3.3 Komunitas mangrove 3.3.1 Analisis Kerapatan
Pengumpulan data komunitas mangrove di setiap stasiun dilakukan dengan menggunakan Transect Line Plots dengan ukuran transek 10 m x 10 m untuk
pohon dan 5 m x 5 m untuk anakan Bengen 2001. Posisi petak contoh untuk tiap stasiun sama dengan posisi stasiun pengambilan sampel serasah mangrove.
Tiap petak pengamatan diidentifikasi jenis mangrovenya, kemudian dihitung jumlah individunya untuk tiap kategori. Metoda ini memberi gambaran mengenai
struktur dan komposisi vegetasi mangrove yang terdapat dalam satu plot vegetasi English et al. 1994.
Penempatan stasiun dan sub-stasiun pengamatan disesuaikan dengan kondisi kawasan agar memberikan keterwakilan dari hutan mangrove tersebut. Profil
penempatan stasiun dan sub-stasiun untuk lokasi Tanjung Tiram ditampilkan pada Gambar 5 dan lokasi muara Sungai Landipo ditampilkan pada Gambar 6. Jarak
antara stasiun tiap lokasi adalah 200 meter dan jarak antara sub stasiun adalah 25 meter atau disesuaiakn dengan ketebalan hutan mangrove dari laut ke darat.
3.3.2 Pengukuran Produksi Serasah
Produksi serasah merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan organik dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dari proses
dekomposisi serasah di dalam tanah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari dalam menyokong
kehidupan berbagai organisme akuatik Zamroni dan Rohyani 2008.
Mengumpulkan guguran serasah dalam waktu tertentu litter-fall dengan menggunakan jaring perangkap serasah. Perangkap serasah terbuat dari jaring
halus dengan ukuran mata jaring 1.50 mm x 1.50 mm. Perangkap sarasah yang digunakan berukuran 100 cm x 100 cm Proctor 1983; Brown 1984. Tipe jaring
perangkap serasah ditampilkan pada Gambar 7.
Daratan Daratan
Perairan Tanjung Tiram
Daratan Daratan
TT1
TT2
TT3 TT1
TT2
TT3 TT 1
TT2
TT3
Sub-Stasiun Sub-Stasiun
Sub-Stasiun
Gambar 5 Stasiun pengambilan sampel lokasi Tanjung Tiram.
ML1 ML2
ML3
L
Sub-Stasiun 2
Muara Sungai Landipo
ML1 ML2
ML3
Sub-Stasiun 3
ML1 ML2
ML3
Sub-Stasiun 1
Gambar 6 Stasiun pengambilan sampel di sekitar Muara Landipo.
Serasah yang tertampung dalam litter-trap diambil atau dikumpulkan setiap 15 hari selama 6 bulan. Serasah yang sudah dikumpulkan kemudian dicuci
dengan air dan segera dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian dipisahkan berdasarkan setiap bagiannya antara daun, ranting, dan bungabuah. Serasah
tersebut ditimbang beratnya lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label, untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium. Di laboratorium, selain
dilakukan analisa unsur-unsur hara yang terkandung di dalam serasah juga dilakukan pengukuran berat kering serasah. Penentuan berat kering dilakukan
dengan mengeringkan sampel ke dalam oven pada suhu 70 C selama 4 hari atau
sampai berat sampel tersebut konstan, lalu ditimbang dengan timbangan berketelitian 0.05 gram.
3.3.3 Pengukuran Laju Dekomposisi Serasah
Penghitungan laju dekomposisi serasah dilakukan dengan meletakkan atau memasukkan serasah daun sebanyak 10 gram ke dalam kantong serasah litter-
bag sebanyak 15 kantong yang berukuran 20 cm x 30 cm yang terbuat dari nilon dengan mesh 2 mm. Selanjutnya kantong-kantong tersebut diikatkan pada akar
atau pangkal batang vegetasi mangrove agar tidak hanyut atau hilang terbawa arus pasang surut.
Gambar 7 Tipe perangkap serasah atau litter trap yang digunakan, dengan ukuran 1 meter x 1 meter.