Alternatif 2 Memilih Alternatif Solusi 1. Kondisi Sekarang

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 = Rp.303.748.650,30 + Rp.355.000.000,00 – Rp.93.288.000,00 + Rp.41.666.666,67 = Rp.607.123.317,00 f. Data waste Data ini merupakan rata-rata jumlah limbah tandan kosong dan limbah cair yang diperoleh dari pengolahan minyak kelapa sawit. Tandan kosong sawit dipakai sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga biomassa sawit dan limbah cair masih dengan perlakuan land aplication maka jumlah limbah adalah 168,89 kg limbah cair. Perhitungan untuk alternatif 1 dapat dilihat pada tabel 5.20.

5.2.3.2.3. Alternatif 2

Untuk alternatif 2 yaitu pengolahan limbah industri kelapa sawit menjadi kompos dan digunakan untuk pemupukan tanaman sawit di lahan perkebunan. 1. Data biaya investasi awal Rincian investasi awal dapat dilihat pada tabel 5.13. Salah satu contoh perhitungan biaya adalah: Pengadaan lahan pengomposan = Kuantitas x Harga satuan = 50.000 m 2 x Rp.2.000,00m 2 = Rp. 100.000.000,00 langkah yang sama dilakukan pada setiap rincian biaya yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Tabel 5.13. Rincian Biaya Investasi Rincian Biaya Satuan Kuantitas Harga Satuan Biaya Rp. Pengadaan lahan m 2 50.000 2.000 100.000.000 Penggalian pipa m 3 106 27.500 2.904.000 Pipa PVC dia 5 M 1.820 54.662 99.484.840 Pompa Unit 1 50.000.000 50.000.000 Rubber House dia 2,5 M 400 52.575 21.030.000 Keran Unit 22 28.500 627.000 Instalasi listrik Unit 15 1.750.000 26.250.000 Mesin pencacah Unit 1 600.000.000 600.000.000 Wheel loader Unit 1 500.000.000 500.000.000 Mesin pembalik kompos Unit 1 1.000.000.000 1.000.000.000 Jumlah 2.400.295.840 Sumber PKS Rambutan 2. Biaya Operasional Maintenance Rincian biaya operasional dapat dijelaskan pada tabel 5.14 Tabel 5.14. Biaya Operasional Rincian Biaya Rp. Biaya tenaga kerja 5 orangtahun x Rp.1.400.000,00orang x 12 bulan 84.000.000 Biaya perawatan 10 x Rp.2.400.295.840,00 240.029.584 Listrik 124KWHhari x 26 haribulan x 12 bulan x Rp.787KWh 30.447.456 Jumlah 354.477.040 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 3. Proyeksi Penerimaan Penerimaan dari proyek pengomposan limbah pengolahan kelapa sawit ini antara lain: a. Penghematan biaya penyebaran tandan kosong ke lahan perkebunan Biaya penyebaran tandan kosong adalah Rp. 26.000,00 per ton, dengan kapasitas PKS 187.200 tontahun akan dikeluarkan biaya oleh perusahaan. Biaya penyebaran tandan kosong = 187.200 tontahun x 0,23 x Rp.26.000,00ton = Rp.1.119.456.000,00. Dengan didirikannya pengolahan kompos ini akan menghemat dana penyebaran tandan kosong sebesar Rp. 1.119.456.000,00. b. Penghematan biaya perawatan dan operasional kolam limbah Biaya perawatan dan operasional kolam limbah pertahun adalah Rp.500.000.000,00. Dengan didirikannya pengolahan kompos ini, maka biaya tersebut dapat dihemat. c. Substitusi pupuk Kandungan unsur hara pupuk yang dipergunakan perkebunan kelapa sawit PKS Rambutan saat ini beserta harganya seperti terlihat pada tabel 5.15. Tabel 5.15. Kandungan Hara serta harga Pupuk Pupuk Unsur Hara Persen Unsur Hargakg Urea Nitrogen 46 Rp.1.350,00 Super Phospat SP-36 Fosfor 36 Rp.1.700,00 Muriate Potash Kalium 60 Rp.2.400,00 Kiesrite Magnesium 20 Rp.1.600,00 