ekonomi; yang mendorong motivasi untuk berubah. 3 Investasi pihak swasta; yang menawarkan membeli tanah dan tidak jarang disertai dengan paksaan dan
“iming-iming” pekerjaan. 4 Intervensi pemerintah; yang berusaha mengikuti RTRW yang telah ada, dan 5 proses pengadaan tanah; yang lebih mendahulukan
pihak yang lebih “dominan”.
2.2. Kerangka Pemikiran
Fenomena konversi lahan pertanian mengakibatkan terjadinya perubahan struktur agraria pada lahan pertanian Sihaloho, 2004. Sehingga bagi masyarakat
tani yang kehilangan lahan garapannya cenderung untuk mengalihkan mata pencaharian ke sektor non-pertanian. Di sisi lain, konversi lahan pertanian juga
menyumbang terjadinya perubahan struktur agraria pada lahan yang menjadi sisa konversi tersebut. Diduga bahwa perubahan struktur agraria pada lahan sisa
konversi tersebut berkaitan erat dengan perubahan struktur sosial masyarakat tani. Terjadinya perubahan struktur agraria dalam hal pemilikan, penguasaan
dan pemanfaatan lahan pertanian sesungguhnya menggambarkan masih ada sebagian masyarakat tani yang bertahan di sektor pertanian. Ketahanan
persistence masyarakat tani ini diduga berhubungan erat dengan kondisi sosial dan ekonomi yang ada di lingkungannya. Seperti rendahnya pendidikan yang
dimiliki, serta kurangnya keterampilanskill pada sektor non-pertanian. Sementara itu, usaha yang dilakukan oleh masyarakat tani untuk tetap bertahan diduga
berkaitan erat dengan mata pencaharian ganda yang dilakukan, strategi yang dilakukan dalam bertani serta peminjaman alat dan biaya produksi Gambar 2.
2.3. Definisi Konseptual Sejumlah definisi konseptual yang menjadi pegangan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.
Konversi lahan adalah adanya peristiwa alih fungsi lahan di luar kegiatan pertanian baik sebagian, maupun keseluruhan. Dalam hal ini, alih fungsi lahan
yang dimaksud ialah pembangunan kompleks perumahan. 2.
Struktur agraria adalah pola hubungan berbagai pihak yang terkait terhadap sumber-sumber agraria yang mencakup hubungan sosial dan teknis agraria,
Konversi lahan pertanian
Perubahan struktur agraria pada lahan
pertanian Sihaloho, 2004
X1 Perubahan struktur
agraria pada lahan sisa konversi pertanian
Masyarakat tani kehilangan lahan
garapan Beralih kepada
sektor non- pertanian
Masih ada sebagian masyarakat tani yang
“bertahan” di sektor pertanian Strategi
“bertahan” Y1
Perubahan struktur sosial masyarakat tani
Sosial Ekonomi
Keterangan: :Mempengaruhi
Alasan “bertahan”
serta berkaitan erat dengan pola pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan pertanian.
3. Ketahanan masyarakat tani adalah kemampuan masyarakat tani untuk
mengatasi tekanan, guncangan dan perubahan yang terkait dengan lingkungannya untuk kembali pada situasi yang normal.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
2.4. Definisi Operasional