- 153 - 162 D BAB II RPJMD 2014 (hal 77 222)

BAB II - 153

Berdasarkan data Susenas 2012 jumlah bayi di Jawa Timur yang berakte kelahiran dari catatan sipil sebesar 59,84 persen sedangkan balita yang sudah berakte kelahiran mencapai 76,38 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan tahun 2011, yaitu bayi berakte kelahiran sebesar 52,13 persen sedangkan balita berakte kelahiran sebesar 68,29 persen. Jika dilihat menurut kabupatenkota di Jawa Timur Banyak akte kelahiran baru dimiliki seorang anak yang usianya lebih 1 tahun. Tabel 2.122 Persentase Bayi dan Balita yang Mempunyai Akte Kelahiran Menurut KabupatenKota di Jawa Timur Tahun 2011 - 2012 NO Kabupatenkota Bayi Balita 2011 2012 2011 2012 1 2 3 4 5 6 1. Kab. Pacitan 73,76 86,21 91,88 93,02 2. Kab. Ponorogo 69,07 73,39 82,10 89,31 3. Kab. Trenggalek 58,22 65,81 82,75 84,75 4. Kab. Tulungagung 65,97 71,65 79,11 87,71 5. Kab. Blitar 23,50 50,31 57,41 74,03 6. Kab. Kediri 79,43 78,22 90,46 92,83 7. Kab. Malang 26,20 28,84 53,92 59,33 8. Kab. Lumajang 26,95 49,89 61,10 71,45 9. Kab. Jember 16,91 35,58 32,69 40,72 10. Kab. Banyuwangi 51,98 40,91 61,31 69,30 11. Kab. Bondowoso 32,31 48,20 47,78 58,23 12. Kab. Situbondo 59,26 59,23 61,98 59,15 13. Kab. Probolinggo 41,39 37,02 62,46 64,30 14. Kab. Pasuruan 26,78 43,03 48,38 62,07 15. Kab. Sidoarjo 77,46 82,60 86,65 93,36 16. Kab. Mojokerto 58,49 45,69 81,65 75,35 17. Kab. Jombang 57,64 68,91 81,74 85,32 18. Kab. Nganjuk 76,46 80,56 84,28 90,50 19. Kab. Madiun 80,40 48,45 82,74 83,46 20. Kab. Magetan 71,21 94,42 88,53 94,37 21. Kab. Ngawi 80,57 80,31 91,93 91,85 22. Kab. Bojonegoro 42,10 68,85 68,35 80,78 23. Kab. Tuban 50,10 54,57 74,69 77,36 24. Kab. Lamongan 71,17 82,12 90,65 92,10 25. Kab. Gresik 66,29 72,96 77,33 93,19 26. Kab. Bangkalan 21,65 72,94 31,18 53,50 27. Kab. Sampang 22,29 44,45 35,02 49,22 28. Kab. Pamekasan 37,89 23,42 52,01 51,47 29. Kab. Sumenep 33,03 49,60 54,62 71,08 30. Kota Kediri 71,73 88,22 91,04 96,67 31. Kota Blitar 72,14 95,01 87,26 97,42 32. Kota Malang 74,42 78,59 81,87 94,17 33. Kota Probolinggo 86,78 77,59 89,23 93,87

BAB II - 154

NO Kabupatenkota Bayi Balita 2011 2012 2011 2012 1 2 3 4 5 6 34. Kota Pasuruan 41,22 58,76 66,34 81,79 35. Kota Mojokerto 75,11 83,24 90,94 92,73 36. Kota Madiun 95,33 100,00 92,25 97,65 37. Kota Surabaya 69,14 81,18 76,07 92,76 38. Kota Batu 47,04 71,66 85,12 87,81 Provinsi 52,13 59,84 68,29 76,38

