9 Menurut Burkill 1935 pohon picung berbuah sejak berumur 15 tahun
secara terus menerus sepanjang musim. Buahnya agak tidak simetris, berbentuk bulat telur dengan kedua ujung tumpul. Ukuran buah bervariasi dengan panjang
17-30 cm dan lebar 7-10 cm atau lebih. Tangkai buah berukuran panjang 8-15 cm dengan diameter 7-12 mm. Di dalam buah picung terdapat banyak biji berwarna
kelabu, berbentuk telur limas dan keras. Dalam biji terdapat daging biji yang banyak mengandung lemak picung. Menurut Heyne 1987, Musim berbuahnya
jatuh pada awal musim hujan, 300 biji buah setiap pohonnya, di dalam picung terdapat 20-30 biji yang berbentuk segitiga dengan panjang 5 cm. Kulit biji kasar
dengan perikarp setebal 6-10 mm, berkayu dan beralur. Biji-biji tersebut tertutup oleh daging buah yang berwarna putih apabila masih segar dan kehitaman jika
sudah lama disimpan.
Gambar 3 Biji Picung Pangium edule Reinw
2.3 Komposisi Kimia dan Kegunaan Picung
Seluruh bagian dari tanaman picung bersifat racun. Tanaman picung mengandung asam sianida yang cukup besar jumlahnya baik pada batang, daun
dan buah Heyne 1987. Asam sianida ini adalah hasil hidrolisis dari glikosida sianogenik Bishop 1997. Kadar hydrogen sianida dalam buah picung sekitar
1834 ugg bobot kering Voon-boon-hoc Kuch-hong-siong. 1999. Biji dari Picung merupakan bagian paling beracun dari tanaman ini, karena banyak
mengandung ginokardin, yaitu suatu glikosida yang mudah melepaskan asam sianida karena hidrolisa oleh enzim ginokardase. Asam sianida yang dilepaskan
ini bersifat racun, yang pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan orang sakit
10 kepala, pusing, mual dan muntah apabila termakan atau terhirup pernapasan, dan
pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Biji picung di Philipina digunakan sebagai campuran racun anak panah Quisumbling 1947.
Daging biji picung sebagian besar terdiri atas air, lemak, karbohidrat, protein dan sebagian kecil mineral dan vitamin Tabel 2.
Tabel 2 Komposisi Daging Biji Picung Segar Setiap 100 gr
Komposisi penyusun Kadar
Kalori kal 237.0
Protein g 10.0
Lemak g 24.0
Karbohidrat g 13.5
Kalsium Ca mg 40.0
Fosfor P mg 100.0
Besi Fe mg 2.0
Vitamin A mg Vitamin B1 mg
0.15 Vitamin C mg
30.0 Air g
51.0 Daftar komposisi bahan makanan, Dir. Gizi Depkes. 1995
Lemak biji picung apabila diasamkan akan menghasilkan asam lemak siklik yang tidak jenuh yaitu asam hidnokarpat C
16
H
28
O
2
dan asam khaulmograt C
18
H
32
O
2
. Asam lemak siklik ini mempunyai sifat antibakteri Hilditch dan Williams 1964. Struktur kimia senyawa tersebut dapat dilihat pada gambar 4.
A B C
CH
2 10
COOH CH
2 6
CH.CHCH
2 4
COOH CH
12
COOH Gambar 4 Struktur Kimia Asam Hidnokarpat A, Asam Gorlat B dan
Asam Khaulmograt C Hilditch dan Williams 1964 Biji picung yang lebih tua mengandung ginokardin yang lebih sedikit
dibandingkan dengan biji yang lebih muda. Bagi tanaman, glikosida tersebut berfungsi untuk menyembuhkan luka pada jaringan yang aktif, oleh karena itu zat
ini terutama terdapat pada bagian vegetatif, khususnya biji. Setelah biji matang, jumlah glikosida berkurang dan pertumbuhan bijinya berhenti Burkill 1935.
11 Anwar 1992 dan Panghegar 1990 mengisolasi komponen antioksidan
alami dari daging biji picung. Komponen biji picung yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan antara lain : vitamin C, ion besi, B karoten dan golongan
flavonoid. Aktivitas dari senyawa antioksidan ini diteliti lebih lanjut oleh Adidjaja 1991 dan Romlah 1992. Adidjaja 1991 meneliti aktivitas antioksidan alami
dari biji picung, sedangkan Romlah 1991 mempelajari perubahan aktivitas antioksidan dan lemak selama fermentasi daging biji picung. Sedangkan
Meirianto 1988 dalam Indriyati 1989 melaporkan bahwa pembaluran ikan mujair Tilapia mossambica dengan ekstrak 10 daging picung segar
memberikan penurunan nilai TBA yang sama dengan penambahan antioksidan sintetis BHT sebanyak 0,01 dan 0,02. Hal ini menunjukkan adanya komponen
anti oksidasi lipid pada ikan mujair yang diberi ekstrak 10 daging picung segar. Rumphius 1741-1755 dalam Heyne 1987 menyatakan bahwa selama
ini tanaman picung lebih banyak digunakan sebagai tanaman obat-obatan tradisional. Penggunaan tersebut antara lain : 1 daun dan biji setelah diseduh
dapat digunakan sebagai desinfektan, 2 kulit, kayu dan daun picung digunakan sebagai racun ikan, 3 minyak dari daging picung digunakan untuk membuat
ekstrak yang dipakai untuk obat rheumatik dan penyakit kulit, 4 daging biji picung segar yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk obat pembasmi
kutu. Seduhan dingin dari daun-daun segar ataupun biji-biji picung dapat
digunakan sebagai obat antiseptik, pemusnah hama dan pencegah parasit yang mustajab. Mengenai daya pembunuh yang kuat dari picung ini dapat
dimanfaatkan bagi pemberantasan serangga perusak tanaman budidaya. Sifat atsiri dari racunnya memiliki keuntungan karena setelah penggunaannya tidak ada bau
atau rasa apapun yang tertinggal pada tanaman yang telah diperlakukan dengannya Greshoff 1893 dalam Heyne 1987.
Menurut Rumphius 1660-1701 yang dikutip Jacaline 1960 dalam Heyne 1987 kulit kayu dari picung yang diremas-remas dan ditaburkan di
perairan dapat mematikan ikan oleh karena itu digunakan sebagai tuba ikan. Demikian juga daunnya dapat dipakai dengan cara yang sama untuk menangkap
12 udang. Seduhan dari daun-daunnya yang diteteskan dalam luka terlantar akan
mematikan ulat-ulat dan organisme hewan lainnya.
2.4 Senyawa Antimikroba