3.4.4. Langkah-langkah Mengatasi Keluhan Muskuloskletal
Berdasarkan rekomendasi dari Occupation Safety Health Administration OSHA, tindakan ergonomik untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah
melalui 2 cara, yaitu : 1.
Rekayasa Teknik Desain stasiun dan alat kerja 2.
Rekayasa manajemen Kriteria dan organisasi kerja Grandjean, 1993; Anis McCounville, 1996; Water Anderson, 1996; Manuaba, 2000; Peter Vi,
2000. Langkah preventif ini dimaksudkan untuk mengeliminir peregangan otot yang
berlebihan dan mencegah adanya sikap kerja yang tidak alamiah. 1.
Rekayasa Teknik Rekayasa teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa
alternatif sebagai berikut : -
Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang bisa dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang
mengharuskan untuk menggunakan peralatan yang ada. -
Subsitusi, yaitu mengganti alatbahan lama dengan alatbahan baru yang aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur penggunaan
perlatan. -
Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja, sebagai contoh, memisahkan ruang mesin yang bergerak dengan ruang kerja
lainnya, pemasangan alat peredam getaran.
- Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko sakit,
misalnya akibat suhu udara terlalu panas. 2.
Rekayasa manajemen Rekayasa manajemen dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan sebagai
berikut : -
Pendidikan dan pelatihan Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami
lingkungan dan alat kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan inovasi dalam melakukan upaya-upaya pencegahan
terhadap resiko sakit akibat kerja. -
Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang dalam arti disesuaikan
dengan kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan, sehingga dapat mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber bahaya
- Pengawasan yang intensif
Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya resiko sakit akibat kerja.
Sebagai gambaran, berikut ini diberikan contoh tindakan untuk mencegahmengatasi terjadinya keluhan otot skletal pada berbagai
kondisiaktivitas seperti yang dijabarkan berikut ini : a.
Aktivitas angkat-angkut material secara manual -
Usahakan meminimalkan aktivitas angkat-angkut secara manual -
Upayakan agar lantai kerja tidak licin
- Upayakan menggunakan alat bantu kerja yang memadai seperti crane,
kreta dorong, pengungkit, dan sebagainya. -
Gunakan alas, apabila harus mengangkat diatas kepala atau bahu. -
Upayakan agar beban angkat tidak melebihi kapasitas angkat kerja. b.
Berat bahan dan alat -
Upayakan untuk menggunakan bahan dan alat yang ringan. -
Upayakan menggunakan wadahalat angkut dengan kapasitas 50 kg c.
Alat tangan -
Upayakan agar ukuran pegangan tangan sesuai dengan genggaman pekerja dan karakteristik pekerjaan pekerjaan berat atau ringan.
- Pasang lapisan peredam getaran pada pegangan tangan.
- Upayakan pemeliharaan yang rutin sehingga alat selalu dalam kondisi
layak pakai. -
Berikan pelatihan sehingga pekerja terampil dalam mengopersikan alat. d.
Melakukan pekerjaan pada ketinggian -
Gunakan alat bantu kerja yang memadai seperti; tangga kerja dan lift. -
Upayakan untuk mencegah terjadinya sikap kerja tidak alamiah dengan menyediakan alat-alat yang bisa diseteldisesuaikan dengan ukuran tubuh
pekerja.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di PT. Tirta Sibayakindo AQUA yang berlokasi di Jl. Raya Medan Berastagi km 5,5 Desa Doulu II Berastagi Propinsi Sumatera
Utara. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 1 bulan.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang meneliti postur kerja untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
antara ketiga variabel yang dapat menunjukkan tingkat signifikan terbukti tidaknya hipotesis pada pekerjaan pengangkatan dan penurunan kotak secara
manual.
4.3. Variabel Penelitian
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitian sehingga tujuan dari penelitian
dapat tercapai. Perlakuan yang diberikan kepada manusia tersebut harus dapat dikendalikan sehingga faktor-faktor lain tidak mempengaruhi terhadap hasil
kerjanya.