10.3. Rasio Pasangan Berakte Nikah

Berdasarkan data dari Dinas Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama KabupatenKota Se Jawa Timur, pada tahun 2011 rasio pasangan yang berakte nikah terhadap rumah tangga di Jawa Timur sekitar 3,33 persen dan pada tahun 2012 sekitar 2,47 persen data sampai bulan September 2012. Pasangan berakte nikah yang dimaksud di sini adalah pasangan baru yang mendapat akte nikah. Tabel 2.123 Perkembangan Rasio Pasangan berakte Nikah di Jawa Timur Tahun 2009-2012 Tahun Jumlah Pasangan yang Berakte Nikah Rasio Pasangan Berakte Nikah 2009 390.103 3,49 2010 368.979 3,55 2011 351.463 3,33 2012 264.086 2,50 Sumber : Dinas Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama KabKota Se Jawa Timur Keterangan : Angka diperbaiki Angka sementara, data sampai dengan bulan September 2012 Bila diperhatikan dari jumlah pasangan baru berakte nikah yang semakin menurun selama 4 tahun terakhir dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: umur awal pernikahan yang semakin meningkat sehingga jumlah pernikahan menurun serta mahalnya biaya pernikahan.

10.4. Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi

Pembangunan database kependudukan skala Provinsi di Jawa Timur telah dikembangkan oleh Pemerintah Jawa Timur melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK. Sampai dengan tahun 2012, ketersediaan data base kependudukan sudah terbangun pada 38 kabkota Se Jawa Timur, namun yang online ke Propinsi baru 5 kabupaten Gresik, Lamongan, Bangkalan, Pasuruan dan Mojokerto, karena bergantung pada ketersediaan anggaran pada masing-masing kabkota.

BAB II - 155

10.5. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK

Penerapan KTP elektronik berbasis NIK merupakan upaya pemerintah yang sangat strategis untuk menuju tertib administrasi kependudukan yang mengamanatkan adanya identitas tunggal bagi setiap penduduk dalam terbangunnya database kependudukan lengkap dan akurat untuk mewujudkan Administrasi Kependudukan. Penerapan KTP elektronik atau e-KTP merupakan salah satu dari 3 Program Strategis Nasional di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil, meliputi Pemutakhiran data penduduk, Penerbitan dan pemberian NIK bagi seluruh penduduk, serta Penerapan KTP elektronik atau e-KTP, yang sekaligus juga merupakan penjabaran visi untuk mewujudkan “tertib administrasi kependudukan di tahun 2015”. Berdasarkan data Dinas Kependudukan Propinsi Jawa Timur, pelaksanaan e-KTP di Jawa Timur hingga tahun 2012 mencapai 87 persen. Dari 38 Kabupatenkota di Jawa Timur baru 5 kabupatenkota yang sudah melaksanakan perekaman data hingga 100 persen, yaitu Kota Batu, Mojokerto, Kediri, kabupaten Tulungagung dan Lumajang. Sedangkan tahun 2013, pelaksanaan e-KTP mencapai 88.05 persen. 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 11.1. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Saat ini perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai hal. Dalam bidang politik, perempuan memiliki jatah 30 dalam kursi parlemen. Meskipun saat ini, jatah tersebut belum terisi secara maksimal. Dalam UU Pemilu No. 10 Tahun 2008 Pasal 53 telah mensyaratkan partai politik menominasikan setidaknya 30 persen perempuan dalam daftar calon legislatif terbuka di Pemilu 2009. Selama 2 periode terakhir, keterwakilan perempuan dalam parlemen di Jawa Timur masih kurang dari 30 persen. Akan tetapi, sudah terlihat adanya peningkatan wakil perempuan sebagai anggota DPRD Tingkat II di Jawa Timur dalam periode 2009-2014. Jumlah anggota DPRD perempuan pada periode 2004-2009 hanya sekitar 9,17 persen dan angka ini mengalami peningkatan menjadi sekitar 15,38 persen pada periode 2009-2014. Peningkatan ini diduga antara lain adanya penggantian anggota antar waktu PAW, keterbukaan masyarakat kewajiban memenuhi kuota 30 persen perempuan di Pemilu 2009.

BAB II - 156

Gambar 2.45 Grafik Perempuan di Pemerintahan Jawa Timur, Tahun 2010-2012 Sumber : BKN Jawa Timur Keterangan : Angka diperbaiki Angka sementara Pada bidang pemerintahan, peranan perempuan antara lain tercermin dari keterlibatannya sebagai pegawai negeri sipil PNS. Dari tahun ke tahun, jumlah PNS perempuan semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari persentase PNS perempuan terhadap jumlah seluruh PNS pada tahun 2010 sekitar 44,93 dan terus meningkat menjadi 46,26 pada tahun 2012. Selain itu partisipasi perempuan di pemerintahan dapat ditunjukkan dari besarnya persentase PNS perempuan di antara pekerja perempuan. Selama tiga tahun terakhir partisipasi perempuan di pemerintahan menunjukkan angka sekitar 2 persen, ini berarti masih sedikit perempuan Jawa Timur yang bekerja sebagai PNS.

