Terdapat sebesar 17,6 persen petani yang menerapkan pola tanam monokultur tidak menjual hasil pertaniannya. Hal ini disebabkan oleh hasil
pertaniannya hanya cukup untuk dikonsumsi sehari-hari saja dikarenakan luasan lahan pertanian yang relatif lebih sempit jika dibandingkan dengan luas sawah
yang ada di Kampung Ciharashas. Sementara itu bagi petani yang memutuskan untuk menjual sebagian besar hasil pertaniannya disebabkan oleh tuntutan hidup
agar terus dapat menghasilkan pendapatan. Bagi petani yang menerapkan pola tanam campurtumpang sari, sebagian
besar dari hasil pertanian tersebut akan dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari dan selanjutnya dipergunakan sebagai biaya untuk penanaman selanjutnya.
Sebesar 58,8 persen yang menerapkan pola tanam campurtumpang sari memutuskan untuk menjual hasil pertaniannya. Penjualan hasil pertanian biasanya
dilakukan sendiri oleh petani di pasar setempat, pada Hari Sabtu atau Minggu Tabel 22..
Tabel 22. Keputusan Penjualan Komoditas Hasil Pertanian Masyarakat Tani Kampung Cibeureum Batas, 2009
Penjualan Komoditas Pertanian
Pola tanam Jumlah
Monokultur Campur
F F
Ya 2
11,8 10
58,8 12
Tidak 3
17,6
3
Lainnya 2
Total 17
5.4. Hubungan Perubahan Struktur Agraria terhadap Perubahan Struktur Sosial Masyarakat Tani
5.4.1. Kampung Ciharashas
Sebagai wujud aktivitas menjual lahan pertanian yang dilakukan oleh petani pemilik, mengakibatkan terjadinya perubahan luas pemilikan lahan
pertanian yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan struktur sosial masyarakat tani, dari petani pemilik menjadi petani penggarap. Aktivitas menjual
lahan pertanian ini semakin menambah jumlah petani tunakisma di Kampung Ciharashas. Sementara itu bagi petani yang mengalami peningkatan struktur sosial
dari sektor non-pertanian pedagang sayuran berubah menjadi petani pemilik sebagai akibat aktivitas membeli lahan pertanian milik orang lain. Dengan kata
lain, dapat disimpulkan bahwa aktivitas jual-beli lahan pertanian akan
mengakibatkan terjadinya perubahan struktur agraria dalam hal pemilikan lahan pertanian dan selanjutnya akan menyumbang pada perubahan struktur sosial bagi
petani pemilik Tabel 23.
Tabel 23. Perubahan Struktur Sosial Masyarakat Tani Ditinjau dari Perubahan Luas Pemilikan Lahan Pertanian Ciharashas , 2009
Perubahan Pemilikan
Lahan pertanian
Perubahan Stuktur Sosial Masyarakat Tani Total
PM ke PG Tidak
berubah Non-
pertanian ke PM
PM ke PM- PG
Tunakisma 10
10 Menurun
5 5
Tetap 5
2 7
Meningkat 1
1
Total 5
15 1
2 23
Keterangan: PM
: Petani pemilik PG
: Petani penggarap PM-PG : Petani pemilik-penggarap
Terjadinya perubahan struktur sosial dari petani pemilik menjadi petani pemilik-penggarap sesungguhnya menggambarkan bahwa terjadi peningkatan
penguasaan efektif lahan melalui penggarapan lahan pertanian milik PT. PW, sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam hal luasan lahan garapan.
Akan tetapi peningkatan luas penguasaan lahan pertanian tersebut tidak menjadi jaminan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, karena lahan tersebut
nantinya akan dialihfungsikan ke sektor non-pertanian, sehingga ke depannya berpotensi untuk memunculkan masalah sosial bagi kelangsungan hidup petani
akibat “ketiadaan” penguasaan lahan pertanian. Pada umumnya, luas penguasaan lahan pertanian masyarakat tani Kampung Ciharashas “tidak berubah banyak”,
hal ini dilatarbelakangi oleh struktur sosial masyarakat tani Kampung Ciharashas pada umumnya merupakan petani penggarap yang menguasai lahan pertanian
milik PT. PW dengan kategori sempit, yaitu dari 0,01-0,49 hektar Tabel 24. Akan tetapi, pada Kampung Ciharashas pada umumnya tidak mengalami
perubahan dalam hal pola pemanfaatan lahan pertanian. Masyarakat tani Kampung Ciharashas tetap bertahan untuk menanam padi. Hal ini disebabkan
oleh campur tangan dari pihak majikan, yang dalam hal ini ialah PT. PW dan petani kaya yang bertempat tinggal di luar Mulyaharja. Majikan mengharuskan
untuk menanam padi, agar proses pembagian bagi hasil mudah dilakukan Tabel 25.
Tabel 24. Perubahan Struktur Sosial Masyarakat Tani Ditinjau dari Perubahan Luas Penguasaan Lahan Pertanian Ciharashas, 2009
Perubahan penguasaan
luas lahan pertanian
Perubahan Struktur Sosial Masyarakat tani Total
PM ke PG Tidak
berubah Non-
pertanian ke PM
PM ke PM- PG
Menurun 1
1 2
Tetap 4
13 1
18 Meningkat
1 1
1 3
Total 5
15 1
2 23
Keterangan: PM
: Petani pemilik PG
: Petani penggarap PM-PG : Petani pemilik-penggarap
Tabel 25. Perubahan Struktur Sosial Masyarakat Tani Ditinjau dari Perubahan Pemanfaatan Lahan Pertanian Ciharashas, 2009
Perubahan pemanfaatan
lahan pertanian
Perubahan Struktur Sosial Masyarakat Tani Total
PM ke PG Tidak
berubah Non-
pertanian ke PM
PM ke PM- PG
Tetap 5
13 1
1 20
Berubah 2
1 3
Total 5
15 1
2 23
Keterangan: PM
: Petani pemilik PG
: Petani penggarap PM-PG : Petani pemilik-penggarap
5.4.2. Kampung Cibeureum Batas