Bobot dan Prioritas Evaluasi Kinerja Petani Keseluruhan

sama sebesar 0,200. Hal ini dikarenakan sistem pembayaran yang dilakukan oleh setiap petani akar wangi cenderung sama yaitu dengan cash and carry. Namun tidak semua petani memiliki kemampuan menanggung biaya sebelum akar wangi dibayar oleh penyuling, dari 6 petani terdapat 2 petani yang tidak mampu menanggung biaya tunggu karena adanya keterbatasan modal. Bobot dan prioritas petani akar wangi berdasarkan kriteria sistem pembayaran dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Bobot dan prioritas petani berdasarkan kriteria sistem pembayaran No Petani Bobot Prioritas 1 Petani 1 0,200 1 2 Petani 2 0,200 1 3 Petani 3 0,200 1 4 Petani 6 0,200 1 5 Petani 4 0,100 2 6 Petani 5 0,100 2

4.3.6 Bobot dan Prioritas Evaluasi Kinerja Petani Keseluruhan

Berdasarkan perhitungan menggunakan metode perbandingan berpasangan untuk evaluasi kinerja petani pada setiap kriteria diatas, dilakukan pengolahan secara vertikal untuk mendapatkan alternatif petani yang memiliki kinerja terbaik pada keseluruhan kriteria beserta bobotnya. Berikut bobot dan prioritas kinerja petani akar wangi dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Bobot dan prioritas kinerja petani akar wangi No Petani Bobot Prioritas 1 Petani 3 0,330 1 2 Petani 6 0,206 2 3 Petani 1 0,204 3 4 Petani 2 0,114 4 5 Petani 4 0,086 5 6 Petani 5 0,060 6 Berdasarkan Tabel di atas, petani yang memiliki kinerja terbaik pada semua kriteria yaitu kriteria kualitas, harga, sejarah kinerja, pelayan, pengiriman, dan sistem pembayaran adalah Petani 3 dengan bobot sebesar 0,330. Petani 3 merupakan petani yang berasal dari Kecamatan Bayongbong. Faktor yang menyebabkan Petani 3 memiliki kinerja terbaik adalah Petani 3 memiliki pengalaman dan kemampuan melakukan budidaya dengan baik sehingga kualitas akar wangi yang dihasilkan juga bagus. Pembinaan yang diberikan penyuling juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kinerja petani. Selain itu, Petani 3 telah mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pemasok utama akar wangi bagi salah satu penyuling terbaik di Kecamatan Bayongbong, sehingga kualitas dan kuantitas akar wangi yang dihasilkannya sangat diperhatikan. Kemitraan yang terjalin dalam jangka panjang menyebabkan adanya kesepakatan harga, kuantitas pengiriman, waktu pengiriman, dan sistem pembayaran yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu penyuling dan petani 3 sebagai pemasoknya. Selain itu, lokasi penanaman akar wangi juga menjadi salah satu faktor bagusnya kualitas akar wangi yang dihasilkan, karena Kecamatan Bayongbong merupakan wilayah yang memiliki tanah berpasir atau tanah lempung yang sangat cocok bagi budidaya akar wangi. Hasil pengolahan data secara vertikal dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.4. Pengukuran Kinerja Penyuling Minyak Akar Wangi dengan DEA 4.4.1 Analisis Nilai Efisiensi Penyuling Minyak Akar Wangi Tahun 2010 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laela 2011 untuk mengetahui indikator kinerja rantai pasokan pada komoditas akar wangi, didapatkan indikator kinerja rantai pasokan beserta bobotnya masing-masing yang terdiri dari kinerja pengiriman 0,489, pemenuhan pesanan sempurna 0,511, waktu tunggu pemenuhan pesanan 1,000, biaya total rantai pasokan 0,167, dan siklus cash to cash 0,500. Gambar 10 menunjukkan cara kerja pada DEA. Variabel Input Variabel Output 