11.2. Rasio KDRT

Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dapat disebabkan beberapa hal antara lain faktor ekonomi, psikologis, pendidikan yang rendah, pihak ketiga atau faktor pemicu lainnya. Pada tahun 2010 rasio KDRT terhadap jumlah rumahtangga di Jawa Timur sebesar 0,0091 persen. Angka rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap 10.000 rumahtangga terdapat sekitar 9 kejadian KDRT di tahun 2010. Angka rasio KDRT ini menunjukkan penurunan pada 2 tahun terakhir. Pada tahun 2012 rasio KDRT mencapai 0,0080 persen atau sekitar 8 kejadian KDRT pada setiap 10.000 rumah tangga. Semakin banyaknya lembaga pengawasan KDRT menjadi salah satu faktor turunnya kasus KDRT di Jawa Timur.

BAB II - 157 Gambar 2.46

Grafik Rasio KDRT di Jawa Timur Tahun 2009-2012 Sumber : Polres KabKota Se Jatim dan Polda Jatim Catatan : Angka Diperbaiki

11.3. Persentase Jumlah Tenaga Kerja di Bawah Umur

Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, anak didefinisikan sebagai orang yang berusia kurang dari 18 tahun, sementara konvensi ILO menetapkan, batas minimal usia pekerja di bawah umur adalah 15 tahun. Berdasarkan data BPS dari Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas dalam kurun waktu tahun 2009 – 2012, jumlah pekerja di bawah umur pada tahun 2009 sebesar 500.996 orang dan terus menurun dari tahun ketahun dan pada 2012 menjadi 366.950 orang dengan rasio sebesar 2,60 pada tahun 2009 dan pada tahun 2012 sebesar 1,92 yang berarti dari 100 pekerja berusia 10 tahun ke atas terdapat sekitar 2 orang penduduk usia 10-17 tahun yang bekerja. Dari sejumlah pekerja di bawah umur, sebagian besar adalah anak laki- laki dengan sex ratio sebesar 164,93 yang berarti dari 100 pekerja perempuan terdapat 165 pekerja laki-laki. Tabel 2.124 Jumlah Pekerja Di bawah Umur 10-17 Tahun Tahun 2009-2012 di Jawa Timur Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Pekerja di bawah umur 1 2 3 4 5 2009 317.618 183.378 500.996 2,60 2010 276.990 194.406 471.396 2,39 2011 244.099 141.053 385.152 2,02 2012 228.444 138.950 366.950 1,92 Sumber: Hasil Sakernas 2009 – 2012, BPS Jawa Timur

BAB II - 158

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 44,53 0,75 16,61 4,71 22,75 0,40 1,34 Gambar 36 Persentase Pekerja Anak 10 - 17 tahun Menurut Sektor di Jawa Timur Tahun 2012 Pertanian Pertambangan Industri Konstruksi Perdagangan Transportasi Lemb. Keuangan Jika dilihat dari gambar 2.46 ada 5 sektor yang mempekerjakan pekerja di bawah umur. Sektor Pertanian merupakan sektor yang terbesar menyerap pekerja anak. Dari enam kategori status pekerjaan, sebagian besar mereka bekerja sebagai pekerja keluargapekerja tidak dibayar yaitu sebesar 59,78 persen. Selebihnya sebagai buruh 26,69 persen dan pekerja bebas 8,93 persen.