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Kandungan unsur hara pupuk kompos yang dihasilkan dari pengomposan TKS ini menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS adalah seperti yang terlihat pada tabel 5.16. Tabel 5.16. Kandungan Hara Pupuk Kompos Unsur Hara Persen Unsur Nitrogen 2,34 Fosfor 0,31 Kalium 3,5 Magnesium 0,96 Dari tabel di atas maka dapat dihitung untuk satu ton pupuk kompos akan setara dengan pupuk buatan sebanyak seperti yang terlihat pada tabel 5.14. Sebagai contoh, perhitungan kesetaraan satu ton pupuk kompos dengan pupuk buatan adalah: Nitrogen dalam Urea 50,86 ≈ 51 Kg pupuk buatan Harga total = Jumlah pupuk buatan x harga pupu buatankg = 51 kg x Rp.1.350,00 = Rp.68.850,00 langkah perhitungan yang sama dilakukan pada setiap pupuk buatan dan hasilnya diuraikan pada tabel 5.16. Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Tabel 5.17. Kesetaraan Satu Ton Pupuk Kompos dengan Pupuk Buatan Pupuk Buatan Unsur Hara Jumlah Kg pupuk Harga Total Urea Nitrogen 51 Rp.68.850,00 Super Phospat SP-36 Fosfor 9 Rp.15.300,00 Muriate Potash Kalium 58 Rp.139.200,00 Kiesrite Magnesium 48 Rp.76.800,00 Jumlah Rp.300.150,00 Dari Tabel 5.17 dapat dihitung dana substitusi untuk jumlah kompos yang dihasilkan sebanyak 16.560 ton adalah: Dana substitusi = Jumlah kompos x harga kesetaraan satu ton kompos = 16.560 ton x Rp.300.150,00ton = Rp.4.970.484.000,00. 5. Perhitungan Green Productivity Ratio untuk alternatif 2. Perhitungan Green Productivity Ratio untuk material, tenaga kerja, energi, dan maintenance dilakukan dengan mengetahui terlebih jumlah setiap faktor pada alternatif 2 dan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Data output Apabila alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah output. Jumlah output yang diestimasikan adalah jumlah rata-rata output total tahun 2011 dijumlahkan dengan jumlah pendapatan dari pengomposan limbah pabrik kelapa sawit. Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Data output = Rata-rata output total tahun 2011 + pendapatan pengomposan = Rp. 29.619.574.781 + Rp.414.207.000,00 = Rp. 30.033.781.781,00 b. Data input material Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan tidak akan mempengaruhi jumlah input material. Maka jumlah input material adalah nilai rata-rata biaya material tahun 2011. Data input material = Nilai rata-rata biaya material tahun 2011 = Rp. 336.564.444,80 c. Data input Tenaga Kerja Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah input tenaga kerja. Jumlah input tenaga kerja adalah nilai rata-rata input tenaga kerja dijumlahkan terhadap penambahan tenaga kerja sebanyak 5 orang dengan gaji Rp.1.400.000,00 per bulan untuk setiap orang. Data input tenaga kerja = Nilai rata-rata biaya tenaga kerja tahun 2011 + 5 orang Rp.1.400.000,00 = Rp.600.764.400,90 + Rp.7.000.000 = Rp.607.764.400,90 d. Data input Energi Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah input energi. Jumlah input energi adalah nilai rata-rata biaya energi tahun Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 2011 dijumlahkan dengan biaya tambahan energi pemakaian listrik pada alternatif 2. Data input energi = Nilai rata-rata biaya energi tahun 2011 + Biaya pemakaian listrik perbulan = Rp.84.747.017,00 + Rp. 2.537.288,00 = Rp.87.284.305,00 e. Data input perawatan dan instalasi Jika alternatif 2 diterapkan, diprediksikan akan mempengaruhi jumlah input perawatan. Jumlah input perawatan adalah nilai rata-rata biaya perawatan tahun 2011 dijumlahkan dengan perwatan pada alternatif 2 setiap bulannya dikurangi pengolahan limbah tandan kosong dan limbah cair. Data input perawatan = Nilai rata-rata biaya perawatan tahun 2011 + biaya perawatan pada alternatif 2 – penanganan tandan kosong – penanganan limbah cair = Rp.303.748.650,30 + Rp.19.585.798,67 – Rp.93.288.000,00 – Rp.41.666.666,67 = Rp.188.379.782,3 f. Data waste Data ini merupakan rata-rata jumlah limbah tandan kosong dan limbah cair yang diperoleh dari pengolahan minyak kelapa sawit. Tandan kosong Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 sawit dan limbah cair seluruhnya dijadikan kompos maka jumlah limbah adalah 0 nol. Untuk perhitungan Green Productivity Ratio GPR caranya sama dengan perhitungan pada kondisi sekarang. Untuk menghitung Green Productivity Index GPI dilakukan dengan menggunakan rumus berikut. Contoh perhitungan GPI untuk tenaga kerja pada alternatif 2. Dalam perhitungan GPI untuk material, tenaga kerja, energi dan maintenance, nilai diatas 1 menunjukkan perbaikan, sedangkan untuk waste nilai diatas 1 menunjukkan adanya peningkatan dampak lingkungan yang terjadi. Melalui perhitungan GPI untuk tenaga kerja tidak terjadi peningkatan indeks dibanding dengan sebelumnya. Perhitungan untuk GPR dan GPI sama seperti pada alternatif 2 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 5.20. Perhitungan biaya untuk masing-masing alternatif, kondisi sekarang, alternatif 1 dan 2 sebagai usulan yang diberikan dapat dilihat pada tabel 5.19. Tabel 5.19. Perhitungan Biaya untuk Masing-masing Alternatif Faktor Kondisi Sekarang Alternatif 1 Alternatif 2 Output Rp Rp Rp Penjualan Minyak dan Inti Sawit 29.619.574.781 30.356.206.780 30.033.781.781 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Tabel 5.19. Perhitungan Biaya untuk Masing-masing Alternatif Lanjutan Faktor Kondisi Sekarang Alternatif 1 Alternatif 2 Input Rp Rp Rp Input Material 336.564.444,80 336.564.444,80 336.564.444,80 Input Tenaga Kerja 600.764.400,90 634.364.400,90 607.764.400,90 Input Energi 84.747.017,00 124.747.017,00 87.284.305,00 Input perawatan dan instalasi 303.748.650,30 607.123.317,00 188.379.782,30 Waste tandan kosong + limbah cair 3.901,40 168,89 0,00 Hasil Perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity index GPI untuk masing masing alternatif dapat dilihat pada tabel 5.20. Tabel 5.20. Hasil Perhitungan GPR dan GPI masing-masing Alternatif Green Productivity Indicators KS GPR KS GPI Alt.1 GPR Alt.1 GPI Alt.2 GPR Alt.2 GPI Input Material 88,01 1,00 90,19 1,02 89,24 1,01 Input Tenaga Kerja 49,30 1,00 47,85 0,97 49,42 1,00 Input Energi 349,51 1,00 243,34 0,70 349,49 1,00 Input perawatan dan instalasi 97,51 1,00 50,00 0,51 159,43 1,63 Waste tandan kosong + limbah cair 0,25 1,00 0,01 0,04 0,00 0,00 KS : Keadaan Sekarang Dari hasil perhitungan alternatif yang terpilih adalah alternatif 2, terlihat dari nilai GPI dari tenaga kerja, material, energi, perawatan dan instalasi mendapat nilai GPI yang lebih besar dari 2 yang berarti dengan menerapkan Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 