40 pH dibaca pada layar. Elektroda harus dibilas aquades setiap kali akan dilakukan
pengukuran contoh berikutnya.
11 Analisis Kadar Garam Yunizal et al. 1998
1 Ke dalam erlemeyer 300 ml dimasukkan contoh sebanyak 0,5 – 1 g contoh basah 0,3 – 0,5 g contoh kering.
2 Ke dalam erlemeyer tersebut ditambahkan larutan standar AgNO
3
0,1 N sebesar volume tertentu misal 25 ml, untuk mengendapkan semua khlorida
sebagai AgCl dan kemudian ditambahkan 20 ml larutan HNO3 1:1. 3 Pipa kaca pendingin dipasang tegak pada erlemeyer yang panjangnya 1,5 m,
kemudian dipanaskan perlahan-lahan di atas pemanas listrik hingga seluruh contoh larut kecuali AgCl, biasanya memakan waktu kurang lebih 15 menit.
4 Setelah dingin ke dalam erlemeyer tersebut ditambahkan 50 ml aquades dan 5 ml indikator amonium ferrisulfat jenuh. Larutan dititrasi dengan larutan 0,1 N
kaliumthiocyanat 0,1 N sampai larutan berwarna coklat terang light brown color.
5 Blanko dibuat seperti prosedur analisis di atas, tetapi tidak menggunakan contoh.
Perhitungan : Kadar Garam NaCl = 58,45 A – B x C x 100 x FP ..................................9
1000 x D A = ml KCNS blanko
B = ml KCNS contoh C = Normalitas KCNS
D = Berat contoh
3.3.2.2 Analisis Mikrobiologi 1 Penentuan Hitungan Bakteri TotalTPC
Ditjen Perikanan 1988 Media yang digunakan adalah Nutrien Agar NA, caranya dengan
melarutkan 28 gr bubuk NA dalam 1 liter air destilasi di dalam labu erlenmeyer ukuran besar. Larutan tersebut kemudian disterilkan dalam “ autoclave ” selama
41 15 menit pada tekanan 1 atm dan suhu 121
C. Setelah disterilisasi suhu media dipertahankan pada 45 – 55
C dalam oven. Sebanyak 25 g contoh yang telah dipotong halus dilarutkan dalam 225 ml
larutan garam fisiologis 0,9 steril, sehingga didapatkan pengenceran 10
-1
. Dari larutan contoh tersebut diambil 1 ml dengan pipet, kemudian dimasukkan ke
dalam botol yang berisi 9 ml garam fisiologis steril untuk memperoleh pengenceran 10
-2
. Demikian seterusnya sampai diperoleh pengenceran kelima. Kemudian ke dalam setiap cawan petri ditambahkan 1 ml larutan sampel yang
telah diencerkan dan 10 ml media NA, kemudian cawan petri digoyang-goyang agar NA merata, dibiarkan beberapa menit agar membeku. Setelah media
membeku dituangkan lagi 5 ml media NA ddan dibiarkan membeku, lalu cawan petri disimpan dalam posisi terbalik di dalam inkubator pada suhu 37
C selama 48 jam.
Cara perhitungan dipilih cawan petri yang mempunyai koloni antara 30 – 300 buah. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua
pengenceran tersebut 2, maka nilai yang diambil adalah rata-rata dari kedua nilai tersebut dengan memperhatikan pengencerannya. Jika hasil perbandingannya 2,
maka diambil hasil pengenceran yang terendah atau terkecil.
2 Analisis Enterobacter media VR BG agar dengan Overlay
Media yang digunakan adalah Violet Red Bile Glukosa agar VRBG agar, caranya dengan melarutkan 38,5 g bubuk VRBG dalam 1 liter air destilasi di
dalam labu erlenmeyer ukuran besar. Larutan tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 100
o
C selama 5 menit. Setelah dipanaskan suhu media dipertahankan pada 45 – 55
C dalam oven. Sebanyak 25 g contoh yang telah dipotong halus dilarutkan dalam 225 ml
larutan garam fisiologis 0,9 steril, sehingga didapatkan pengenceran 10
-1
. Dari larutan contoh tersebut diambil 1 ml dengan pipet, kemudian dimasukkan ke
dalam botol yang berisi 9 ml garam fisiologis steril untuk memperoleh pengenceran 10
-2
. Demikian seterusnya sampai diperoleh pengenceran kelima.
42 Kemudian ke dalam setiap cawan petri ditambahkan 1 ml larutan sampel yang
telah diencerkan dan 10 ml media VRBG, lalu cawan petri digoyang-goyang agar VRBG merata, dibiarkan beberapa menit agar membeku. Setelah media membeku
tuangkan lagi 5 ml media VRBG dan dibiarkan membeku, kemudian cawan petri disimpan dalam posisi terbalik di dalam inkubator pada suhu 37
C selama 48 jam. Cara perhitungan dipilih cawan petri yang mempunyai koloni antara 30 –
300 buah. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut 2, maka nilai yang diambil adalah rata-rata dari kedua nilai
tersebut dengan memperhatikan pengencerannya. Jika hasil perbandingannya 2, maka diambil hasil pengenceran yang terendah atau terkecil.
3 Analisis H
2
S producer dengan Overlay
Media yang digunakan adalah formula agar dengan cara melarutkan : 9
beef extract 3,0 g 9
yeast extract 3,0 g 9
peptone protease 5,0 g 9
tryptone 15,0 g 9
ferric citrate 0,3 g 9
cysteine HCl 0,4 g 9
NaCl 5,0 g 9
Sodium thiosulphate.5H
2
O 0,5 g 9
Agar 15 g dalam 1 liter air destilasi di dalam labu erlenmeyer ukuran besar. Larutan tersebut
kemudian disterilkan dalam “ autoclave ” selama 15 menit pada tekanan 1 atm dan suhu 121
C. Setelah disterilisasi suhu media dipertahankan pada 45 – 55 C
dalam oven. Sebanyak 25 g contoh yang telah dipotong halus dilarutkan dalam 225 ml
larutan garam fisiologis 0,9 steril, sehingga didapatkan pengenceran 10
-1
. Dari larutan contoh tersebut diambil 1 ml dengan pipet, kemudian dimasukkan ke
dalam botol yang berisi 9 ml garam fisiologis steril untuk memperoleh
43 pengenceran 10
-2
. Demikian seterusnya sampai diperoleh pengenceran kelima. Kemudian ke dalam setiap cawan petri ditambahkan 1 ml larutan sampel yang
telah diencerkan dan 10 ml media formula H
2
S producer, kemudian cawan petri digoyang-goyang agar media formula H
2
S producer merata, dibiarkan beberapa menit agar membeku. Setelah media membeku dituangkan lagi 5 ml media
formula H
2
S producer dan biarkan membeku, kemudian cawan petri disimpan dalam posisi terbalik di dalam inkubator pada suhu 37
C selama 48 jam. Cara perhitungan dipilih cawan petri yang mempunyai koloni antara 30 –
300 buah. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut 2, maka nilai yang diambil adalah rata-rata dari kedua nilai
tersebut dengan memperhatikan pengencerannya. Jika hasil perbandingannya 2, maka diambil hasil pengenceran yang terendah atau terkecil.
3.2.3.3 Uji organoleptik SNI 01-2346-1991