11.4. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

Pada tahun 2012 Hasil Sakernas, 2012, angka TPAK perempuan sebesar 55,20 yang berarti dari 100 penduduk usia kerja terdapat sekitar 55 orang aktif dalam kegiatan ekonomi bekerja dan pencari kerja. Dari tahun ke tahun angka TPAK perempuan mengalami peningkatan, sejalan dengan perkembangan teknologi dan pendidikan, dimana perempuan dapat mengoptimalkan perannya sehigga lebih produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya. Gambar 2.47 Prosentase Pekerja Anak 10-17 Tahun Menurut Sektor di jawa Timur Tahun 2012

BAB II - 159 Gambar 2.48

Grafik TPAK Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 – 2012 di Jawa Timur Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, yang ditunjukkan dengan rata-rata jumlah anak per keluarga. Pencanangan Program tersebut diharapkan mampu mengendalikan ledakan jumlah penduduk di Jawa Timur yang dikuatirkan a kan menjadi “bom waktu” dan beban pembangunan.

12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga

Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Jawa Timur sebesar 37,476 juta orang dan terus bertambah pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 38,052 juta orang. Rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun sekitar 0,716 persen 2011 – 2012 dan rata-rata jumlah anak tiap keluarga yang diukur melalui TFR SDKI2012, BPS RI sebesar 2,3 atau rata - rata keluarga memiliki lebih dari dua anak. Berdasarkan hasil SP- 2010 di Jawa Timur terdapat sekitar 1.500 bayi lahir setiap harinya, sehingga dalam 1 tahun hampir mencapai 600.000 kelahiran. Hal Ini harus menjadi perhatian untuk dikendalikan. Sedangkan berdasarkan hasil Pendataan Keluarga yang dilakukan oleh BKKBN pada tahun 2009 – 2012, diketahui bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga pada periode 2010 – 2012 di Jawa Timur sekitar 4 orang. Jika diasumsikan bahwa tiap keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata jumlah anak per keluarga di Jawa Timur sekitar 2 - 3 anak, angka tersebut sejalan dengan estimasi angka TFR dari data BPS yaitu sebesar 2,3 pada tahun 2012.

84.69 84.7

84.77 54.27

55.01 55.2

69.08 69.49

69.62 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2010 2011 2012 Laki-laki Perempuan Lk+Pr

BAB II - 160 20

40 60 80 100 Akseptor KB Peserta KB Aktif Tidak Pernah KB 81 ,43 64 ,16 18 ,57 82 ,74 64 ,89 17 ,26 83 ,35 64 ,15 16 ,65 Gambar ..... Persentase Akseptor KB dan Peserta KB Aktif di Jawa Timur, 2010-2012 2010 2011 2012 Tabel 2.125 Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga di Jawa Timur Tahun 2010 – 2012 No. Tahun Jumlah Keluarga Jumlah Anggota Keluarga Rata-rata Anggota per keluarga

1. 2010

11.070.038 48.709.449 4,40

2. 2011

11.201.698 49.207.876 4,39

3. 2012

11.325.197 49.385.288 4,36 Sumber : BKKBN Propinsi Jawa Timur

12.2. Rasio akseptor KB

Salah satu program pemerintah dalam menekan menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana KB. Keluarga Berencana dicanangkan untuk mengetahui tingkat Partisipasi Pasangan Usia Subur PUS terhadap penggunaan alatcara KB. Besarnya angka partisipasi KB akseptor KB menunjukkan adanya keberhasilan program KB dan pengendalian jumlah penduduk. Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Selama tiga tahun terakhir, jumlah pasangan usia subur wanita usia 15- 49 tahun yang berstatus kawin di Jawa Timur mengalami peningkatan, dari 7.686.730 pasangan pada tahun 2010, menjadi 7.884.543 pasangan pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 menjadi 7.908.398 pasangan. Gambar 2.49 Prosentase Akseptor KB dan peserta KB Aktif Di Jawa Timur 2010- 2012

