3 sebagai obat kudis, insektisida, sabun, bahan baku minyak goreng dan pewarna
benang Burkill, 1935. Hasil penelitian Indriyati 1989 melaporkan bahwa biji picung segar mempunyai aktivitas antibakteri pembusuk ikan secara in vitro
seperti Bacillus sp., Micrococcus sp., Pseudomonas sp. dan coliform yang tumbuh pada ikan mas Cyprinus carpio. Bukti tersebut menunjukkan bahwa biji picung
memiliki sejenis bahan aktif yang bekerja sebagai antimikroba, sehingga mampu untuk mengawetkan pangan. Bahan aktif tersebut diduga larut dalam pelarut
organik dan dapat dipisahkan melalui proses ekstraksi. Picung terdapat di seluruh Indonesia sehingga memungkinkan untuk dapat
digunakan di daerah-daerah penangkapan maupun di tempat-tempat pendaratan ikan yang langka es atau garam.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang ditemui dengan menggunakan picung adalah belum adanya data atau pengalaman yang menyebutkan diketahuinya jumlah dan perbandingan
antara picung dan garam yang jelas, efektif dan efisien untuk mengawetkan ikan. Picung dapat memberi efek negatif terhadap warna, bau dan rasa. Sedangkan
garam walaupun berfungsi sebagai bahan pengawet dan dapat mengurangi efek browning, juga memberi efek terhadap rasa asin. Salah satu cara untuk mencegah
memperlambat pembusukan pada pengawetan ikan segar dengan menggunakan picung, adalah dengan mencampur daging biji picung segar dan garam, pada
proporsi tertentu yang digunakan sebagai bahan pengawet yang disimpan pada suhu kamar.
Cara pengawetan ini dimaksudkan untuk mengatasi adanya masalah kelangkaan es tanpa harus menggunakan bahan pengawet berbahaya sepert
penggunaan formalin yang kini marak digunakan, dengan demikian mutu ikan segar yang diawetkan masih dapat diterima oleh konsumen.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa : 1 penggunaan daging biji picung segar yang dicampur dengan garam dalam
jumlah dan perbandingan yang tepat sebagai bahan pengawet ikan yang disimpan pada suhu kamar dalam kurun waktu tertentu.
4 2 mutu yang sesuai dengan selera konsumen pada ikan segar yang diawetkan
dengan daging biji picung segar yang dicampur garam. 3 tingkat kemunduran mutu ikan segar secara enzimatis atau kimiawi dan
mikrobiologis dengan menggunakan daging biji picung segar yang dicampur dengan garam sebagai bahan pengawet.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penyediaan ikan segar bagi masyarakatkonsumen di tempat yang tidak tersedia es dengan
memanfaatkan bahan aktif picung sebagai bahan pengawet alami yang aman serta tidak mengubah sifat karakteristik mutu ikan yang disukai konsumen.
1.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penambahan daging biji picung segar yang dicampur dengan garam dalam jumlah dan perbandingan yang tepat, dapat
dipakai sebagai bahan pengawet alami dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas bakteri pembusuk dan bakteri patogen pada produk ikan segar
karena kandungan antimikrobanya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami pada produk ikan segar yang disimpan pada suhu kamar untuk
kurun waktu tertentu.
5
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Kembung Rastrelliger brachysoma Blkr