BAB II - 153
Berdasarkan data Susenas 2012 jumlah bayi di Jawa Timur yang berakte kelahiran dari catatan sipil sebesar 59,84 persen sedangkan balita yang sudah
berakte kelahiran mencapai 76,38 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan tahun 2011, yaitu bayi berakte kelahiran sebesar
52,13 persen sedangkan balita berakte kelahiran sebesar 68,29 persen. Jika dilihat menurut kabupatenkota di Jawa Timur Banyak akte kelahiran baru
dimiliki seorang anak yang usianya lebih 1 tahun.
Tabel 2.122 Persentase Bayi dan Balita yang Mempunyai Akte Kelahiran
Menurut KabupatenKota di Jawa Timur Tahun 2011 - 2012
NO Kabupatenkota
Bayi Balita
2011 2012
2011 2012
1 2
3 4
5 6
1. Kab. Pacitan
73,76 86,21
91,88 93,02
2. Kab. Ponorogo
69,07 73,39
82,10 89,31
3. Kab. Trenggalek
58,22 65,81
82,75 84,75
4. Kab. Tulungagung
65,97 71,65
79,11 87,71
5. Kab. Blitar
23,50 50,31
57,41 74,03
6. Kab. Kediri
79,43 78,22
90,46 92,83
7. Kab. Malang
26,20 28,84
53,92 59,33
8. Kab. Lumajang
26,95 49,89
61,10 71,45
9. Kab. Jember
16,91 35,58
32,69 40,72
10. Kab. Banyuwangi
51,98 40,91
61,31 69,30
11. Kab. Bondowoso
32,31 48,20
47,78 58,23
12. Kab. Situbondo
59,26 59,23
61,98 59,15
13. Kab. Probolinggo
41,39 37,02
62,46 64,30
14. Kab. Pasuruan
26,78 43,03
48,38 62,07
15. Kab. Sidoarjo
77,46 82,60
86,65 93,36
16. Kab. Mojokerto
58,49 45,69
81,65 75,35
17. Kab. Jombang
57,64 68,91
81,74 85,32
18. Kab. Nganjuk
76,46 80,56
84,28 90,50
19. Kab. Madiun
80,40 48,45
82,74 83,46
20. Kab. Magetan
71,21 94,42
88,53 94,37
21. Kab. Ngawi
80,57 80,31
91,93 91,85
22. Kab. Bojonegoro
42,10 68,85
68,35 80,78
23. Kab. Tuban
50,10 54,57
74,69 77,36
24. Kab. Lamongan
71,17 82,12
90,65 92,10
25. Kab. Gresik
66,29 72,96
77,33 93,19
26. Kab. Bangkalan
21,65 72,94
31,18 53,50
27. Kab. Sampang
22,29 44,45
35,02 49,22
28. Kab. Pamekasan
37,89 23,42
52,01 51,47
29. Kab. Sumenep
33,03 49,60
54,62 71,08
30. Kota Kediri
71,73 88,22
91,04 96,67
31. Kota Blitar
72,14 95,01
87,26 97,42
32. Kota Malang
74,42 78,59
81,87 94,17
33. Kota Probolinggo
86,78 77,59
89,23 93,87
BAB II - 154
NO Kabupatenkota
Bayi Balita
2011 2012
2011 2012
1 2
3 4
5 6
34. Kota Pasuruan
41,22 58,76
66,34 81,79
35. Kota Mojokerto
75,11 83,24
90,94 92,73
36. Kota Madiun
95,33 100,00
92,25 97,65
37. Kota Surabaya
69,14 81,18
76,07 92,76
38. Kota Batu
47,04 71,66
85,12 87,81
Provinsi 52,13
59,84 68,29
76,38
10.3. Rasio Pasangan Berakte Nikah
Berdasarkan data dari Dinas Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama KabupatenKota Se Jawa Timur, pada tahun 2011 rasio pasangan yang berakte
nikah terhadap rumah tangga di Jawa Timur sekitar 3,33 persen dan pada tahun 2012 sekitar 2,47 persen data sampai bulan September 2012. Pasangan
berakte nikah yang dimaksud di sini adalah pasangan baru yang mendapat akte nikah.
