Karakteristik PMRI Kajian Pustaka 1. Kedisiplinan

masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Suryanto 2010: 6 mengungkapkan bahwa Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI adalah Realistic Mathematics Education RME yang disesuaikan dengan kondisi dan budaya Indonesia. RME adalah Pendidikan Matematika yang berdasarkan paham matematika sebagai kegiatan manusia. Pendekatan yang menekankan untuk membawa matamatika pada pengajaran bermakna dengan mengaitkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat realistik. Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran Matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari- hari Wijaya, 2012: 20.

b. Karakteristik PMRI

Menurut Treffers dalam Wijaya 2012: 21-23 PMRI memiliki lima karakteristik. Kelima karakteristik tersebut, yaitu: 1. Penggunaan konteks Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika proses belajar melibatkan masalah realistik atau dilaksanakan dalam dan dengan suatu konteks Wijaya, 2012: 31. Konteks dalam PMRI ditujukan untuk membangun ataupun menemukan kembali suatu konsep matematisasi melalui proses matematisasi. Proses matematisasi diartikan sebagai proses mematematikakan suatu konteks, yaitu proses menerjemahkan suatu konteks menjadi konsep matematika Wijaya, 2012: 32. Bentuk dari konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran peserta didik Wijaya, 2012: 21. Menurut Treffers dan Goffree dalam Wijaya 2012: 32 menunjukkan bahwa konteks memiliki beberapa fungsi dan peranan penting, yaitu: a. Pembentukkan konsep concept forming. Pembentukan konsep memiliki fungsi utama dalam Pendidikan Matematika Realistik yaitu memberikan siswa suatu akses yang alami dan motivatif menuju konsep matematika. Pembentukan konsep harus dikemas dalam suatu kemasan yang bermakna sehingga konsep matematika tersebut dapat dibangun atau ditemukan kembali oleh siswa secara alami. b. Pengembangan model model forming. Dalam pengembangan model, konteks berperan dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan berbagai strategi untuk menemukan atau membangun konsep matematika. c. Penerapan applicability. Pada bagian penerapan, konteks berperan untuk menunjukkan bagaimana suatu konsep matematika ada di realita dan digunakan dalam kehidupan manusia. d. Melatih kemampuan khusus specific abilities dalam suatu situasi terapan. Melatih kemampuan khusus dalam situasi terapan dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi, generalisasi, dan pemodelan. Konteks harus memunculkan proses matematisasi dan mendukung pengembangan pemahaman konseptual peserta didik dan kemampuan untuk mentransfer pengetahuan ke situasi baru yang relevan Wijaya, 2012: 39. 2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif Model adalah suatu bentuk representasi matematis dari suatu masalah Wijaya, 2012: 46. Model ini tidak bisa dilepaskan dari proses matematisasi. Matematisasi adalah suatu proses untuk mematematikakan suatu fenomena Wijaya, 2012: 40. 3. Pemanfaatan hasil konstruksi peserta didik Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika tidak diberikan kepada peserta didik sebagai suatu produk yang siap dipalai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh peserta didik maka dalam PMRI peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar Wijaya, 2012: 22. Peserta didik memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah. Hasil konstruksi peserta didik selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. 4. Interaktivitas Proses belajar peserta didik menjadi lebih singkat dan bermakna pada saat peserta didik saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Manfaat dari interaksi dalam pembelajaran matematika yaitu mengambangkan kemampuan kognitif dan afektif peserta didik secara simultan Wijaya, 2012: 23. Interaksi memungkinkan peserta didik untuk melakukan refleksi yang pada akhirnya akan mendorong mereka memperoleh pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya Suryadi, 2007: 178. 5. Keterkaitan Salah satu karakter dari RME dalam kaitannya dengan matematika adalah matematika tidak dipandang sebagai bahan ajar yang terpisah- pisah Suryadi, 2007: 178. Konsep-konsep dalam matematika saling terkait. Melalui keterkaitan, satu pembelajaran matematika diharapkan dapat mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan Wijaya, 2012: 23. Menurut Diba, dkk. 2009 Pendidikan Matematika Realistik PMR adalah suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk mata pelajaran matematika. Pembelajaran harus dimulai dari sesuatu yang riil sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa dalam proses rekontruksi ide dan konsep matematika. Dari beberapa pengertian menurut beberapa ahli di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan di mana pendekatan tersebut menekankan untuk membawa matematika pada pengajaran yang sifatnya realistik dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

c. Teori Konstruktivisme Vygotsky

Dokumen yang terkait

Implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang dengan pendekatan PMRI Kelas IV SD Kanisius Totogan Sleman.

0 0 2

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar kelas V SDK Condongcatur Sleman dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana melalui pendekatan PMRI.

0 2 2

Meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Totogan menggunakan pendekatan PMRI.

0 3 210

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman.

0 1 383

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Peningkatan kedisiplinan prestasi belajar materi bangun ruang melalui pendekatan PMRI bagi siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur Sleman

0 0 313

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 234

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS CONDONGCATUR MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL TAHUN AJARAN 20122013

0 1 345

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman - USD Repository

0 2 381

MENINGKATKAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

0 2 208