commit to user
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: A Deskripsi kondisi awal prasiklus, B Pelaksanaan tindakan siklus, C Hasil penelitian, dan D
Pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal Prasiklus
Pengamatan kondisi awal prasiklus dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan guru dan siswa serta pengamatan proses pembelajaran berbicara di kelas.
1. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada hari Sabtu, 12 Februari 2011. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan bapak Sri Kuncoro, A ma.Pd guru
kelas V dan beberapa siswa kelas V sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas V dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah
disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban lampiran 26. Setting wawancara bertempat di ruang kelas V pada waktu
istirahat pukul 09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran dan hasil keterampilan berbicara siswa yang pernah
diterapkan oleh guru pada waktu sebelumnya. Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai deskripsinya dapat
dilihat pada lampiran 2. Hasil wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi permasalahan dalam pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Pandak I
Sidoharjo Sragen. Menurut guru, pembelajaran berbicara masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa terhadap pelajaran berbicara dan
kurangnya usaha penerapan guru mengenai metode inovatif tentang pembelajaran berbicara, sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan berbicara siswa.
commit to user
65 Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa
siswa kelas V mengenai minat mereka terhadap pelajaran berbicara. Pelaksanaan wawancara kepada siswa dilakukan pada waktu istirahat kedua pukul 11.00 WIB di
ruang kelas V. Wawancara terhadap siswa dilakukan secara tidak terstruktur artinya tanpa mempersiapkan pedoman wawancara dan pertanyaan diberikan secara
langsung spontan sesuai kemampuan atau pemahaman peneliti. Siswa yang menjadi narasumber adalah Retno, Bashori, dan Mursid. Siswa tersebut menyatakan
kurang berminat terhadap pelajaran berbicara. Pada umumnya mereka menyatakan kurang suka mengikuti pembelajaran berbicara di kelas karena merasa takut, malu,
dan kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara lisan di depan kelas ketika dilihat oleh guru dan siswa lain. Mereka juga menyatakan kurang suka
dengan cara guru saat memberikan tugas berbicara kepada siswa, yaitu dengan meminta siswa tampil di depan kelas secara individu.
2. Pengamatan Proses Pembelajaran di Kelas
Pengamatan awal prasiklus proses pembelajaran berbicara di kelas V dilaksanakan pada hari Senin, 14 Februari 2011 pukul 07.30 WIB sampai selesai.
Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas V bapak Sri Kuncoro, Ama.Pd bertindak sebagai gurupengajar. Peneliti mengamati Rencana Pelaksanaan
Pembelajaaran RPP yang digunakan guru dan proses pembelajaran keterampilan berbicara yang sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada
lembar observasi penilaian proses siswa yang sudah dipersiapkan lampiran 18. Peneliti mengamati dari posisi tempat duduk paling belakang. Sedangkan, untuk
pengamatan terhadap RPP yang digunakan guru dan proses pembelajaran dilakukan secara menyeluruh tanpa lembar pengamatan khusus.
Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses pembelajaran keterampilan berbicara di kelas V masih banyak terdapat
kekurangan, antara lain: 1 guru menggunakan RPP yang sudah ada lama tanpa adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni belum ada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi yang tesusun jelas. 2 Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran karena guru menggunakan metode yang konvensional dalam pembelajaran. Metode
commit to user
66 konvensional yang dipakai guru adalah ceramah. Siswa cenderung pasif di dalam
pembelajaran dan kurang tertarik dengan pembelajaran dari guru kelas. Materi yang disampaikan guru terlihat sangat menjenuhkan siswa, akibatnya selama
pembelajaran berbicara terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan. 3 Posisi guru saat mengajar lebih banyak di depan dan kurang memberikan perhatian
kepada siswa yang duduk paling belakang. 4 Proses pembelajaran keterampilan berbicara kurang efektif dan efisien yang masih bersifat individu seperti pada
umumnya. Padahal dalam kenyataannya penerapan pembelajaran keterampilan berbicara memerlukan waktu yang lama dan sangat ditunjang oleh faktor
nonkebahasaan seperti keberanian siswa. Pada umumnya siswa takut jika harus maju dan berbicara sendiri di depan kelas.