Tabel 2.123 Perkembangan Rasio Pasangan berakte Nikah
di Jawa Timur Tahun 2009-2012
Tahun Jumlah Pasangan
yang Berakte Nikah Rasio Pasangan Berakte
Nikah
2009 390.103
3,49 2010
368.979 3,55
2011 351.463
3,33 2012
264.086 2,50
Sumber : Dinas Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama KabKota Se Jawa Timur Keterangan : Angka diperbaiki
Angka sementara, data sampai dengan bulan September 2012
Bila diperhatikan dari jumlah pasangan baru berakte nikah yang semakin menurun selama 4 tahun terakhir dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
umur awal pernikahan yang semakin meningkat sehingga jumlah pernikahan menurun serta mahalnya biaya pernikahan.
10.4. Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi
Pembangunan database kependudukan skala Provinsi di Jawa Timur telah dikembangkan oleh Pemerintah Jawa Timur melalui Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan SIAK. Sampai dengan tahun 2012, ketersediaan data base kependudukan sudah
terbangun pada 38 kabkota Se Jawa Timur, namun yang online ke Propinsi baru 5 kabupaten Gresik, Lamongan, Bangkalan, Pasuruan dan Mojokerto,
karena bergantung pada ketersediaan anggaran pada masing-masing kabkota.
BAB II - 155
10.5. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK
Penerapan KTP elektronik berbasis NIK merupakan upaya pemerintah yang sangat strategis untuk menuju tertib administrasi kependudukan yang
mengamanatkan adanya identitas tunggal bagi setiap penduduk dalam terbangunnya database kependudukan lengkap dan akurat untuk mewujudkan
Administrasi Kependudukan.
Penerapan KTP elektronik atau e-KTP merupakan salah satu dari 3 Program Strategis Nasional di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
meliputi Pemutakhiran data penduduk, Penerbitan dan pemberian NIK bagi seluruh penduduk, serta Penerapan KTP elektronik atau e-KTP, yang sekaligus
juga merupakan penjabaran
visi untuk mewujudkan “tertib administrasi kependudukan di tahun 2015”.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan Propinsi Jawa Timur, pelaksanaan e-KTP di Jawa Timur hingga tahun 2012 mencapai 87 persen. Dari 38
Kabupatenkota di Jawa Timur baru 5 kabupatenkota yang sudah melaksanakan perekaman data hingga 100 persen, yaitu Kota Batu, Mojokerto,
Kediri, kabupaten Tulungagung dan Lumajang. Sedangkan tahun 2013, pelaksanaan e-KTP mencapai 88.05 persen.
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 11.1. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Saat ini perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai hal. Dalam bidang politik, perempuan memiliki jatah 30 dalam
kursi parlemen. Meskipun saat ini, jatah tersebut belum terisi secara maksimal. Dalam UU Pemilu No. 10 Tahun 2008 Pasal 53 telah mensyaratkan
partai politik menominasikan setidaknya 30 persen perempuan dalam daftar calon legislatif terbuka di Pemilu 2009.
Selama 2 periode terakhir, keterwakilan perempuan dalam parlemen di Jawa Timur masih kurang dari 30 persen. Akan tetapi, sudah terlihat adanya
peningkatan wakil perempuan sebagai anggota DPRD Tingkat II di Jawa Timur dalam periode 2009-2014. Jumlah anggota DPRD perempuan pada
periode 2004-2009 hanya sekitar 9,17 persen dan angka ini mengalami peningkatan menjadi sekitar 15,38 persen pada periode 2009-2014.
Peningkatan ini diduga antara lain adanya penggantian anggota antar waktu PAW, keterbukaan masyarakat kewajiban memenuhi kuota 30 persen
perempuan di Pemilu 2009.
BAB II - 156
Gambar 2.45 Grafik Perempuan di Pemerintahan
Jawa Timur, Tahun 2010-2012
Sumber : BKN Jawa Timur Keterangan : Angka diperbaiki
Angka sementara
Pada bidang pemerintahan, peranan perempuan antara lain tercermin dari keterlibatannya sebagai pegawai negeri sipil PNS. Dari tahun ke tahun,
jumlah PNS perempuan semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari persentase PNS perempuan terhadap jumlah seluruh PNS pada tahun 2010 sekitar 44,93
dan terus meningkat menjadi 46,26 pada tahun 2012. Selain itu partisipasi perempuan di pemerintahan dapat ditunjukkan dari besarnya persentase PNS
perempuan di antara pekerja perempuan. Selama tiga tahun terakhir partisipasi perempuan di pemerintahan menunjukkan angka sekitar 2 persen, ini berarti
masih sedikit perempuan Jawa Timur yang bekerja sebagai PNS.
