Indeks Bagian Terbesar Aspek Biologi dan Pertumbuhan Ikan Belanak .1 Indeks Isi Lambung

lambung membantu menggiling selulosa tersebut agar mudah diserap oleh usus. Pasir bertindak sebagai “gigi” untuk memotong dan menggiling makanan membantu pencernaan. Untuk memudahkan pencernaan, lambung ikan belanak bermodifikasi menjadi alat penggiling, yang disebut gizzard, bagian pylorus dan lambung membesar menggelembung dan menebal akibat terjadi penebalan otot melingkarnya dan pada bagian epitelumnya sering terdapat lapisan yang mengeras seperti zat tanduk. Proses penggiligan makanan dalam gizz ard menggunakan pasir, sehingga gizzard benar benar berfungsi untuk menggerus makanan atau pencernaan secara fisik Affandi et al. 2009.

5.8.3 Pola Pertumbuhan

Berdasarkan hasil pengukuran dan anlisis hubungan panjang dan bobot ikan belanak pada dua lokasi yang berbeda muara Landipo dan Tanjung Tiram memperlihatkan pola pertumbuhan allometrik. yaitu perubahan sebagian kecil beberapa bagian tubuh ikan dan hanya bersifat sementara, misalnya perubahan yang berhubungan dengan kematangan gonad. Nilai b yang diperoleh dari hubungan panjang berat adalah kurang dari tiga. Hal ini menunjukan bahwa ikan belanak di perairn muara Landipo dan tanjung Tiram bersifat allometrik negatif. Nilai pola pertumbuhan ikan belanak di Muara Landipo masih lebih tinggi dari di tanjung Tiram, hal ini disebabkan k etersediaan detritus sebagai sumber makanan dan energi lebih banyak, karena tingkat kerapatannya yang lebih tinggi dengan jenis mangrove Rhizophora apiculata yang memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi. Perbedaan ini berhubungan dengan ketersediaan makanan di perairan tersebut yang dijadikan sumber energi oleh ikan belanak. Mengingat muara sungai Landipo merupakan perairan estuari, dimana e stuaria merupakan ekosistem perairan yang produktif dan dinamis. Effendie 1997 mengemukakan bahwa hubungan panjang berat menunjukkan pertumbuhan yang bersifat relatif artinya dapat berubah menurut wakt u. Apabila t erj adi perubahan terhadap lingkungan dan ketersediaan makanan diperkirakan nilai ini juga akan berubah. Hutan mangrove di Muara Landipo memberikan kontribusi besar terhadap detritus organik yang sangat penting sebagai sumber energi bagi ikan belanak.

5.8.4 Kontribusi Detritus terhadap FK dan GSI

Kontribusi detritus yang dihasilkan di hutan mangrove Muara Landipo dan Tanjung Tiram yang dijadikan sumber makanan untuk ikan belanak dapat di ketahui dengan menghitung persentase detritus pada isi lambung ikan. Kondisi lingkungan perairan, termasuk ketersediaan makanan akan memperlihatkan hubungan terhadap faktor kondisi ikan dan perkembangan gonad ikan. Secara umum, faktor kondisi ikan belanak rata rata tertinggi dijumpai di daerah Muara Landipo, yaitu sebesar 4.15 ± 1.08 dan nilai GSI sebesar 5.05 ± 0.97. Pada daerah Tanjung Tiram nilai faktor kondisi sebesar 1.69 ± 0.35 dan nilai GSI sebesar 4.37 ± 1.72. Tingginya nilai faktor kondisi dan gonad somatic indeks di Muara Landipo, mengindikasikan bahwa detritus di Muara Landipo berkontribusi secara kuantitatif maupun kualitatif terhadap factor kondisi dan GSI ikan belanak. Besarnya nilai Faktor kondisi dan GSI pada Muara Landipo berhubungan erat dengan ketesediaan makanan yang lebih banyak. Analisis proksimat, menunjukan tingginya kandungan protein, lemak dan karbohidrat detritus yang dimakan ikan belanak maupun pada daun bakau yang telah mengalami dekomposisi di Muara Landipo Lampiran 12. Kemungkinan lain disebabkan karena ikan belanak sedang mengalami pertumbuhan atau mengalami perkembangan gonad, sedang mengisi gonad dengan kantong telur sampai menjelang berpijah. Realitas ini menunjukkan bahwa ketersediaan makanan di perairan muara sungai Landipo lebih baik. Abowei et al. 2009 mengemukakan bahwa Faktor kondisi merupakan indeks pertumbuhan dan intensitas makan dan faktor kondisi akan menurun dengan peningkatan panjang dan juga mempengaruhi siklus reproduksi pada ikan. Dari sudut pandang gizi makanan, ada akumulasi pembangunan lemak dan gonad. Faktor kondisi pada daerah Tanjung Tiram lebih kecil disebabkan antara lain karena ketersediaan kualitas makanan detritus yang tidak mendukung. Kondisi lingkungan perairan di Tanjung