lokal, dalam hal ini peternak, guna meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Dampak kebijakan pemerintah terhadap input, output dan input-output akan
dijelaskan dalam subbab berikut ini.
5.1.3.1. Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Input
Kebijakan pemerintah terhadap harga input dari usahaternak yang dijalankan dapat berupa penetapan pajak ataupun subsidi. Bentuk kebijakan
pemerintah seperti subsidi atau hambatan perdagangan penetapan tarif ataupun non tarif diterapkan dengan harapan agar produsen dapat memanfaatkan
sumberdaya secara optimal dan dapat melindungi produsen dalam negeri. Dampak kebijakan terhadap input dapat dijelaskan melalui nilai Transfer Input IT,
Koefisien Proteksi Input Nominal NPCI dan Transfer Faktor TF.
a. Transfer Input IT
Nilai transfer input merupakan selisih dari harga privat input tradable dengan harga sosialnya. Transfer input IT yang bernilai positif menjelaskan
bahwa adanya kebijakan subsidi negatif atau pajak pada unsur input tradable yang akan mengurangi tingkat keuntungan produsen atau dengan kata lain produsen
tidak mendapatkan insentif dari kebijakan tersebut. Sebaliknya, jika transfer input bernilai negatif menunjukkan adanya kebijakan subsidi pada input akan
mengakibatkan biaya yang dikeluarkan untuk input pada tingkat harga privat menjadi lebih rendah dibandingkan pada tingkat harga sosial. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kebijakan subsidi pada input tradable akan menguntungkan produsen lokal.
Dalam penelitian ini, nilai transfer input pada ketiga skala usaha bernilai positif. Pada usahaternak skala kecil nilai transfer input sebesar 32,25, pada
usahaternak skala menengah memiliki nilai transfer input sebesar 11,68, dan 71,99 untuk usahaternak skala besar. TI yang bernilai positif berarti bahwa
kebijakan pemerintah pada input tradable merugikan produsen sebesar Rp, 32,25 per liter susu usahaternak skala kecil, Rp. 11,68 per liter susu usahaternak
skala menengah, dan Rp. 71,99 per liter susu usahaternak skala besar. Hal ini terjadi karena adanya pajak atas input tradable sehingga harga input tradable
yang diterima peternak pada harga privat menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga sosialnya tanpa adanya distorsi pasar pajak. Oleh karena itu
terdapat transfer pendapatan dari peternak kepada produsen input tradable sebesar Rp. 32,25 perliter susu usahaternak skala kecil, Rp. 11,68 per liter susu
usahaternak skala menengah, dan Rp. 71,99 per liter susu usahaternak skala besar.
Harga input tradable seperti pakan ternak, terutama konsentrat yang bahan bakunya sebagian besar diimpor dari luar negeri memiliki nilai yang lebih
tinggi pada harga privat. Hal ini dikarenakan struktur pasar dari pengusaha pakan ternak yang cenderung oligopoli sehingga mereka dapat menentukan harga pakan
lebih tinggi di tingkat privat dibandingkan dengan harga sosial. Selain itu, harga obat-obatan di tingkat harga privat juga memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga sosialnya. Hal ini terjadi karena adanya pencabutan kebijakan pemerintah mengenai subsidi obat-obatan sejak tahun 2000.
b. Koefisien Proteksi Input Nominal NPCI