4.3.3. Pendidikan
Terdapat keberagaman tingkat pendidikan peternak responden. Hal ini dapat berpengaruh terhadap tingkat penyerapan teknologi baru dan ilmu
pengetahuan. Sebagian besar peternak responden mencapai tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA yaitu sebanyak sembilan orang atau 30 persen.
Selain itu peternak responden yang menempuh pendidikan hingga Sarjana S1 27 persen, tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama
SMP 13 persen, tingkat pendidikan Sarjana S2 dan tidak tamat sekolah 7 persen, dan tingkat pendidikan D2 3 persen. Sebaran tingkat pendidikan
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden orang
Persentase Tidak Sekolah
2 7
SD 4
13 SMP
4 13
SMA 9
30 D2
1 3
Sarjana S1 8
27 Sarjana S2
2 7
Total 30
100
4.3.4. Jenis dan Jumlah Kepemilikan Sapi Laktasi
Jenis sapi perah yang dikembangkan dan diusahan oleh para peternak di Kawasan Usaha peternakan KUNAK adalah jenis sapi perah FH Fries
Hollands murni maupun turunannya. Jenis sapi ini berasal dari Belanda. Produksi
susu rata-rata jenis sapi FH adalah 4.500-5.500 liter per satu masa laktasi.
Menurut hasil penelitian, produksi susu sapi rata-rata milik responden adalah 9,73 liter per hari.
Tabel 4.9 menggambarkan karateristik responden berdasarkan jumlah kepemilikan sapi laktasi. Berdasarkan Tabel 4.9, sembilan orang responden
memiliki jumlah sapi laktasi 2 sampai 6 ekor atau sekitar 30 persen lalu sembilan orang responden memiliki jumlah sapi laktasi 7 sampai 11 ekor atau sekitar 30
persen. Untuk kepemilikan sapi laktasi tertinggi adalah lebih dari 36 ekor yaitu sekitar dua responden.
Tabel 4.9 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Sapi Laktasi
Jumlah Kepemilikan Sapi Laktasi ekor
Jumlah Responden orang Persentase
2-6 9
30 7-11
9 30
12-16 3
10 17-21
2 7
22-26 3
10 27-31
1 3
32-36 1
3 36
2 7
Total 30
100
4.3.5. Pemeliharaan Ternak dan Pemberian Pakan
Pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh para peternak di kawasan KUNAK meliputi pemerahan, pemberian pakan, dan pembersihan kandang.
Kegiatan pemerahan dilakukan oleh para peternak dua kali dalam sehari, dengan perbandingan rata-rata waktu pemerahan 12:12, misalnya pemerahan pertama
dilakukan di pagi hari pada pukul 05.00 pagi lalu pemerahan kedua dilakukan pada pukul 17.00 sore. Hal ini untuk menjaga kualitas dan kuantitas susu yang
dihasilkan oleh sapi. Kegiatan pembersihan kandang dan memandikan sapi dilakukan oleh para peternak sebelum melakukan pemerahan. Hal ini dilakukan
untuk menjaga kualitas susu agar terhindar dari kotoran dan bibit penyakit. Kegiatan pemberian pakan dilakukan dua hingga tiga kali dalam sehari.
Pakan ternak yang diberikan peternak terdiri dari pakan hijauan, pakan konsentrat, dan ampas tahu. Pakan hijauan yang diberikan oleh para peternak adalah berupa
rumput gajah Penniseum purpureum. Rumput untuk pakan ternak di dapat dari hasil mengarit di lahan sendiri maupun dari luar lahan sendiri, misalnya lahan
rumput di daerah sekitar kawasan KUNAK. Walaupun setiap peternak sudah memiliki lahan hijauan sendiri yang cukup luas, namun peternak masih
mengalami kesulitan untuk mencari pakan hijauan. Hal ini dikarenakan semakin tingginya tingkat persaingan di antara peternak yang berada di dalam kawasan
KUNAK maupun peternak yang berada di luar kawasan KUNAK. Keterbatasan pakan hijauan tersebut menyebabkan peternak harus membeli pakan hijauan
dengan harga rata-rata Rp. 100 hingga Rp. 200 per kilogram. Pemberian pakan hijauan rata-rata untuk satu ekor sapi laktasi adalah 35,7 kg per hari.
Pakan konsentrat yang diberikan adalah jenis pakan yang dibeli oleh para peternak di koperasi. Harga beli pakan yang dibeli di koperasi bervariasi, yaitu
dengan kisaran harga Rp. 1600 hingga Rp. 3600 per kilogram. Pemberian pakan konsentrat dilakukan dua kali dalam sehari, dengan rata-rata untuk satu ekor sapi
adalah 5,9 kilogram per hari. Pemberian pakan konsentrat dilakukan dengan cara mencampurkan pakan tersebut dengan ampas tahu. Pemberian ampas tahu
dilakukan dua kali dalam sehari, dengan jumlah rata-rata untuk satu ekor sapi
adalah 11,5 kilogram per hari. Harga untuk ampas tahu juga bervariasi, yaitu dengan kisaran harga Rp. 300 hingga Rp.500 per kilogram.
Kendala yang dihadapi oleh para peternak selain terbatasnya pakan hijauan yaitu harga pakan konsentrat yang mahal. Hal ini dirasa sangat merugikan
bagi para peternak karena harga pakan ternak per kilogram bisa melebihi harga penjualan susu. Selain harga pakan yang tinggi, masalah lain yang dihadapi para
peternak adalah harga jual susu yang rendah. Dalam penelitian ini, dengan total responden sebanyak 30 peternak harga jual susu rata-rata yang diterima oleh para
peternak yaitu Rp. 2.987,43 per liter susu.
4.3.6. Tenaga Kerja