commit to user
42 memberi kode tertentu sesuai kesepakatan jika waktu sudah
berakhir. 3 Refleksi dan Evaluasi
Refleksi dan evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses role playing. Guru biasanya melakukan refleksi di antara interaksi atau diakhir
interaksi. Di dalam refleksi biasanya mengandung beberapa aspek kegiatan, yaitu identifikasi, klarifikasi, dan analisis.
Refleksi atau evaluasi yang dilakukan di akhir interaksikegiatan dapat dilihat dalam enam langkah berikut ini: 1 membawa siswa keluar
dari peran yang dimainkannya, 2 meminta siswa mengekspresikan pengalaman belajar yang telah diperolehnya secara individual, 3
mengkonsolidasikan ide-ide, 4 memfasilitasi suatu analisis kelompok, 5 memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi, dan 6 menyusun
agendarencana untuk masa depan. Guru juga harus mampu memandu proses role playing agar berjalan
sesuai tujuan. Tugas guru di sini adalah mendorong peserta yang hanya diam saja untuk ikut berpartisipasi. Guru harus bisa menciptakan
suasana agar siswa tidak perlu takut untuk membagikan ide-ide, percaya bahwa tidak ada seorang pun yang akan menertawakan masukannya atau
mengkritik kesimpulannya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas V SD Negeri Pandak I ini tidak terlepas atau mengacu
dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
SHQHOLWLDQ \DQJ GLODNXNDQ ROHK 7UL 3UL\DGL EHUMXGXO ³3HQLQJNDWDQ Keterampilan Berbicara melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa
.HODV9,,,6031HJHUL.DUDQJPDODQJ6UDJHQ7DKXQMDUDQ´+DVLO penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas keterampilan
berbicara dengan menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah yang ditandai
commit to user
43 dengan meningkatnya hasil keterampilan berbicara disetiap siklusnya yaitu siklus I
44, siklus II 66, dan siklus III 78. Penelitian Tri Priyadi di atas, relevan dengan penelitian ini. Persamaannya
yaitu terdapat pada objek kajiannya dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Selain memiliki persamaan, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan
penelitian ini yaitu penelitian Tri Priyadi menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan subjek penelitian tingkat SMP, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode role playing bermain peran dengan subjek penelitian tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian Asri Pratiwi 2009 dengan judul, Peningkatan Pemahaman .RQVHS ³3HUVLDSDQ .HPHUGHNDDQ ,QGRQHVLD´ GDODP 3HPEHODMDran IPS melalui
Metode Role Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Blorong Tahun Ajaran 20092010
´. Penelitian Asri Pratiwi tersebut berbentuk penelitian tindakan kelas PTK dengan menggunakan model siklus dan menyimpulkan bahwa melalui metode
role playing dapat meningkatkan pemahaman k RQVHS ³3HUVLDSDQ .HPHUGHNDDQ
,QGRQHVLD´GDODP3HPEHODMDUDQ,36PHODOXL0HWRGHrole playing pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Blorong.
Penelitian Asri Pratiwi di atas, relevan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah jenis penelitian yakni penelitian tindakan kelas dan pada metodenya yaitu
sama-sama menerapkan metode role playing. Namun, terdapat perbedaan antara penelitian Asri Pratiwi dengan penelitian ini yaitu objek kajian Asri pemahaman
NRQVHS ³3HUVLDSDQ .HPHUGHNDDQ ,QGRQHVLD´ GDODP SHPEHODMDUDQ ,36 VHGDQJNDQ penelitian ini memiliki objek kajian keterampilan berbicara.
Selain kedua penelitian di atas, ada lagi sebuah penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian Nurhatim 2009 yang berjudul
³3HQJJXQDDQ 0HWRGH Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan 0HQFHULWDNDQ,VLHUSHQ6LVZD.HODV;60DUXO4XUDQ6LQJRVDUL´-HQLV
penelitian ini adalah PTK, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam hal menceritakan isi cerpen melalui penerapan
metode role playing. Adapun aspek-aspek yang ditingkatkan, yaitu: 1 kemampuan menceritakan cerpen pada aspek kebahasaan yang mencakup
commit to user
44 intonasi, jeda, pilihan katadiksi, struktur kalimat; 2 aspek nonkebahasaan
yang meliputi keberanian, kelancaran, ekspresimimik; dan 3 aspek isi meliputi kerincian, kesesuaian, kelengkapan, dan kejelasan.
Nurhatim melakukan penelitian ini dalam dua siklus dengan hasil yang menunjukkan bahwa penerapan metode role playing atau bermain peran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan isi cerpen yang meliputi peningkatan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan pada setiap siklusnya secara
signifikan. Persamaan penelitian Nurhatim dengan penelitian ini yaitu pada jenis penelitian yakni penelitian tindakan kelas dan pada metodenya, yaitu sama-
sama menerapkan role playing atau bermain peran. Hanya saja ada sedikit perbedaan pada objek kajian penelitiannya, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa secara umum, sedangkan penelitian Nurhatim untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan isi cerpen.
C. Kerangka Berpikir