1.Waktu tunggu pemenuhan pesanan 2.Biaya total rantai pasokan 3.Siklus cash to cash Decision Making Units DMU 1. Kinerja Pengiriman 2. Pemenuhan Pesanan Gambar 10. Alur cara kerja pengolahan data pada DEA Pengukuran kinerja penyuling minyak akar wangi dilakukan untuk membandingkan kinerja antara penyuling yang tidak efisien dengan penyuling yang efisien. Dalam pengukuran kinerja penyuling dapat diketahui penyuling mana saja yang harus ditingkatkan kinerjanya. Penyuling yang diukur kinerjanya yaitu penyuling yang mendapatkan pasokan akar wangi dari petani yang telah dievaluasi kinerjanya berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan petani. Tabel 19 menunjukkan daftar nilai input pengukuran kinerja penyuling, sedangkan Tabel 20 menunjukkan rekapitulasi nilai output pengukuran kinerja penyuling pada tahun 2010. Tabel 19. Rekapitulasi Nilai Input Pengukuran Kinerja Penyuling Tahun 2010 No Indikator Penyuling 1 Penyuling 2 Penyuling 3 Penyuling 4 Penyuling 5 Penyuling 6 1 Waktu tunggu pemenuhan pesanan hari 10 11 12 11 10 10 2 Biaya rantai pasokan Rpkg 775.546 945.111 664.015 859.180 795.848 938.233 3 Siklus cash to cash hari 9 12 13 12 11 10 Tabel 20. Rekapitulasi Nilai Output Pengukuran Kinerja Penyuling Tahun 2010 No Indikat or Penyulin g 1 Penyulin g 2 Penyulin g 3 Penyulin g 4 Penyulin g 5 Penyulin g 6 1 Kinerja pengiri man 95 80 95 70 90 90 2 Pemenu han pesanan 95 100 90 80 90 95 Waktu tunggu pemenuhan pesanan selama 10 hari pada penyuling 1, 5, dan 6 yang disebabkan penyuling telah mampu memenuhi target pengumpulan minyak akar wangi dengan lebih cepat, sesuai dengan yang diinginkan eksportir. Pengiriman minyak akar wangi dilakukan ketika minyak hasil sulingan telah terkumpul sekitar 50-60 kg. Jika cuaca sedang bagus, yaitu musim kemarau rendemen minyak akan lebih banyak, sehingga minyak dapat terkumpul dengan lebih cepat, dan setelah 7 hari sudah dapat dikirim ke eksportir. Rendahnya biaya total rantai pasokan penyuling 3 yaitu sebesar Rp 664.015, disebabkan penggunaan input oleh setiap penyuling berbeda-beda, seperti jumlah bahan baku, jenis bahan bakar, juga kualitas akar wangi yang digunakan. Selain itu, harga dari input yang digunakan mempengaruhi biaya pokok penjualan yang secara langsung mempengaruhi biaya total rantai pasokan. Tingginya biaya rantai pasokan disebabkan penggunaan harga input yang lebih tinggi, jumlah output yang lebih sedikit, dan rantai pasokan yang panjang. Adanya musim penghujan menyebabkan kualitas akar wangi menjadi rendah, dan berakibat terhadap rendemen minyaknya yang rendah pula. Lokasi perkebunan akar wangi yang jauh dari tempat penyulingan juga menambah biaya transportasi sehingga meningkatkan biaya rantai pasokan. Siklus cash to cash yang semakin pendek karena penyuling membayarkan hasil panen ke petani lebih cepat yaitu selama 9-10 hari. Tingginya kinerja pengiriman sebesar 95 persen, disebabkan oleh penyuling telah mengirimkan hasil sulingan minyak akar wanginya sesuai dengan yang ditetapkan eskportir. Walaupun begitu, terkadang eksportir pun tidak menetapkan batas waktu pengiriman dikarenakan kondisi penyulingan dan hasil produksi minyak akar wangi yang tidak menentu. Pemenuhan pesanan sebesar 100 persen dikarenakan hasil penyulingan minyak akar wangi telah terpenuhi dalam waktu dan jumlah yang sesuai dengan yang diinginkan eksportir. Banyaknya hasil penyulingan minyak akar wangi disebabkan keadaan