Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Muskuloskletal

Resiko terjadinya keluhan otot skletal akan semakin meningkat apabila dalam melakukan tugasnya, pekerja dihadapkan pada beberapa faktor resiko waktu yang bersamaan, misalnya pekerja harus melakukan aktivitas angkat-angkut dibawah tekanan panas matahari seperti yang dilakukan oleh pekerja bangunan. Disamping kelima faktor penyebab terjadinya keluhan otot diatas, beberapa ahli menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik, dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan skeletal.

3.4.3. Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Muskuloskletal

Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skletal. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi kelelahan Water Anderson, 1996. Alat ukur ergonomik yang dapat digunakan mulai dari yang sederhana seperti checklist hingga sistem komputer, seperti berikut : 1. Checklist Checklist merupakan alat ukur ergonomik yang terdiri dari daftar pertanyaan yang diarahkan untuk mengidentifikasikan sumber keluhanpenyakit. 2. Model Biomekanik Model biomekanik menerapkan konsep mekanika teknik pada fungsi tubuh untuk mengetahui reaksi otot yang terjadi akibat tekanan beban kerja, atas dasar teori keseimbangan pada sendi. Dengan model biomekanik dapat dianalisis besarnya peregangan otot akibat beban sikap kerja yang ada dan selanjutnya dapat dievaluasi apakah peregangan terjadinya melampaui kekuatan maksimal otot untuk kontraksi. 3. Tabel Psikofisik Psikofisik merupakan cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk menguji hubungan antara persepsi dari sensasi tubuh terhadap rangsangan fisik. Melalui persepsi dari sensasi tubuh dapat diketahui kapasitas kerja seseorang. Stevens 1960 dan Snook Ciriello 1991 menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seseorang dalam menerima beban kerja dapat diukur melalui perasaan subjektif, dalam arti persepsi seseorang terhadap beban kerja dan dapat digunakan untuk mengukur efek kombinasi dari tekanan fisik dan tekanan biomekanik akibat aktivitas kerja yang dilakukan. Untuk metode tabel psikofisik, hasil pengukuran sangat tergantung dari persepsi perorangan dan sebagai konsekuensinya, kemungkinan besar terjadi perbedaan persepsi yang satu dengan lainnya. 4. Model Fisik Salah satu penyebab timbulnya keluhan otot adalah karena kelelahan yang terjadi akibat beban kerja yang berlebihan. Oleh karena itu, salah satu metode untuk mengetahui sumber keluhan otot dapat dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur tingkat beban kerja. Tingkat beban kerja dapat diketahui melalui indikator denyut nadi, konsumsi oksigen dan kapasitas paru-paru. Melalui indikator tingkat beban kerja inilah dpat diketahui tingkat resiko terjadinya keluhan otot skletal. Apabila beban kerja melebihi kapasitas kerja, maka resiko terjadinya keluhan otot semakin besar. 5. Pengukuran dengan Videotape Analisis Videotape dilakukan dengan menggunakan video camera. Melalui video camera dapat direkam setiap tahapan aktivitas kerja, selanjutnya hasil rekaman ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis terhadap sumber terjadinya keluhan otot. 6. Pengukuran melalui Monitor Alat monitor telah dikembangkan untuk mengukur berbagai aspek dari aktivitas fisik yang meliputi posisi, kecepatan dan percepatan gerakan. Sistem ini terdiri dari sensor mekanik yang dipasang pada bagian-bagian tubuh pekerja yang akan diukur. Selanjutnya melalui monitor dapat dilihat secara langsung karakteristik dari perubahan gerak yang terjadi yang dapat digunakan untuk mengestimasi resiko keluhan otot yang akan terjadi serta sekaligus dapat dianalisis solusi ergonomik yang tepat untuk mencegah terjadinya keluhan tersebut. 7. Metode Analitik Metode analitik ini direkomendasikan oleh NIOSH untuk pekerjaan mengangkat. NIOSH memberikan cara sederhana untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan atas dasar karakteristik pekerjaan, yaitu dengan menghitung Recommended Weight Limit RWL dan Lifting Index LI. RWL adalah berat beban yang masih aman untuk dikerjakan oleh pekerja dalam waktu tertentu tanpa meningkatkan resiko gangguan sakit pinggang Low back pain Water Anderson, 1996. 8. Nordic Body Map NBM Melalui NBM seperti pada Tabel 3.1, dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman agak sakit sampai sangat sakit. Tabel 3.1. Nordic Body Map No Jenis Keluhan A B 1 Sakit kaku di leher bagian atas 2 Sakit kaku di leher bagian bawah 3 Sakit di bahu kiri 4 Sakit di bahu kanan 5 Sakit pada lengan atas kiri 6 Sakit pada lengan atas kanan 7 Sakit di punggung 8 Sakit pada pinggang 29 Sakit pada bokong 10 Sakit pada pantat 11 Sakit pada siku kiri 12 Sakit pada siku kanan 13 Sakit pada lengan bawah kiri 14 Sakit pada lengan bawah kanan 15 Sakit pada pergelangan tangan kiri 16 Sakit pada pergelangan tangan kanan 17 Sakit pada tangan kiri Tabel 3.1. Nordic .................Lanjutan No Jenis Keluhan A B 18 Sakit pada tangan kanan 19 Sakit pada paha kir 20 Sakit pada paha kanan 21 Sakit pada lutut kiri 22 Sakit pada lutut kanan 23 Sakit pada betis kiri 24 Sakit pada betis kanan 25 Sakit pada pergelangan kaki kiri 26 Sakit pada pergelangan kaki kanan 27 Sakit pada kaki kiri 28 Sakit pada kaki kanan Keterangan : A : Tidak Sakit B : Sakit Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh NBM maka dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skletal yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana, namun kurang teliti karena mengandung subjektivitas yang tinggi. Untuk menekan bias yang mungkin terjadi, maka sebaiknya pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja pre post test.

3.4.4. Langkah-langkah Mengatasi Keluhan Muskuloskletal