menyemprot hama tanaman. Hama bodas
22
misalnya, disemprot dengan air tajin atau  air  nasi,  atau  tumbukan  daun  kipayet  yang  kemudian  ekstraknya  dicampur
dengan air. Daun ini rasanya sangat pahit, lebih pahit dari daun pepaya. Sehingga diharapkan  nantinya  hama  dapat  teratasi.  Terkadang  usaha  ini  berhasil,  tapi
terkadang  juga  tidak.  Tergantung  kepada  intensitas  hama  dan  tingkat  keparahan kondisi  tanaman  yang  terserang  hama.  Berbagai  cara  atau  strategi  yang
ditampilkan  oleh  masyarakat  tani  Cibeureum  Batas  menggambarkan  bahwa betapa pentingnya untuk terus dapat menghasilkan pendapatan di jalan  pertanian
guna menyambung hidup keluarga.
7.2. Bermata Pencaharian Ganda
Apabila  meninjau  seberapa  besar  pengusahaan  lahan  pertanian  dapat memenuhi  kesejahteraan  keluarga,  ternyata  mayoritas  petani,  baik  pemilik,
penggarap maupun buruh tani belum dapat memenuhi kebutuhan rumahtangganya sehari-hari  jika  hanya  mengandalkan  dari  sektor  pertanian.  Penghasilan  dari
bertani hanya cukup untuk biaya makan saja. Sementara untuk biaya pendidikan, modal penanaman kembali, belanja sehari-hari, dan lain-lain biasanya didapat dari
penghasilan diluar bertani. Meskipun tidak banyak, namun setidaknya penghasilan tersebut  dapat  membantu  petani  untuk  memenuhi  kebutuhannya.  Hal  ini  sesuai
dengan pernyataan Bapak R petani penggarap: “kalo  ditanya  apa  untungnya  jadi  petani,  kayaknya  mah  ga  ada
neng.  Kalo  lagi  untung  ya  untung,  kalo  lagi  rugi  ya  rugi.  Gak nanggung-nanggung lagi. Dari tani cuma pas-pasan buat makan.”
Pekerjaan  yang  biasa  digeluti  oleh  masyarakat  tani  di  kedua  kampung tersebut  ialah  sebagai  pedagang,  buruh  tani,  kuli  bangunan,  maupun  bekerja  di
home  industry pembuatan  sandal  dan  sepatu.  Kegiatan  berdagang,  biasanya
dilakukan  pada  hari  minggu.  Kedua  hari  tersebut  efektif  dipergunakan  untuk berdagang  karena  merupakan  hari  libur  sehingga  tidak  mengganggu  jadwal
bertani  dan  konsumen  akan  lebih  ramai  jika  dibandingkan  dengan  hari  lainnya.
22
Hama  bodas  merupakan  salah  satu  bentuk  hama  yang  sering  melanda  tanaman  padi masyarakat.  Daun  padi  menjadi  putih  dan  habis  dimakan  oleh  ulat,  sehingga  bisa  menyebabkan
gagal panen.
Barang  yang  diperdagangakan  biasanya  merupakan  hasil  kebun  maupun  hasil pertanian  ketika  menanam  palawija  seperti  talas,  jagung,  kacang-kacangan  dan
pisang. Selain  berdagang,  petani  biasanya  juga  merangkap  sebagai  buruh  tani  di
lahan  pertanian  milik  orang  lain.  Biasanya  hasil  dari  berburuh  tersebut  akan digunakan  untuk  membeli  pupuk.  Ini  merupakan  cara  termudah  untuk  dapat
memenuhi  kebutuhannya.  Petani  tinggal  menanyakan  kepada  tetangga  taninya apakah memerlukan tenaga buruh. Jika iya, maka mereka sanggup melakukannya.
Selama  seminggu  berburuh,  biasanya  petani  sudah  bisa  membeli  pupuk  dan keperluan  lainnya.  Hal  ini  seperti  yang  diungkapkan  oleh  Bapak  AM  petani
pemilik: “  Pas  lagi  kurang  pupuk,  saya  biasanya  buruh  Neng.  Lumayan,
sehari  bisa  dapet  Rp.  25.000,00.  Seminggu  jadi  buruh,  udah  bisa beli  pupuk.  Terus  bisa  nambah-nambahain  buat  uang  jajan  anak.
Pan anak kecil gak mau tau kita lagi punya uang apa gak . ”
Bekerja  sebagai  buruh  bangunan  juga  sering  dilakukan  untuk menghasilkan  pendapatan  tambahan.  Akan  tetapi  petani  kerap  tidak  menyukai
pekerjaan  ini.  Selain  karena  tenaganya  lebih  banyak  terkuras  jika  dibandingkan dengan  bertani,  gaji  yang  diperoleh  juga  bersifat  harian,  sehingga  tingkat
kepastian pekerjaan susah ditentukan. Hal ini seperti pernyataan Bapak L petani pemilik:
“ saya bisanya hanya tani sama sandal. Kerja di bangunan pernah nyoba, tapi ga betah saya.”
Masyarakat  tani  dikedua  kampung  tersebut  banyak juga  yang  menggeluti home industry
pembuatan sandal dan sepatu. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan bagi  petani  yang  memiliki  keterampilan  dan  biasanya  dikerjakan  ketika  waktu
senggang bertani. Pembuatannya dilakukan di rumah masing-masing dengan anak dan istrinya. Setelah selesai dibuat, maka langsung diantarkan ke salah satu pasar
yang  ada  di  Bogor.  Mereka  biasanya  sudah  memilki  toko  langganan  masing- masing untuk meletakkan barang dagangannya.
Keuntungan  dari  usaha  ini  memang  memakan  waktu  yang  lama  dan bergantung  kepada  banyaknya  barang  yang  laku  terjual.  Jika  sedang  laku,  maka
bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 600.000,00. Akan tetapi ketika pasaran sepi, maka keuntungan yang diperoleh hanya sebesar Rp. 200.000,00. Ada kalanya juga
usaha  mereka  mogok,  sehingga  terkadang  tidak  bisa  menghasilkan  pendapatan. Hal  ini  disebabkan  oleh  tingkat  persaingan  yang  tinggi  diantara  para  pembuat
sandal lainnya serta kesulitan untuk  memprediksikan selera konsumen yang cepat berubah,  sehingga  kadang-kadang  barang  dagangan  tidak  habis  terjual.  Di  sini,
tingkat kreativitas dituntut agar dapat meraih perhatian konsumen. Upaya  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  tani  dalam  memenuhi
kebutuhannya  tersebut  menggambarkan  bahwa  sektor  pertanian  belum sepenuhnya  menjanjikan.  Petani  harus  kembali  “memutar  otak”  dan  “memeras
keringat”  kembali  untuk  memperoleh  penghasilan  tambahan  guna  memenuhi kebutuhan  hidup  keluarga.  Dengan  kata  lain,  menjadi  seorang  petani  tidak  ada
untung dan ruginya, semuanya serba pas-pasan.
7.3. Pinjam Meminjam Modal Produksi Pertanian