menyediakan bimbingan dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mendukung peserta didik memperoleh pengetahuannya. Guru dapat memfasilitasi
anak untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman sebayanya. Pembelajaran kolaboratif akan lebih bermakna dari pada kompetitif, sehingga akan mengurangi
persaingan antar peserta didik. Penerapan pembelajaran kooperatif
Cooperative Learning
dapat memudahkan peserta didik dalam menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit
top down process
. Oleh karena itu, guru harus melibatkan peserta didik dalam pengalaman belajar yang dapat
memunculkan pengetahuan awal kemudian mendorong terjadinya kerja sama untuk menyimpulkan masalah dan meningkatkan pengetahuannya.
3. Kurikulum
Kurikulum dapat dijadikan salah satu acuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Hidayat 2013 mengungkapkan bahwa Kurikulum
merupakan salah satu instrumental
input
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Pengertian Kurikulum menurut Hidayat, hampir sama dengan yang termuat dalam Permendikbud 2014 bahwa
Kurikulum merupakan bagian yang penting dalam pendidikan yang memberikan sumbangan dalam mewujudkan proses berkembangnya kualitas dan potensi dari
peserta didik. Kurikulum dibuat sebagai pedoman untuk memudahkan guru dalam memilah-milah materi dan proses pembelajaran guna mencapai tujuan tertentu.
Pendapat senada diungkapkan oleh Mulyasa 2006, yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan terkait dengan
tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan cara yang akan digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut. Kurikulum berisi rencana dan peraturan dalam pendidikan, sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003. Pendapat
yang sama juga diungkapkan oleh Sanjaya 2008 yang mengungkapkan bahwa Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan guru sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Berbeda dengan para ahli di atas, menurut Arifin 2011 kurikulum adalah
segala kegiatan dan pengalaman yang mencakup kegiatan belajar seseorang serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian peserta didik,
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan ini didasarkan atas tanggung jawab sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pendapat
berbeda juga diungkapkan oleh Caswel dan Campbell dalam Hidayat, 2013 mereka mengungkapkan bahwa kurikulum lebih dianggap sebagai suatu
pengalaman atau sesuatu yang nyata, yang dibuat dan terjadi dalam proses pendidikan itu sendiri. Hampir sama dengan pendapat Caswel dan Campbell,
menurut Focus Mangunwijaya VII 2013 kurikulum adalah seluruh pengalaman yang akan direncanakan dan dialami oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran yang terjadi di lingkungannya. Paparan yang telah diungkapkan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah direncanakan secara
matang oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan acuan dalam kegiatan belajar mengajar sampai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri, harus memperhatikan
aspek perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan jika kurikulum dapat berkembang sesuai tuntutan zaman. Perkembangan dan
perubahan kurikulum pada prinsipnya karena pendidikan bertujuan menyiapkan peserta didik agar dapat bersaing sesuai keadaan zaman. Menurut Fadillah: 2014
perkembangan kurikulum menjadi solusi terhadap persoalan yang dihadapi bangsa, karena berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan sangat tergantung pada
kurikulum yang berlaku.
4. Perkembangan Kurikulum di Indonesia