commit to user
82 sebanyak 6 siswa, dan pada kelas 80-88 terdapat sebanyak 2 siswa. Dengan
jumlah keseluruhan 21 siswa, masih terdapat 6 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan
berbicara VLVZD\DQJPHPSHUROHKQLODL62 KKM pada siklus I belum mencapai
80, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran berbicara siklus I baik proses maupun hasil telah menunjukkan
adanya peningkatan dari kondisi awal prasiklus. Keberhasilan proses pembelajaran berbicara siklus I dapat dilihat dari
beberapa indikator berikut ini: 1 Minat
Minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan penerapan metode bermain peran di siklus I, telah menunjukkan peningkatan dari kondisi awal
47,62 menjadi sebesar 61,9. Siswa tampak tertarik dan lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan metode bermain peran, sehingga perhatian
siswa pun lebih terfokus pada pelajaran. Adapun indikator pengukuran minat siswa dapat diukur dari jumlah siswa yang menampakkan ketertarikan dan
kesungguhannya dalam pembelajaran. 2 Keaktifan
Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I meningkat. Siswa terlihat lebih aktif untuk bertanya dan mengungkapkaan ide gagasan secara lisan ketika
diskusi kelompok serta aktif dalam melakukan bermain peran role playing dari drama yang dibuat. Keaktifan siswa dapat diamati selama proses
pembelajaran berlangsung. Dari 21 siswa terdapat 15 siswa 71,42 yang terlihat aktif dalam pembelajaran.
3 Kerjasama Siswa yang menunjukkan sikap kerja sama yang baik selama mengikuti
pembelajaran berbicara sebesar 71,42 atau sebanyak 15 siswa, sedangkan 28,58 atau 6 siswa sisanya tampak belum mampu melakukan kerjasama yang
commit to user
83 baik dengan anggota kelompoknya. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan
dari aspek kerja sama siswa dibandingkan pada kondisi awal yang hanya sebesar 9 siswa 42,86.
4 Kesungguhan Siswa yang menunjukkan peningkatan kesungguhan dalam mengikuti
pembelajaran berbicara sebayak 12 siswa atau sebesar 57,14, sedangkan 9 siswa lainnya atau sekitar 42,86 menunjukkan sikap kurang serius selama
mengikuti pelajaran. Terlebih pada saat melakukan praktik berbicara di depan kelas, mereka terlihat kurang bersungguh-sungguh dan sering bercanda
dengan sesama teman kelompoknya. Selain meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari uraian di atas,
penerapan metode bermain peran role playing ini juga meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan berbicara. Hal ini terbukti dari 21 siswa yang
melakukan tes berbicara, 15 siswa atau sekitar 71,42 telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 62 KKM. Ketuntasan belajar ini
mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66,09.
Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran keterampilan
berbicara kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan guru kelas V, diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa kurang maksimal
antara lain: 1 Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan
metode pembelajaran role playing. Keberanian siswa juga belum terlihat maksimal atau masih malu berbicara di depan kelas.
2 Sikap siswa dari aspek minat dan kesungguhan perlu ditingkatkan karena masih di bawah 70 sehingga mempengaruhi kualiatas hasil belajar siswa.
3 Siswa kurang percaya diri, terlihat skor nilai pada aspek ekspresi berbicara masih sangat lemah sehingga kegiatan berbicara terasa kaku.
4 Naskah drama yang disusun oleh siswa masih terdapat banyak kekurangan sehingga tokoh yang mereka perankan proporsi berbicaranya tidak seimbang.
commit to user
84 5 Sebagian siswa masih kurang terampil berbicara di depan kelas, masih terlihat
diam karena lupa apa yang akan dikatakan. 6 Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 7 Pada umumnya siswa belum dapat memanfaatkan waktu. Hal ini karena siswa
tidak memikirkan betapa terbatasnya waktu yang tersedia sehingga mereka
kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. 2. Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran 2x35 menit. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 21
Februari 2011 pertemuan 1 dan Rabu, 23 Februari 2011 pertemuan 2. Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru kelas V
yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini dilakukan pada
hari Sabtu, 19 Februari 2011 di ruang kelas V SDN Pandak I setelah dilaksanakannya siklus I. Proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II
ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari tindakan siklus I, yaitu:
1 Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek minat, keaktifan, kerjasama, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar. 2 Memperbaiki naskah drama pendek yang sudah dibuat pada siklus I dengan
melakukan diskusi kelompok kembali. Siswa yang belum aktif berdiskusi, perlu dibangkitkan semangatnya sehingga diskusi yang dilaksanakan bermanfaat untuk
menyempurnakan hasil kerjanya. 3 Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil berbicara di
depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian hadiah bagi aktor dan aktris pemeran drama terbaik
4 Guru menciptakan setting panggung bermain peran seperti keadaan sebenarnya dengan perlengkapan sederhana seperti meja dan kursi serta menyarankan siswa
commit to user
85 untuk menggunakan perlengkapan yang digunakan sehingga kegiatan berbicara
dalam role playing tampak lebih hidup. 5 Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin
berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan keaktifannya.
6 Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya.
7 Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas diri disaat lupa berbicara dan tidak menyimpang dari isi drama.
8 Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses pembelajaran.
Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan