b Kelompok minor tumbuhan pantai Dalam kelompok ini tidak termasuk elemen yang mencolok dari tumbuh
– tumbuhan yang mungkin terdapat disekitar habitatnya dan yang jarang
berbentuk tegakan murni. c Kelompok asosiasi mangrove
Dalam komponen ini jarang ditemukan species yang tumbuh didalam komunitas mangrove yang sebenarnya dan kebanyakan sering ditemukan
dalam tumbuh – tumbuhan darat.
Komponen mayor dan minor spesies mangrove tumbuh dengan baik tanpa dipengaruhi oleh kadar garam air. Namun jika air terlalu asin maka pohon
mangrove tidak dapat tumbuh terlalu tinggi. Hal yang harus diperhatikan bahwa species mangrove dapat tumbuh lebih cepat pada air tawar daripada air yang
mengandung garam asin.
2.2.2 Manfaat dan fungsi hutan mangrove
Melana et al. 2000 mengemukakan bahwa fungsi hutan mangrove adalah:
1. Sebagai tempat hidup dan mencari makan berbagai jenis ikan, kepiting, udang dan tempat ikan-ikan melakukan proses reproduksi,
2. Menyuplai bahan makanan bagi spesies-spesies didaerah estuari yang hidup dibawahnya karena mangrove menghasilkan bahan organik,
3. sebagai pelindung lingkungan dengan melindungi erosi pantai dan ekosistemnya dari tsunami, gelombang, arus laut dan angin topan,
4. sebagai penghasil biomas organik dan penyerap polutan disekitar pantai dengan penyerapan dan penjerapan,
5. sebagai tempat rekreasi khususnya untuk pemandangan kehidupan burung dan satwa liar lainnya,
6. sebagai sumber bahan kayu untuk perumahan, kayu bakar, arang dan kayu perangkap ikan,
7. tempat penagkaran dan penangkapan bibit ikan, dan 8. sebagai bahan obat-obatan dan alcohol.
Bengen dan dutton 2004 mengemukakn bahwa hutan mangrove memiliki fungsi :
1. Peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari abrasi, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan, dan
2. Penghasil sejumlah detritus, terutama yang berasal dari daun dan dahan pohon mangrove yang rontok. Detritus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan bagi pemakan detritus, dan sebagian lagi diuraikan oleh bakteri menjadi mineral-mineral hara yang berperan dalam penyuburan perairan.
Mangrove banyak memberikan fungsi ekologis dan karena itulah mangrove menjadi salah satu produsen utama perikanan laut. Mangrove memproduksi
nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove kaya akan nutrien
baik nutrien organik maupun anorganik. Dengan rata-rata produksi primer yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang dan
lainnya. Mangrove menyediakan tempat perkembang-biakan dan pembesaran bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga biasa disebut “tidak ada
mangrove tidak ada udang” Macnae 1968.
Turner 1977 mengemukakan bahwa disamping fungsi hutan mangrove sebagai waste land juga berfungsi sebagai kesatuan fungsi dari ekosistem estuari
yang bersifat: Sebagai daerah yang menyediakan habitat untuk ikan dan udang muda serta biota air lainnya dalam suatu daerah dangkal yang kaya akan makanan
dengan predator yang sangat jarang. Sebagai tumbuhan halofita, mangrove merupakan pusat penghisapan zat-zat hara dari dalam tanah, memberikan bahan
organik pada ekosistem perairan. Merupakan proses yang penting dimana tumbuhan
menjadi seimbang
dengan tekanan
garam di
akar dan
mengeluarkannya. Hutan mangrove sebagai penghasil detritus atau bahan organik dalam jumlah yang besar dan bermanfaat bagi mikroba dan dapat langsung
dimakan oleh biota yang lebih tinggi tingkat. Pentingnya detritus food web sangat berguna dilingkungannya.
Mangrove memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan
mengrove kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik. Rata-rata produksi primer yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi
ikan, kerang dan lainnya. Nilai produktivitas primer hutan mangrove adalah 20 kali lebih besar dari pada produktivitas laut dalam dan 5 kali lebih besar pula
berbanding dengan kawasan perairan pantai Soeroyo 1988. Dalam tinjauan siklus biomassa, hutan mangrove memberikan masukan
unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawinpemijahan, dan lain-lain. Sumber
makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik detritus yang dihasilkan dari dekomposisi serasah
mangrove seperti daun, ranting dan bunga. Selama proses dekomposisi, serasah mangrove berangsur-angsur meningkat
kadar proteinnya dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme pemakan deposit seperti moluska, kepiting dang cacing polychaeta. Konsumen
primer ini menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua, biasanya didominasi oleh ikan-ikan buas berukuran kecil selanjutnya dimakan oleh juvenil ikan predator
besar yang membentuk konsumen tingkat tiga Singkatnya, hutan mangrove berperan penting dalam menyediakan habitat bagi aneka ragam jenis-jenis
komoditi penting perikanan baik dalam keseluruhan maupun sebagian dari siklus hidupnya.
Dari sudut fungsi ekologis dan ekonomi, mangrove tak ternilai harganya. Berbagai biota pesisir dan laut ikan, udang, kerang, dan lain-lain menjadikan
kawasan hutan mangrove sebagai daerah pemijahanbertelur spawning ground. Mangrove juga menjadi kawasan tempat berlindung nursery ground untuk tumbuh
dan berkembangnya berbagai biota. Dedaunan, ranting, dan bagian lainnya yang menjadi sampah dan jatuh ke air tidak sia-sia, bahkan menjadi unsur hara yang amat
menentukan produktivitas perikanan sebagai feeding ground.
Jaringan sistem akar memberikan banyak nutrien bagi larva dan juvenil ikan, juga menghidupkan komunitas invertebrata laut dan algae. Sebagai
gambaran tentang tingginya produktivitas habitat pantai berbakau ini, dikatakan bahwa satu sendok teh lumpur dari daerah bakau di pantai utara Queensland
Australia mengandung lebih dari 10 milyar bakteri, suatu densitas bakteri tertinggi di dunia.
Peran terpenting dari pohon mangrove adalah serasah daun yang jatuh ke dalam air. Serasah ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam
rantai makanan yang bisa mencapai 7 – 8 ton hatahun. Sumber kesuburan
di sekitar hutan mangrove tergantung pada serasahnya. Mangrove mempunyai nilai produksi bersih NPB, yakni biomassa 62.9
– 398.8 tonha, guguran serasah 5.8
– 25.8 tonhatahun, pada hutan tanaman mangrove umur 20 tahun. Besarnya nilai produksi primer pada hutan mangrove cukup berarti bagi
penggerak rantai pangan kehidupan jenis organisme akuatik di pesisir. Dalam satu kilometer bujur sangkar, hutan mangrove menyumbangkan kurang lebih
600 ton material tanaman setiap tahun ke dalam rantai makanan di perairan estuari.
Mengingat beberapa fungsi dan manfaat penting kawasan mengrove, perlu diterapkan serta digalakkan prinsip save it lindungi, study it pelajari, dan use it
manfaatkan. Untuk itu, diperlukan faktor-faktor pendukung agar pemanfaatan kawasan mangrove berjalan sesuai dengan tujuan pengelolaan mangrove yang lestari.
2.2.3 Produktivitas dan Serasah Mangrove