cuaca yang baik dan pemeliharaan tanaman akar wangi yang sesuai dengan standar, sehingga kualitas akar wangi akan bagus dan meningkatkan hasil rendemen. Selain itu, adapula faktor lain berupa kuantitas minyak akar wangi yang telah ditetapkan oleh eksportir yang sebelumnya memberikan modal kepada penyuling, agar penyuling mampu mengirimkan minyak akar wangi dengan jumlah yang sesuai dengan keinginannya. Data yang dimasukkan ke dalam program merupakan rata-rata nilai dari masing-masing input dan output yang diperoleh pada tahun 2010. Tabel 21 menunjukkan hasil perhitungan kinerja penyuling minyak akar wangi Kabupaten Garut di tahun 2010. Tabel 21. Kinerja Penyuling Minyak Akar Wangi pada 2010 dalam persen No Penyuling Efisiensi 1 Penyuling 1 100,00 2 Penyuling 2 95,69 3 Penyuling 3 100,00 4 Penyuling 4 76,56 5 Penyuling 5 94,74 6 Penyuling 6 100,00 Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi kinerja pada tahun 2010 di atas ini dapat diketahui bahwa terdapat tiga penyuling minyak akar wangi yang kinerjanya tidak efisien yang tidak menunjukkan nilai 100 persen yaitu penyuling 2 sebesar 95,69 persen, penyuling 4 sebesar 76,56 persen, dan penyuling 5 sebesar 94,74 persen. Efisiensi penyuling 4 hanya sebesar 76,56 persen. Rendahnya kinerja penyuling 4 ini dipengaruhi oleh kurangnya kontrol penyuling terhadap proses penyulingan dimana terkadang suhu terlalu tinggi yang menyebabkan minyak gosong. Selain itu, ketel untuk penyulingan pernah meledak akibat tekanan yang terlalu tinggi, dan tutup ketel yang bocor. Good Manufacturing Process GMP yang belum diterapkan dalam pengolahan minyak akar wangi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan efisiensi kinerja belum maksimal. Berdasarkan analisis data yang dihasilkan dari perhitungan data envelopement analysis , agar dapat meningkatkan kinerja penyuling hingga 100 persen, maka penyuling melakukan peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan atau peningkatan nilai pada input. Gambar 11 menunjukkan grafik peningkatan potensi penyuling 4 di tahun 2010. Gambar 11. Grafik peningkatan potensi penyuling 4 tahun 2010 Penyuling 4 yang nilai efisiensinya paling rendah di tahun 2010, harus melakukan penurunan nilai input dan peningkatan nilai output untuk mencapai efisiensi 100 persen. Berdasarkan grafik potential improvement peningkatan potensi penyuling 4 dapat menurunkan siklus cash to cash sebesar 17 persen, dan meningkatkan pemenuhan pesanan 30 persen, juga kinerja pengiriman 49 persen. Dengan penurunan siklus cash to cash perputaran uang penyuling akan lebih cepat. Peningkatan pemenuhan pesanan akan meningkatkan kepuasan eksportir dan menciptakan kemitraan dalam jangka panjang. Selain itu, peningkatan kinerja pengiriman yang tepat waktu akan mempercepat pengiriman minyak akar wangi kepada eksportir dan mempercepat perputaran uang penyuling. Tabel 22 menunjukkan peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan nilai input pada penyuling 4 di tahun 2010. Tabel 22. Peningkatan output dan penurunanpeningkatan input penyuling minyak akar wangi 4 tahun 2010 Sebelum Peningkatan Sesudah Input Siklus cash to cash hari 12 -17,5 10 Biaya total rantai pasokan Rpkg 859.180 -0,71 853.101 Waktu tunggu pemenuhan hari 11 11 Output Pemenuhan pesanan 80 30,62 104,5 Kinerja pengiriman 70 49,29 104,5 Keterangan : - Penurunan Penyuling 4 menurunkan input yang meliputi siklus cash to cash diturunkan