3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampung Ciharashas dan Cibeureum Batas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor dengan
memfokuskan pada daerah yang menjadi “sisa” konversi lahan pertanian ke non- pertanian. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive karena
masih menyisakan lahan pertanian terluas dan merepresentasikan dua kasus yang berbeda. Pada Kampung Ciharashas, mayoritas lahan pertaniannya telah dimiliki
oleh pihak swasta. Sementara itu pada Kampung Cibeureum Batas, mayoritas lahan pertaniannya masih dimiliki oleh masyarakat setempat.
Peneliti bermaksud untuk melihat alasan masih bertahannya masyarakat tani di sektor pertanian serta
strategi bertahan yang dilakukan masyarakat tani di kedua kawasan tersebut. Penelitian dari proses penjajagan lapangan, menentukan informan,
pelaksanaan penelitian hingga proses penulisan laporan penelitian dilaksanakan mulai Bulan Maret-Agustus 2009. Dalam pengambilan data peneliti tinggal
bersama tineliti objek penelitian di lapangan dalam jangka waktu lebih kurang satu bulan lamanya. Proses ini dilakukan peneliti untuk dapat mengetahui bagaimana
kondisi demografis lokasi penelitian dan dalam rangka membangun hubungan sosial yang dekat antara peneliti dengan tineliti.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi metodologi kombinasi beberapa metode
pengumpulan data, yaitu: wawancara mendalam indepth interview, observasi lapang dan penelusuran dokumen atau literatur. Hal ini dilakukan peneliti agar
dapat memperoleh kombinasi data yang akurat, sehingga dapat menjelaskan gejala sosial yang berkaitan dengan terjadinya konversi lahan pertanian menjadi non-
pertanian dan perubahan struktur agraria masyarakat yang terjadi pada lahan sisa konversi.
Wawancara mendalam dilakukan dengan informan yang dipilih secara purposive,
yaitu informan yang sesuai dan dianggap mampu menjelaskan berbagai realitas sosial yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Dalam proses
mendapatkan informan, peneliti akan melakukan wawancara mendalam dengan
tokoh masyarakat seperti pemuka agama, lurah dan lain sebagainya yang ada di kelurahan tersebut yang kemudian diteruskan dengan cara snowball efek bola
salju. Informan tersebut akan mentransfer informasi dengan cara menceritakan kembali gejala sosial yang terjadi di masyarakat ketika proses konversi lahan
pertanian terjadi. Selain melakukan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan
observasi berperanserta terbatas. Artinya, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan wawancara informal dan formal dengan berperanserta dalam beberapa
kegiatan tineliti, seperti ngarambet. Ini merupakan kegiatan menggemburkan tanah sekaligus menghilangkan gulma pada permukaan tanah. Pengamatan ini
dilakukan agar memudahkan peneliti dalam memahami kondisi di sekitar tineliti secara langsung mengenai keadaan masyarakat setempat, merasakan, dan melihat
beragam fenomenaperistiwa yang diharapkan dapat diperoleh pemaknaan yang sama antara peneliti dan tineliti.
Pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif melalui teknik penggunaan instrumen kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Responden
diperoleh melalui metode pemilihan sampel secara simple random sampling yang berasal dari dua wilayah yang merepresentasikan dua kasus berbeda. Total
responden yang diambil pada kedua kampung tersebut berjumlah 40 KK. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
penelitian diperoleh dari informan dan responden. Data yang bersumber dari informan meliputi data mengenai bentuk atau pola-pola adaptasi yang dibangun
oleh masyarakat tani pada lahan sisa konversi pertanian. Data yang bersumber dari responden adalah gambaran perubahan struktur agraria berdasarkan kepemilikan,
penguasaan dan pemanfaatan lahan rumahtangga petani. Data sekunder penelitian diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis baik yang berupa tulisan ilmiah
ataupun dokumen laporan yang diterbitkan oleh kelurahan setempat.
3.4. Teknik Analisis Data