11.2. Rasio KDRT
Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dapat disebabkan beberapa hal antara lain faktor ekonomi, psikologis, pendidikan yang rendah, pihak
ketiga atau faktor pemicu lainnya. Pada tahun 2010 rasio KDRT terhadap jumlah rumahtangga di Jawa Timur sebesar 0,0091 persen. Angka rasio
tersebut menunjukkan bahwa setiap 10.000 rumahtangga terdapat sekitar 9 kejadian KDRT di tahun 2010. Angka rasio KDRT ini menunjukkan penurunan
pada 2 tahun terakhir. Pada tahun 2012 rasio KDRT mencapai 0,0080 persen atau sekitar 8 kejadian KDRT pada setiap 10.000 rumah tangga. Semakin
banyaknya lembaga pengawasan KDRT menjadi salah satu faktor turunnya kasus KDRT di Jawa Timur.
BAB II - 157 Gambar 2.46
Grafik Rasio KDRT di Jawa Timur Tahun 2009-2012
Sumber : Polres KabKota Se Jatim dan Polda Jatim Catatan : Angka Diperbaiki
11.3. Persentase Jumlah Tenaga Kerja di Bawah Umur
Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, anak didefinisikan sebagai orang yang berusia kurang dari 18 tahun, sementara
konvensi ILO menetapkan, batas minimal usia pekerja di bawah umur adalah 15 tahun.
Berdasarkan data BPS dari Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas dalam kurun waktu tahun 2009
– 2012, jumlah pekerja di bawah umur pada tahun 2009 sebesar 500.996 orang dan terus menurun dari tahun ketahun
dan pada 2012 menjadi 366.950 orang dengan rasio sebesar 2,60 pada tahun 2009 dan pada tahun 2012 sebesar 1,92 yang berarti dari 100 pekerja
berusia 10 tahun ke atas terdapat sekitar 2 orang penduduk usia 10-17 tahun yang bekerja.
Dari sejumlah pekerja di bawah umur, sebagian besar adalah anak laki- laki dengan sex ratio sebesar 164,93 yang berarti dari 100 pekerja
perempuan terdapat 165 pekerja laki-laki.
Tabel 2.124 Jumlah Pekerja Di bawah Umur 10-17 Tahun
Tahun 2009-2012 di Jawa Timur
Tahun Laki-Laki
Perempuan Jumlah
Rasio Pekerja di
bawah umur
1 2
3 4
5
2009 317.618
183.378 500.996
2,60
2010 276.990
194.406 471.396
2,39
2011 244.099
141.053 385.152
2,02
2012 228.444
138.950 366.950
1,92
Sumber: Hasil Sakernas 2009 – 2012, BPS Jawa Timur
BAB II - 158
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
40,00 45,00
44,53
0,75 16,61
4,71 22,75
0,40 1,34
Gambar 36 Persentase Pekerja Anak 10 - 17 tahun Menurut Sektor di Jawa Timur Tahun 2012
Pertanian Pertambangan
Industri Konstruksi
Perdagangan Transportasi
Lemb. Keuangan
Jika dilihat dari gambar 2.46 ada 5 sektor yang mempekerjakan
pekerja di bawah umur. Sektor Pertanian merupakan sektor yang terbesar menyerap pekerja anak. Dari enam kategori status pekerjaan, sebagian
besar mereka bekerja sebagai pekerja keluargapekerja tidak dibayar yaitu sebesar 59,78 persen. Selebihnya sebagai buruh 26,69 persen dan
pekerja bebas 8,93 persen.
11.4. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
Pada tahun 2012 Hasil Sakernas, 2012, angka TPAK perempuan sebesar 55,20 yang berarti dari 100 penduduk usia kerja terdapat sekitar
55 orang aktif dalam kegiatan ekonomi bekerja dan pencari kerja. Dari tahun ke tahun angka TPAK perempuan mengalami peningkatan, sejalan
dengan perkembangan teknologi dan pendidikan, dimana perempuan dapat mengoptimalkan perannya sehigga lebih produktif dan bermanfaat
bagi keluarga dan lingkungannya.
