Faktor Sosial Faktor Pribadi

2.4.2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen didalam melakukan pembelian atas barang dan jasa yang diperlukan juga sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dari konsumen itu sendiri, antara lain Kotler, 2004: 1. Kelompok acuan Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung tatap muka atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja. Pentingnya pengaruh kelompok berfariasi untuk produk dan merk pengaruh itu cenderung paling kuat kalau produk itu terlihat oleh orang lain yang dihargai oleh pembelinya. Pembelian produk yang dibeli dan digunakan secara pribadi tidak banyak berubah oleh pengaruh kelompok karena produk maupun mereknya tidak akan dilihat oleh orang lain. 2. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling mempengaruhi. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada berbagai pembelian produk dan jasa yang berbeda. 3. Peran dan status Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya – keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakuakn oleh seseorang. Dan masing-masing peran akan meghasilkan status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

2.4.3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup dan konsep membela diri. Kotler, 2004. 1. Usia dan tahap siklus hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, prabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Pembeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap. 2. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinnya. Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk pekerja, sedangkan pekerja kantoran membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan menurut kelompok pekerjaan tertentu. Jadi, perusahaan perangkat linak computer akan merancang produk yang berbeda untuk manajer, angkutan, insinyur, pengacara dan dokter. 3. Situasi ekonomi Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. 4. Gaya hidup Orang-orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. 5. Kepribadian dan konsep diri Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian adalah arakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama trhadap lingkungan. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan asalkan terdapat korelasi yang kuat antara jenis klasifikasi tertentu dengan pilihan produk dan merek. Yang berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri. Konsep diri adalah bahwa kepemilikan seseorang menunjukkan dan mencerminkan identitas. Oleh karena itu, untuk memahami perilaku konsumen, mula-mula pemasar harus memahami hubungan antara konsep diri konsumen dengan kepemilikan.

2.4.4. Faktor Psikologis