek
penelitiannya adalah keaktifan pembelajaran dan prestasi belajar
menentukan jaring-jaring kubus dan balok.
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari kelas I- VI di Sekolah Dasar SD dengan jam pertemuan yang relatif lama dibandingkan
mata pelajaran yang lainnya. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat siswa memperoleh prestasi yang memuaskan dalam mata pelajaran matematika. Banyak
siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan sehingga berpengaruh terhadap kedisiplinan dan prestasi belajar
mereka. Berdasarkan pengisian kuesioner sebelum diadakan penelitian diperoleh hasil 46,1 siswa dari 26 siswa yang tergolong dalam kriteria minimal cukup
disiplin. Dokumentasi lain yang diperoleh peneliti dari guru kelas pada nilai siswa tahun sebelumnya diperoleh data bahwa siswa yang mencapai KKM pada materi
bangun ruang adalah 42,8. Selain itu minimnya penggunaan media pada saat pembelajaran juga berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Berkaca dari permasalahan di atas, peneliti memutuskan untuk menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika. Pendidikan
Matematika Realistik PMR adalah suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk mata pelajaran matematika. Pembelajaran harus dimulai dari
sesuatu yang riil sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa dalam
proses rekontruksi ide dan konsep matematika. Pendekatan PMRI juga memiliki 5 karakteristik yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil
konstruksi peserta didik, interaktivitas dan keterkaitan. Kelima karakterstik tersebut dapat digunakan sebagai dasar yang dapat meningkatkan kedisiplinan dan
prestasi belajar siswa. Melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI khususnya
pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana, diharapkan siswa akan lebih mudah membangun pengetahuannya
sendiri dengan menggunakan contoh benda-benda yang ada di sekitarnya. Siswa tidak hanya membangun pengetahuannya sendiri namun juga diharapkan dengan
pendekatan PMRI siswa akan menjadi lebih disiplin karena pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI dikemas dengan lebih menarik. Siswa akan
belajar melalui pengalamannya sendiri dan bukan sekedar menghafal. Siswa juga akan dapat bertukar masalah maupun informasi dengan teman-temannya. Siswa
akan aktif bertanya mengenai hal yang belum dipahami kepada guru dan teman sehingga akan memunculkan pengetahuan baru yang sebelumnya belum diketahui
oleh siswa. Melalui kegiatan-kegiatan itu siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna. Oleh karena itu dengan pendekatan PMRI diharapkan
kedisiplinan dan prestasi belajar siswa akan semakin meningkat.
D. Hipotesis Tindakan