Teori Konstruktivisme Vygotsky Kajian Pustaka 1. Kedisiplinan

matematika. Dari beberapa pengertian menurut beberapa ahli di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan di mana pendekatan tersebut menekankan untuk membawa matematika pada pengajaran yang sifatnya realistik dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

c. Teori Konstruktivisme Vygotsky

Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup Suyono dan Hariyanto, 2012: 105. Teori konstruktivisme adalah salah satu dari banyak teori belajar yang telah didesain dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Menurut pandangan dari konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari subjek belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengamalan fisik, dan lain-lain Sardiman, 2008: 36. Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran. Lingkungan sekitar siswa meliputi orang-orang, kebudayaan, termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut. Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan sosial dalam pembentukan pengetahuan yang menurut beliau, bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara evisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung supportive, dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu, guru atau orang dewasa. Menurut Ratumanan 2004: 45-47 menguraikan 4 prinsip kunci teori Konstruktivisme oleh Vygotsky: 1 Penekanan pada hakekat sosiokultural belajar. Vygotsky menekankan pentingnya peranan lingkungan kebudayaan dan interaksi sosial dalam perkembangan sifat-sifat dan tipe-tipe manusia. Siswa sebaiknya belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Menurut Vygotsky fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya. 2 Daerah Perkembangan Terdekat Zone of Proximal Development= ZPD. Vygotsky yakin bahwa belajar terjadi jika anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih berada dalam daerah perkembangan proksimal mereka. Daerah proksimal adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini, artinya bahwa daerah ini adalah daerah antara tingkat perkembangan sesungguhnya aktual dan tingkat perkembangan potensial anak. Tingkat perkembangan aktual adalah pemfungsian intelektual individu saat ini dan kemampuan untuk mempelajari sesuatu dengan kemampuannya sendiri kemampuan memecahkan masalah secara mandiri, sedang tingkat perkembangan potensial anak adalah kondisi yang dapat dicapai oleh seseorang individu dengan bantuan orang dewasa atau melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih mampu. 3 Pemagangan kognitif. Vygotsky menekankan bahwa pemagangan kognitif mengacu pada proses di mana seseorang yang sedang belajar tahap demi tahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan pakar. Pakar yang dimaksud adalah orang menguasai permasalahan yang dipelajari, jadi dapat berupa orang dewasa atau teman sebaya. 4 Perancahan Scaffolding. Perancahan scaffolding mengacu kepada pemberian sejumlah bantuan oleh teman sebaya atau orang dewasa yang berkompeten kepada anak. Menurut Slavin Ratumanan, 2004:47 scaffolding berarti memberikan kepada anak sejumlah besar dukungan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar setelah ia mampu melakukan tugas tersebut secara mandiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu 1 siswa mencapai keberhasilan dengan baik, 2 siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, 3 siswa gagal dalam meraih keberhasilan. Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai keberhasilan. Keterkaitan pendekatan PMRI dengan teori konstruktivisme Vygotsky adalah baik pendekatan PMRI maupun teori konstruktivisme Vygotsky memiliki persamaan menekankan untuk membawa pembelajaran matamatika pada pengajaran bermakna dengan mengaitkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat realistik, sehingga dengan pengajaran yang bermakna siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui pengalaman yang mereka peroleh. Selain itu, pendekatan PMRI menekankan pembelajaran berdasarkan masalah sehari-hari dan lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan teori konstruktivisme Vygotsky yang menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa orang-orang, kebudayaan, termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penulis mendapatkan dua buah penelitian sebelumya yang dianggap relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Berikut ini adalah uraian penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Eka Novarina dan Eka Sri Nuryani dengan judul “Pendidikan Matematika Realistik Indonesia sub-bab Membandingkan Pecahan pada Kelas III SD

Dokumen yang terkait

Implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang dengan pendekatan PMRI Kelas IV SD Kanisius Totogan Sleman.

0 0 2

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar kelas V SDK Condongcatur Sleman dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana melalui pendekatan PMRI.

0 2 2

Meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Totogan menggunakan pendekatan PMRI.

0 3 210

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman.

0 1 383

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Peningkatan kedisiplinan prestasi belajar materi bangun ruang melalui pendekatan PMRI bagi siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur Sleman

0 0 313

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI - USD Repository

0 4 234

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS CONDONGCATUR MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL TAHUN AJARAN 20122013

0 1 345

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman - USD Repository

0 2 381

MENINGKATKAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

0 2 208