Pengukuran Laju Dekomposisi Serasah

Pengambilan sampel dan pengukuran laju dekomposisi dilakukan selang waktu 15 hari setelah perendaman yaitu hari ke 15, hari ke 30, hari ke 45, hari ke 60 dan hari ke 75. Penentuan waktu pengamatan ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan Nirwani 1999 yang menyatakan bahwa dekomposisi total untuk daun, yakni 60 – 75 hari. Brotonegoro dan Abdulkadir 1978 mengemukakan bahwa dekomposisi total diperoleh selama 75 hari perendaman serasah. Serasah yang tersisa dalam kantong dibersihkan dari lumpur yang masih melekat, selanjutnya dikeringkan lagi dalam oven pada suhu 70 o C selama 4 hari atau sampai berat sampel konstan. Nilai berat yang digunakan untuk mengetahui laju dekomposisi adalah bobot rata-rata.

3.3.4 Pengukuran detritus

Untuk mengetahui produksi detritus yang dihasilkan dari serasah mangrove, dilakukan dengan meletakkan atau memasukkan serasah daun sebanyak 10 gram ke dalam kantong serasah litter-bag yang berukuran 20 cm x 30 cm yang terbuat dari nilon dengan mesh 2 mm. Selanjutnya kantong-kantong tersebut dimasukkan lagi kedalam kantong plastik yang telah diberi lubang kecil pada beberapa bagian sehingga sisa hasil dekomposisi dalam kantong tidak akan keluar. Hal ini dilakukan agar memudahkan mengumpulkan detritus yang tertinggal dari hasil dekomposisi. Pengukuran detritus dilakukan dengan mengacu pada lamanya dekomposisi yang dialami daun mangrove. Sisa hasil dekomposisi dalam kantong selanjutnya dikumpulkan dan ditimbang berat keringnya untuk mengetahui jumlah detritus yang dihasilkan dari 10 gram berat kering serasah.

3.4 Kualitas air dan sedimen

Data kualitas air diperoleh dengan melakukan sampling di masing-masing stasiun pengamatan. Parameter kualitas air yang diukur di lapangan meliputi suhu, oksigen terlarut DO, bahan organik sedimen, pH dan salinitas. Kandungan nitrat dan fosfat serta bahan organik sedimen di analisis di laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan FPIK Universitas Haluoleo, Kendari. Semua contoh air yang diambil selanjutnya dimasukkan dan disimpan dalam cool box untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampel plankton dari kolom air dilakukan dengan bantuan ember 5 liter sebanyak 10 kali ulangan sehingga total air yang disaring sebanyak 50 liter. Untuk sampel fitoplankton disaring dengan menggunakan Planktonnet jaring plankton yang berbentuk kerucut dengan diameter 30 cm dan mata jaring 80 μm Ghobashy 2009. Hasil saringan dituangkan ke dalam botol contoh dan selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin yang telah disangga menjadi 4 dengan cara menambahkan 90 ml air sampel ke dalam 10 ml formalin Romimohtarto dan Juwana 2001. 3.5 Pengumpulan data ikan belanak Untuk mengumpulkan berbagai spesies ikan di lokasi penelitian digunakan gill net atau jaring insang monofilamen Gambar 8. Pengumpulan data untuk ikan dipertimbangkan berdasarkan perbedaan struktur vegetasi mangrove. Untuk memberi peluang yang sama pada berbagai ukuran ikan yang tertangkap, digunakan ukuran mata jaring yang bervariasi yaitu terdiri dari ukuran 0.50 inchi, 1.50 inchi, 2 inchi 1 inchi = 2.54 cm, panjang jaring 50 meter dan lebar 1.5 meter. Gambar 8 Tipe jaring insang gill net yang digunakan.