BAB II - 161

12.3. Cakupan Peserta KB Aktif

Dilihat dari persentase pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB dalam tiga tahun terakhir terus meningkat dari 81,43 persen di tahun 2010 menjadi 83,35 persen pada tahun 2012. Sedangkan dari persentase KB aktif dalam tiga tahun terakhir berkisar pada angka 64 persen. Disisi lain masih terdapat pasangan usia subur di Jawa Timur yang tidak pernah ikut KB namun jumlahnya terus menurun dari 18,57 persen pada tahun 2010 turun menjadi 17,26 persen pada tahun 2011 dan tahun 2012 tinggal 16,65 persen. Kalau dilihat Pasangan Usia Subur menurut kabupatenkota di Jawa Timur berdasarkan penggunaan alatcara KB, pada tahun 2012 Kabupaten Bangkalan merupakan kabupaten tertinggi yang PUS nya tidak pernah menggunakan KB yaitu mencapai 48,01 persen. PUS yang sedang menggunakan KBakseptor KB aktif tertinggi dicapai oleh Kabupaten Jombang yaitu mencapai 75,13 persen sedangkan Kabupaten Bangkalan akseptor KB aktifnya terendah yaitu sebesar 39,82 persen. Dilihat berdasarkan akseptor KB secara keseluruhan, Kabupaten Ngawi berada diurutan tertinggi yaitu mencapai 92,22 persen. Sedangkan Kabupaten Bangkalan memiliki akseptor KB terendah yaitu sebesar 51,99 persen. Tabel 2.126 Persentase PUS Menurut Penggunaan CaraAlat KB Di Jawa Timur Tahun 2012 NO Kabupatenkota Jumlah PUS dab Persentase PUS ber KB PUS Persentase Akseptor KB Persentase Peserta KB Aktif Tidak ber KB 1 2 3 4 5 6 1. Kab. Pacitan 109.823 90,36 66,90 9,64 2. Kab. Ponorogo 163.363 84,33 59,94 15,67 3. Kab. Trenggalek 146.563 87,05 68,17 12,95 4. Kab. Tulungagung 205.953 85,32 58,37 14,68 5. Kab. Blitar 219.604 86,56 62,83 13,44 6. Kab. Kediri 300.594 77,77 63,23 22,23 7. Kab. Malang 516.350 85,77 69,90 14,23 8. Kab. Lumajang 217.641 82,23 68,81 17,77 9. Kab. Jember 500.435 84,17 65,69 15,83 10. Kab. Banyuwangi 321.813 86,50 67,53 13,50 11. Kab. Bondowoso 163.003 91,54 74,26 8,46 12. Kab. Situbondo 146.627 86,46 69,78 13,54 13. Kab. Probolinggo 253.258 88,54 66,80 11,46 14. Kab. Pasuruan 323.394 86,98 70,90 13,02 15. Kab. Sidoarjo 435.457 87,44 72,42 12,56 16. Kab. Mojokerto 225.827 86,34 73,07 13,66

BAB II - 162 D

Sumber: BPS Provinsi Jatim

13. Sosial

Kompleksnya masalah sosial dapat menghambat kemajuan bangsa. Berbagai program pembangunan pun akan terganggu ketika masalah sosial tidak bisa diredam dan diatasi. Dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 14 ayat 1 disebutkan bahwa perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Berdasarkan hal tersebut pemerintah perlu mengupayakan permasalahan tentang kesejahteraan sosial sebagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus. 17. Kab. Jombang 249.732 86,13 75,13 13,87 18. Kab. Nganjuk 201.800 91,50 71,20 8,50 19. Kab. Madiun 128.809 80,01 55,69 19,99 20. Kab. Magetan 117.266 82,41 65,33 17,59 21. Kab. Ngawi 165.320 92,22 70,46 7,78 22. Kab. Bojonegoro 273.977 85,67 68,90 14,33 23. Kab. Tuban 249.416 88,29 61,16 11,71 24. Kab. Lamongan 252.609 86,34 63,62 13,66 25. Kab. Gresik 262.888 84,15 60,93 15,85 26. Kab. Bangkalan 167.864 51,99 39,82 48,01 27. Kab. Sampang 190.330 77,63 45,20 22,37 28. Kab. Pamekasan 173.893 87,13 64,02 12,87 29. Kab. Sumenep 241.152 57,19 41,75 42,81 30. Kota Kediri 51.440 82,37 64,35 17,63 31. Kota Blitar 25.475 86,02 65,12 13,98 32. Kota Malang 147.054 74,25 50,93 25,75 33. Kota Probolinggo 41.706 89,08 68,24 10,92 34. Kota Pasuruan 37.246 82,02 61,16 17,98 35. Kota Mojokerto 24.314 79,42 59,98 20,58 36. Kota Madiun 32.278 85,00 65,25 15,00 37. Kota Surabaya 551.849 79,63 58,16 20,37 38. Kota Batu 40.014 82,40 61,20 17,60 Provinsi 7.876.137 83,35 64,15 16,65

BAB II - 163