Berdasarkan observasi awal penilaian proses siswa oleh peneliti terkait sikap siswa yaitu: minat, keaktifan, kerja sama, dan kesungguhan siswa di dalam proses
pembelajaran diperoleh data penilaian proses prasiklus siswa. Hasil penilaian proses prasiklus secara detail dapat dilihat pada lampiran 23. Selanjutnya, data penilaian
proses prasiklus dapat dimasukkan ke dalam tabel 6 di bawah ini : Tabel 6. Data Penilaian Proses Sikap Siswa Pembelajaran Keterampilan Berbicara
kelas V SDN Pandak I pada Kondisi Awal Prasiklus
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran berbicara yang dilakukan oleh guru pada kondisi awal terdapat 10 siswa 47,62 yang
berminat mengikuti pembelajaran berbicara. Keaktifan siswa tercatat sebanyak 13 siswa 61,9, siswa yang mampu bekerja sama dengan baik sebanyak 9 siswa
42,86, dan siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran
No. Sikap Siswa Frekuensi
siswa Persentase
1 Minat 10
47,62 2 Keaktifan
13 61,9
3 Kerja sama
9 42,86
4 Kesungguhan 7
33,33
commit to user
67 berbicara sebanyak 7 siswa 33,33. Data dalam tabel 6 tersebut dapat disajikan
dalam grafik pada gambar 5 sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik Penilaian Proses Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Pandak I pada Kondisi Awal Prasiklus
Bertolak dari sajian data penilaian proses siswa kelas V pada kondisi awal prasiklus dari grafik 5 di atas maka dapat diindikasikan bahwa pembelajaran
keterampilan yang diterapkan guru belum mencapai hasil yang optimal. Siswa yang menunjukkan keempat aspek sikap siswa tersebut rata-rata masih di bawah 60 dari
jumlah siswa yang ada yakni 21 siswa. Proses kegiatan yang dilakukan siswa dari aspek empat sikap tersebut tergolong masih rendah sehingga perlu diadakan tindakan
pembelajaran selanjutnya. Kualitas proses tentu akan mempengaruhi kualitas hasil dalam pembelajaran
di kelas. Pengamatan pada proses pembelajaran ini tidak terlepas dari hasil penilaian keterampilan berbicara siswa. Pengambilan nilai prasiklus oleh guru dilakukan
dengan tes berbicara individu di depan kelas. Siswa diminta untuk memberikan pendapat mengomentari dari persoalan faktual yang dikemukakan oleh guru.
Secara detail data nilai keterampilan berbicara siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada lampiran 13. Data penilaian keterampilan berbicara siswa prasiklus dapat
dikelompokkan dalam tabel 7 berikut ini:
47,62 61,9
42,86 33,33
2 4
6 8
10 12
14
Minat Keaktifan
Kerja sama Kesungguhan
Freku ensi
Sikap Siswa
commit to user
68 Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Pandak I
pada Kondisi Awal Prasiklus No Nilai
Frekuensi Presentase Keterangan
1 44-52 4
19,05 Tidak Tuntas 2 53-61
9 42,86 Tidak Tuntas
3 62-70 3
14,29 Tuntas
4 71-79 5
23,81 Tuntas
5 80-88 Tuntas
Jumlah 21 100 Nilai rata-rata = 1284 : 21 = 61,14
Tingkat Ketuntasan Klasikal = 8 : 21 x 100 = 38,1 Data penilaian pembelajaran keterampilan berbicara pada tabel 7 sebelum
diadakan tindakan pada siswa kelas V SDN Pandak I tersebut dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 dibawah ini :
Gambar 6. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Pandak I pada Kondisi Awal Prasiklus
Nilai keterampilan berbicara prasiklus pada tabel 7 dan gambar 6 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 44-52 sebanyak 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
44-52 53-61
62-70 71-79
80-88
Freku ensi
Interval Nilai
commit to user
69 siswa 19, 05, interval nilai 53-61 terdapat 9 siswa 42,86, interval nilai 62-70
sejumlah 3 siswa 14,29, terdapat 5 siswa 23,81 mendapat nilai dalam interval 71-79, dan tidak ada yang mendapat interval nilai 80-88 0. Nilai rata-rata kelas
adalah 61,14 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 8 siswa 38,1 dari jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan kualitas hasil keterampilan berbicara pada kondisi
awal masih rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan. Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya guru dan peneliti melakukan
diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga dicapailah kesepakatan bahwa
peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas bersama guru kelas V sebagai kolaborator dengan
MXGXO ´3HQLQJNDWDQ .HWHUDPSilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri Pandak I
6LGRKDUMR6UDJHQ7DKXQMDUDQ´Penerapan tindakan ini difokuskan pada peningkatan proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa. Melihat
penyebab rendahnya keterampilan berbicara yang bersumber dari siswa yaitu pada rendahnya sikap meliputi: minat, keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan, maka
peningkatan proses pada penelitian ini lebih memfokuskan pada keempat aspek tersebut. Sedangkan, hasil pembelajaran difokuskan pada peningkatan keterampilan
berbicara dan jumlah ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan metode role playing.
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus