BAB II - 85
NO Kabupatenkota
SLTA 16-19 Tahun Sedang
Sekolah Jumlah
Penduduk APS
1 2
3 4
5 17.
Kab. Jombang 52.301
85.042 615
18. Kab. Nganjuk
35.323 60.392
585 19.
Kab. Madiun 27.540
40.277 684
20. Kab. Magetan
21.159 30.559
692 21.
Kab. Ngawi 31.205
47.081 663
22. Kab. Bojonegoro
34.697 79.920
434 23.
Kab. Tuban 38.552
72.543 531
24. Kab. Lamongan
42.332 71.753
590 25.
Kab. Gresik 52.002
80.294 648
26. Kab. Bangkalan
29.337 77.872
377 27.
Kab. Sampang 21.384
64.436 332
28. Kab. Pamekasan
36.122 62.944
574 29.
Kab. Sumenep 37.761
67.946 556
30. Kota Kediri
12.685 19.565
648 31.
Kota Blitar 6.248
9.225 677
32. Kota Malang
43.151 62.374
692 33.
Kota Probolinggo 7.272
11.251 646
34. Kota Pasuruan
9.855 13.808
714 35.
Kota Mojokerto 5.544
8.025 691
36. Kota Madiun
7.457 10.652
700 37.
Kota Surabaya 125.375
199.341 629
38. Kota Batu
7.377 12.065
611
Provinsi 1.321.620
2.451.640 539
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Sedangkan dilihat dari data APS pendidikan menengah 16-19 tahun per kabupatenkota di Jawa Timur tahun 2012 terlihat sangat berfluktuasi dan
kesenjangannya antar kabkota sangat tinggi. APS pendidikan menengah yang terendah adalah Kabupaten Sampang sebesar 332 dan yang tertinggi adalah
Kota Pasuruan yaitu sebesar 714 per 1.000 penduduk usia 16-19 tahun
1.2.2 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan menengah per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan menengah. Rasio ini
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan menengah.
Rasio ketersediaan sekolah SLTA sederajat tahun 2009-2012 menunjukkan angka yang meningkat, ini berarti untuk rasio ketersediaan sekolah pendidikan
menengah juga meningkat. Pada tahun 2009 setiap 10.000 penduduk usia 16-19 tahun tersedia 15 sekolah sedangkan pada tahun 2012 tersedia 22 sekolah ini
berarti pada tahun 2009 setiap sekolah menampung sekitar 660 murid dan pada tahun 2012 menampung sekitar 455 murid.
BAB II - 86 Tabel 2.57