Gambar 2.47 Prosentase Pekerja Anak 10-17 Tahun
Menurut Sektor di jawa Timur Tahun 2012
BAB II - 159 Gambar 2.48
Grafik TPAK Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 – 2012 di Jawa Timur
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, yang ditunjukkan dengan rata-rata jumlah anak per keluarga. Pencanangan Program tersebut
diharapkan mampu mengendalikan ledakan jumlah penduduk di Jawa Timur yang dikuatirkan a
kan menjadi “bom waktu” dan beban pembangunan.
12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah
penduduk Jawa Timur sebesar 37,476 juta orang dan terus bertambah pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 38,052 juta orang. Rata-rata pertumbuhan
penduduk pertahun sekitar 0,716 persen 2011
– 2012 dan rata-rata jumlah anak tiap keluarga yang diukur melalui TFR SDKI2012, BPS RI sebesar 2,3
atau rata - rata keluarga memiliki lebih dari dua anak. Berdasarkan hasil SP- 2010 di Jawa Timur terdapat sekitar 1.500 bayi lahir setiap harinya, sehingga
dalam 1 tahun hampir mencapai 600.000 kelahiran. Hal Ini harus menjadi perhatian untuk dikendalikan.
Sedangkan berdasarkan hasil Pendataan Keluarga yang dilakukan oleh BKKBN pada tahun 2009
– 2012, diketahui bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga pada periode 2010
– 2012 di Jawa Timur sekitar 4 orang. Jika diasumsikan bahwa tiap keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata jumlah anak per keluarga di Jawa Timur sekitar 2 - 3 anak, angka tersebut sejalan dengan
estimasi angka TFR dari data BPS yaitu sebesar 2,3 pada tahun 2012.
84.69 84.7
84.77 54.27
55.01 55.2
69.08 69.49
69.62
10 20
30 40
50 60
70 80
90
2010 2011
2012
Laki-laki Perempuan
Lk+Pr
BAB II - 160 20
40 60
80 100
Akseptor KB Peserta KB
Aktif Tidak Pernah
KB
81 ,43
64 ,16
18 ,57
82 ,74
64 ,89
17 ,26
83 ,35
64 ,15
16 ,65
Gambar ..... Persentase Akseptor KB dan Peserta KB Aktif
di Jawa Timur, 2010-2012
2010 2011
2012
Tabel 2.125 Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga di Jawa Timur
Tahun 2010 – 2012
No. Tahun
Jumlah Keluarga
Jumlah Anggota
Keluarga Rata-rata
Anggota per keluarga
1. 2010
11.070.038 48.709.449
4,40
2. 2011
11.201.698 49.207.876
4,39
3. 2012
11.325.197 49.385.288
4,36 Sumber : BKKBN Propinsi Jawa Timur
12.2. Rasio akseptor KB
Salah satu program pemerintah dalam menekan menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana KB. Keluarga
Berencana dicanangkan untuk mengetahui tingkat Partisipasi Pasangan Usia Subur PUS terhadap penggunaan alatcara KB. Besarnya angka partisipasi KB
akseptor KB menunjukkan adanya keberhasilan program KB dan pengendalian jumlah penduduk.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Selama tiga tahun terakhir, jumlah pasangan usia subur wanita usia 15- 49 tahun yang berstatus kawin di Jawa Timur mengalami peningkatan, dari
7.686.730 pasangan pada tahun 2010, menjadi 7.884.543 pasangan pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 menjadi 7.908.398 pasangan.
Gambar 2.49 Prosentase Akseptor KB dan peserta KB Aktif
Di Jawa Timur 2010- 2012
BAB II - 161
12.3. Cakupan Peserta KB Aktif
Dilihat dari persentase pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB dalam tiga tahun terakhir terus meningkat dari 81,43 persen di tahun 2010
menjadi 83,35 persen pada tahun 2012. Sedangkan dari persentase KB aktif dalam tiga tahun terakhir berkisar pada angka 64 persen. Disisi lain masih
terdapat pasangan usia subur di Jawa Timur yang tidak pernah ikut KB namun jumlahnya terus menurun dari 18,57 persen pada tahun 2010 turun menjadi
17,26 persen pada tahun 2011 dan tahun 2012 tinggal 16,65 persen.
