No. Dok.:
FM-GKM-TI-TS-01-01B
; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1
Pemilihan alternatif juga dilakukan dengan menggunakan analisis benefit cost ratio
. Analisis dilakukan pada setiap alternatif. Analisa benefit-cost ratio diestimasikan hingga periode 2 tahun mendatang. Pada alternatif 2 dinyatakan
sebagai benefit atau penerimaan adalah Penghematan biaya penyebaran Tandan kosong, Penghematan biaya perawatan dan operasional limbah cair, Substitusi
pupuk dan cost terdiri dari investasi awal dan biaya operasional. Indeks BCR alternatif yang diperoleh pada alternatif 1 adalah 3,176 yang menyatakan alternatif
ini menguntungkan karena indeks BCR lebih besar dari 2 sedangkan pada alternatif 1 dinyatakan sebagai benefit terdiri dari Penghematan biaya penyebaran
Tandan kosong, Penerimaan dari pengutipan minyak, Pendapatan dari penjualan daya listrik dan sebagai cost adalah investasi awal dan biaya operasional. Indeks
BCR untuk alternatif 2 sebesar 0,428 yang menyatakan alternatif ini tidak menguntungkan. Oleh karena itu, alternatif 2 dipilih menjadi alternatif solusi yaitu
pengomposan limbah pengolahan minyak kelapa sawit.
6.1.6. Analisa Estimasi Alternatif Solusi
Estimasi alternatif solusi dilakukan pada alternatif 2 yaitu pembangunan pengolahan kompos yang berbahan dasar tandan kosong kelapa sawit. Estimasi
alternatif solusi dilakukan terhadap peningkatan produktivitas yang terdiri dari estimasi output dan input yang digunakan. Estimasi ini yang digunakan dalam
tugas sarjana ini adalah dengan membandingkan produktivitas total yang dicapai setelah mengadakan usulan alternatif solusi yang dikaitkan dengan pendekatan
green productivity menghasilkan alternatif solusi untuk mengurangi dampak
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.:
FM-GKM-TI-TS-01-01B
; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1
limbah yang dihasilkan perusahaan yaitu dengan membangun pengolahan kompos yang berbahan dasar tandan kosong kelapa sawit yang sebelumnya diedarkan di
lahan perkebunan sebagai mulsa penambah unsur hara tanah namun masih langkah ini masih belum efektif karena menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan sehingga diusulkan alternatif solusi yang dapat memanfaatkan limbah tersebut dan menambah pendapatan perusahaan sehingga dapat meningkatkatkan
produktivitas dari perusahaan tersebut. Peningkaan produktivitas total dari perusahaan ini dapat dilihat dari
perolehan sebelum dan sesudah alternatif dilaksanakan yang mengalami peningkatan dari periode sebelumnya seperti yang disajikan pada tabel 6.1.
Tabel 6.1. Peningkatan Produktivitas Uraian
Periode t-1 Periode t
Perubahan
1. Output 29.619.574.781,00 30.033.781.781,00
414.207.000,00 2. Input
- Material 336.564.444,80
336.564.444,80 0,00
- Tenaga Kerja 600.764.400,90
607764400,90 -7.000.000,00
- Energi 84.747.017,00
87.284.305,00 -2.537.288,00
- Maitenance 303.748.650,00
188.379.782,30 115.368.867,70
Input Total 1.325.824.512,70
1.246.592.933,00 79.231.579,70
3. Produktivitas Total
22,34 24,61
2,27
Keterangan : Periode t-1 adalah periode 2011 Periode t adalah periode 2012
Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada tabel 6.1 dapat dilihat bahwa produktivitas total PT. Perkebunan Nusantara III Unit PKS Rambutan mengalami
kenaikan sebesar 2,27 dari periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.:
FM-GKM-TI-TS-01-01B
; Tgl. Efektif : 01 Februari 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1
aternatif solusi yang diusulkan dapat diterapkan dalam perusahaan karena kesesuaian alternatif dapat dicapai yaitu meningkatkan produktivitas. Kesesuaian
alternatif tersebut yaitu dengan usulan alternatif 2 yang merupakan pengolahan limbah tandan kosong sawit menjadi kompos dapat mengurangi dampak limbah
dengan signifikan dan dengan alternatif ini terjadi penambahan berupa adanya operator yang bertugas mengoperasikan mesin pengolahan kompos yang terdiri
dari 5 orang karyawan yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pengolahan kompos ini. Dengan demikian, waktu adaptasi dengan sistem
tambahan ini memerlukan waktu yang cukup lama dimana karyawan baru harus diadakan pelatihan dalam pengolahan kompos dengan baik.
6.2. Evaluasi