alternatif ini terbukti ada peningkatan perbaikan dan GPI untuk waste menunjukkan adanya peningkatan dampak lingkungan yang terjadi. Selain pertimbangan produktivitas yang dihasilkan, analisis finansial juga dilakukan dengan menggunakan Analisis benefit-cost ratio. Analisis benefit-cost ratio merupakan alat yang dipakai untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Analisis benefit-cost ratio ini hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi, stabilisasi ekonomi dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi efisiensi sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang kekuasaan eksekutif yang dalam memilih juga mempertimbangkan faktor lain. Analisa benefit-cost ratio diestimasikan hingga periode 2 tahun mendatang dan tingkat suku bunga 11. Hasil perhitungan indeks benefit-cost ratio setiap alternatif yang diusulkan adalah sebagai berikut: a. Alternatif 1 Pada alternatif 1 yang diusulkan yaitu pendirian proyek Pembangkit listrik Tenaga Biomassa Sawit, diperoleh jumlah benefit dan cost sebagai berikut: Benefit = Penerimaan PA.i.n = Penghematan biaya penyebaran Tandan kosong + Penerimaan dari pengutipan minyak + Pendapatan dari penjualan daya listrik x PA.11.2 = Rp.1.119.456.000,00 + Rp.2.920.320.000,00 + Rp.8.839.584.000,00 x 1,713 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 = Rp.22.062.343.680,00 Cost = Investasi awal + Biaya Opersional PA.i.n = Rp.42.700.000.000,00 + Rp.5.148.000.000,00 1,713 = Rp.51.518.524.000,00 = = 0,428 b. Alternatif 2 Pada alternatif 2 yang diusulkan yaitu pengomposan limbah pengolahan kelapa sawit, diperoleh jumlah benefit dan cost sebagai berikut: Benefit = Penerimaan PA.i.n = Penghematan biaya penyebaran Tandan kosong + Penghematan biaya perawatan dan operasional limbah cair + Substitusi pupuk x PA.11.2 = Rp.1.119.456.000,00 + Rp.500.000.000,00 + Rp.4.970.484.000 x 1,713 = Rp.11.288.567.220,00 Cost = Investasi awal + Biaya Opersional PA.i.n = Rp.2.400.295.840,00 + Rp. 354.477.040,00 1,713 = Rp.3.554.304.610,00 = = 3,176 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-01B ; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Berdasarkan hasil perhitungan indeks BCR, terlihat bahwa alternatif 1 memiliki indeks BCR sebesar 0,428 yang berarti jauh lebih menguntungkan dibanding alternatif 2 yang memilki indeks BCR 3,176 . Oleh karena itu, alternatif 2 dipilih menjadi alternatif solusi yaitu pengomposan limbah pengolahan minyak kelapa sawit.

5.2.4. Estimasi Alternatif Solusi

Estimasi alternatif solusi dilakukan terhadap peningkatan produktivitas menggunakan tabel biaya untuk masing-masing alternatif dibandingkan kondisi sekarang yang diuraikan pada tabel 5.21 berikut dengan menggunakan persamaan berikut: Tabel 5.21. Perhitungan Peningkatan Produktivitas Total Faktor Kondisi Sekarang Alternatif 1 Alternatif 2 Penjualan Minyak dan Inti Sawit 29.619.574.781 30.356.206.780 30.033.781.781 Input Material 336.564.444,80 336.564.444,80 336.564.444,80 Input Tenaga Kerja 600.764.400,90 607.764.400,90 607.764.400,90 Input Energi 84.747.017,00 124.747.017,00 87.284.305,00 Input perawatan dan instalasi 303.748.650,30 607.123.317,00 188.379.782,30 Produktivitas total 22,34 18,11 24,61 Universitas Sumatera Utara