menjadi 10 hari. Hal yang dilakukan adalah penyuling mempercepat pengumpulan minyak akar wangi agar pengumpul minyak atau eksportir membayar hasil penyulingan minyak akar wangi dengan lebih cepat. Biaya total rantai pasokan turun menjadi Rp. 853.101kg yaitu dengan cara penyuling harus menekan jumlah input yang digunakan agar lebih sedikit seperti bahan bakar, juga lebih mengontrol proses penyulingan agar tidak terjadi kerusakan alat yang dapat menambah biaya kerusakan dan penurunan kualitas minyak yang dihasilkan. Penurunan kualitas minyak akan menurunkan harga jual minyak akar wangi tersebut. Peningkatan output yang terdiri dari, pemenuhan pesanan menjadi 104,5 persen, dan kinerja pengiriman hasil penyulingan menjadi 104,5 persen. Gambar 12 menunjukkan reference comparison anatara penyuling 4 dengan penyuling 1 pada tahun 2010. Grafik reference comparison menunjukkan bahwa perbandingan nilai anatara input dan output pada penyuling minyak akar wangi yang memiliki kinerja terendah dengan penyuling yang memiliki kinerja 100 persen. Gambar diatas menunjukkan reference comparison antara penyuling 4 dengan penyuling 1 pada satu tahun terakhir 2010. Gambar 12. Reference comparison antara penyuling 4 dengan penyuling 1 tahun 2010 dalam Pemilihan penyuling 1 sebagai pembanding adalah kinerja penyuling 1 lebih baik dibandingkan dengan penyuling lainnya, penyuling 1 memiliki banyak pengalaman dalam komoditas minyak akar wangi, dan penyuling 1 menunjukkan kinerja yang efisien. Grafik tersebut menunjukkan bahwa penyuling 1 mempunyai nilai input yang lebih rendah pada siklus cash to cash, biaya total rantai pasokan, dan waktu tunggu pemenuhan pesanan. Penyuling 1 juga bisa menghasilkan nilai output yang lebih besar, yaitu pemenuhan pesanan dan kinerja pengiriman. Hal yang dapat dilakukan penyuling 4 agar mempunyai kinerja yang efisien, salah satunya dengan meningkatkan pemenuhan kuantitas hasil penyulingan minyak akar wangi dan kinerja pengiriman yang tepat waktu sesuai dengan yang diinginkan eksportir. Peningkatan pemenuhan kuantitas ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1. Memilih tanaman akar wangi secara tepat, yaitu memperhatikan kualitasnya sebelum membeli akar wangi dari petani agar rendemen yang dihasilkan dapat menjadi lebih banyak. 2. Mengoptimalkan proses penyulingan, seperti mengontrol suhu dan tekanan secara rutin dan teratur ketika penyulingan berlangsung, agar minyak yang dihasilkan berkualitas baik dan tidak gosong. Peningkatan kinerja pengiriman pesanan tepat waktu dengan yang diinginkan eksportir dapat dilakukan dengan cara: 1. Memilih akar wangi yang berkualitas baik, agar rendemennya banyak sehingga dapat mengejar target jumlah minyak yang diinginkan eksportir untuk segera dikirim. 2. Melakukan kontrak tertulis dengan eksportir agar waktu pengiriman dapat disepakati dengan jelas oleh kedua belah pihak. Peningkatan kinerja penyuling minyak akar wangi akan meningkatkan kepuasan pembeli atau eksportir serta membangun hubungan kemitraan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, pengadaan minyak akar wangi yang berkualitas dan berkesinambungan dapat tercapai juga mutu minyak akar wangi yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi persyaratan mutu standar Internasional. Hal tersebut akan meningkatkan keunggulan bersaing minyak akar wangi di Indonesia.

4.4.2 Perbandingan Kinerja Petani dan Penyuling Minyak Akar Wangi