Konversi lahan pertanian
Perubahan struktur agraria pada lahan
pertanian Sihaloho, 2004
X1 Perubahan struktur
agraria pada lahan sisa konversi pertanian
Masyarakat tani kehilangan lahan
garapan Beralih kepada
sektor non- pertanian
Masih ada sebagian masyarakat tani yang
“bertahan” di sektor pertanian Strategi
“bertahan” Y1
Perubahan struktur sosial masyarakat tani
Sosial Ekonomi
Keterangan: :Mempengaruhi
Alasan “bertahan”
serta berkaitan erat dengan pola pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan pertanian.
3. Ketahanan masyarakat tani adalah kemampuan masyarakat tani untuk
mengatasi tekanan, guncangan dan perubahan yang terkait dengan lingkungannya untuk kembali pada situasi yang normal.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
2.4. Definisi Operasional
Pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada perumusan penjabaran masing-masing variabel tersebut secara operasional.
Variabel-variabel tersebut adalah: 1
Perubahan struktur sosial masyarakat tani Y ialah perubahan struktur sosial yang dialami oleh masyarakat tani berkaitan dengan perubahan pemilikan,
penguasaan dan pemanfaatan lahan pertanian pada lahan sisa konversi pertanian, dengan indikator:
a. Buruh tanitunakisma mutlak ialah petani yang tidak memiliki lahan dan
tidak memiliki penguasaan efektif terhadap lahan pertanian yang diusahakan.
b. Petani penggarappenyewa dan penyakap murni ialah petani yang
memiliki penguasaan efektif terhadap lahan yang dimiliki oleh pihak lain. c.
Petani pemilikpemilik penggarap murni dan pemilik bukan penggarap ialah petani yang memiliki lahan pertanian dengan atau tanpa memiliki
status hukum lahan pertanian. d.
Petani pemilik-penggarappemilik penyewa danatau pemilik penyakap ialah petani yang memiliki lahan pertanian sekaligus memiliki penguasaan
efektif terhadap lahan yang dimiliki oleh orang lain. 2
Perubahan luas lahan yang dimilki X1 ialah besar kisaran perubahan luas lahan pertanian yang dimiliki oleh rumahtangga tani dalam satuan hektar dari
periode bertani sejak awal hingga 2009, dengan indikator: a.
Tunakisma : 0 hektar
b. Sempit
: 0,01-0,49 hektar c.
Sedang : 0,5-0,99 hektar
d. Luas
: 1 hektar 3
Perubahan luas penguasaan lahan pertanian X2 ialah
perubahan penguasaan lahan pertanian secara efektif dalam satuan hektar dari periode bertani sejak
awal hingga 2009, dengan indikator: a.
Sempit : 0,01-0,49 hektar b.
Sedang : 0,5-0,99 hektar c.
Luas : 1 hektar 4
Perubahan pemanfaatan lahan pertanian X3 ialah perubahan pola tanam yang diterapkan oleh masyarakat tani, dengan indikator:
a. Monokultur ialah penerapan pola tanam dengan satu jenis tanaman pada
satu lahan. b.
Campursistem tumpang sari ialah penerapan pola tanam dengan berbagai jenis tanaman pada satu lahan berdasarkan musim.
2.5. Hipotesa Penelitian