Kesadaran Masyarakat Tani terhadap Nilai Kontinuitas Lahan Pertanian

6.2.2. Kesadaran Masyarakat Tani terhadap Nilai Kontinuitas Lahan Pertanian

Berbagai upaya dilakukan oleh para biong agar dapat menghasilkan pendapatan, diantaranya ialah membujuk masyarakat tani agar menjual lahan pertaniannya. Jika pihak petani menolak, maka biong akan “memutar otak” untuk menemukan cara agar petani menjual lahan miliknya. Salah satunya ialah dengan menyebarkan isu bahwa lahan pertanian yang ada di sekeliling lahan miliknya telah dibeli oleh pihak PT. PW dan akan segera di buldoser, sehingga petani terpaksa harus menjualnya. Isu lain yang dikembangkan ialah dengan mengatakan kepada petani bahwa jika lahan pertanian tidak segera dijual, maka harga di masa mendatang akan lebih murah. Bagi petani yang sedang membutuhkan uang karena kebutuhan hidup yang mendesak, maka akan langsung terpengaruh dan pada akhirnya menjual lahan pertanian miliknya. Umumnya para biong memanfaatkan kesulitan yang dihadapi petani agar bersedia menjual lahannya. Akan tetapi bagi petani tidak mudah percaya, tidak akan menjual lahan miliknya. Melihat hal tersebut, maka para biong akan kembali datang di lain hari untuk kembali berusaha mendapatkan lahan. Pesangon yang didapat oleh para biong bergantung kepada luas lahan yang diperoleh untuk dijual. Semakin luas lahan yang didapat, maka semakin besar pendapatannya. Selain menggunakan tipu daya, biong juga membujuk petani dengan jumlah uang yang sangat besar, yang diperoleh ketika menjual lahan petanian miliknya. Masyarakat tani Kampung Cibeureum Batas pada umumnya menyadari bahwa lahan seluas 500 m 2 lebih bermakna daripada uang Rp. 50 juta sebagai hasil menjual lahan 19 . Berapapun jumlahnya, uang akan segera habis. Akan tetapi lahan, berapapun luasnya tidak akan pernah “habis” jika terus dimanfaatkan. Karena hal itulah banyak masyarakat tani Kampung Cibeureum Batas yang menolak untuk menjual lahan pertanian miliknya. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa pada umumnya masyarakat tani Kampung Cibeureum Batas menyadari bahwa lahan mempunyai kontinuitas yang 19 Harga lahan pertanian di Kelurahan Mulyaharja pada saat ini berkisar Rp. 100.000,00 per meter. Maka jika mereka memiliki lahan seluas 500 m 2 , maka akan mendapatkan uang Rp50 juta ketika memutuskan untuk menjual lahannya. lebih jelas untuk menyambung hidup daripada uang dalam jumlah yang besar dari hasil menjual lahan. Selain dapat memenuhi kebutuhan rumahtangga sehari-hari, lahan dapat dijadikan sebagai jaminan masa depan bagi anak dan cucu. Pola inilah yang kerap ditemukan pada masyarakat tani Kampung Cibeureum batas. Seperti yang terangkup dalam pernyataan Bapak S petani pemilik: “ uang itu cepet habis. Kalo lahan asalkan digarap terus, gak bakalan pernah habis. Makanya saya gak mau jual. Bisa-bisa nanti anak istri saya gak makan. Informan. ”

6.3. Ringkasan