Kalau dilihat Pasangan Usia Subur menurut kabupatenkota di Jawa Timur berdasarkan penggunaan alatcara KB, pada tahun 2012 Kabupaten
Bangkalan merupakan kabupaten tertinggi yang PUS nya tidak pernah menggunakan KB yaitu mencapai 48,01 persen. PUS yang sedang
menggunakan KBakseptor KB aktif tertinggi dicapai oleh Kabupaten Jombang yaitu mencapai 75,13 persen sedangkan Kabupaten Bangkalan akseptor KB
aktifnya terendah yaitu sebesar 39,82 persen. Dilihat berdasarkan akseptor KB secara keseluruhan, Kabupaten Ngawi berada diurutan tertinggi yaitu mencapai
92,22 persen. Sedangkan Kabupaten Bangkalan memiliki akseptor KB terendah yaitu sebesar 51,99 persen.
Tabel 2.126 Persentase PUS Menurut Penggunaan CaraAlat KB Di Jawa Timur Tahun
2012
NO Kabupatenkota
Jumlah PUS dab Persentase PUS ber KB PUS
Persentase Akseptor KB
Persentase Peserta KB Aktif
Tidak ber KB
1 2
3 4
5 6
1. Kab. Pacitan
109.823 90,36
66,90 9,64
2. Kab. Ponorogo
163.363 84,33
59,94 15,67
3. Kab. Trenggalek
146.563 87,05
68,17 12,95
4. Kab. Tulungagung
205.953 85,32
58,37 14,68
5. Kab. Blitar
219.604 86,56
62,83 13,44
6. Kab. Kediri
300.594 77,77
63,23 22,23
7. Kab. Malang
516.350 85,77
69,90 14,23
8. Kab. Lumajang
217.641 82,23
68,81 17,77
9. Kab. Jember
500.435 84,17
65,69 15,83
10. Kab. Banyuwangi
321.813 86,50
67,53 13,50
11. Kab. Bondowoso
163.003 91,54
74,26 8,46
12. Kab. Situbondo
146.627 86,46
69,78 13,54
13. Kab. Probolinggo
253.258 88,54
66,80 11,46
14. Kab. Pasuruan
323.394 86,98
70,90 13,02
15. Kab. Sidoarjo
435.457 87,44
72,42 12,56
16. Kab. Mojokerto
225.827 86,34
73,07 13,66
BAB II - 162 D
Sumber: BPS Provinsi Jatim
13. Sosial
Kompleksnya masalah sosial dapat menghambat kemajuan bangsa. Berbagai program pembangunan pun akan terganggu ketika masalah sosial
tidak bisa diredam dan diatasi. Dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 14 ayat 1 disebutkan bahwa perlindungan sosial
dimaksudkan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan atau masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Berdasarkan hal tersebut pemerintah perlu mengupayakan
permasalahan tentang kesejahteraan sosial sebagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus.
17. Kab. Jombang
249.732 86,13
75,13 13,87
18. Kab. Nganjuk
201.800 91,50
71,20 8,50
19. Kab. Madiun
128.809 80,01
55,69 19,99
20. Kab. Magetan
117.266 82,41
65,33 17,59
21. Kab. Ngawi
165.320 92,22
70,46 7,78
22. Kab. Bojonegoro
273.977 85,67
68,90 14,33
23. Kab. Tuban
249.416 88,29
61,16 11,71
24. Kab. Lamongan
252.609 86,34
63,62 13,66
25. Kab. Gresik
262.888 84,15
60,93 15,85
26. Kab. Bangkalan
167.864 51,99
39,82 48,01
27. Kab. Sampang
190.330 77,63
45,20 22,37
28. Kab. Pamekasan
173.893 87,13
64,02 12,87
29. Kab. Sumenep
241.152 57,19
41,75 42,81
30. Kota Kediri
51.440 82,37
64,35 17,63
31. Kota Blitar
25.475 86,02
65,12 13,98
32. Kota Malang
147.054 74,25
50,93 25,75
33. Kota Probolinggo
41.706 89,08
68,24 10,92
34. Kota Pasuruan
37.246 82,02
61,16 17,98
35. Kota Mojokerto
24.314 79,42
59,98 20,58
36. Kota Madiun
32.278 85,00
65,25 15,00
37. Kota Surabaya
551.849 79,63
58,16 20,37
38. Kota Batu
40.014 82,40
61,20 17,60
Provinsi 7.876.137
83,35 64,15
16,65
BAB II - 163