Untuk memperoleh nilai REBA digunakan Tabel C yaitu dengan menggunakan skor A dan B serta ditambah skor aktivitas. Tabel A, tabel B serta
tabel C dapat dilihat pada lampiran 3.
3.9. Metode Analisis Masalah
3.9.1. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan
Pengukuran yang ideal tentu dilakukan pengukuran-pengukuran yang sangat banyak sampai tak terhingga kali, misalnya, karena dengan demikian
diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Namun sebaliknya jika tidak
dilakukan beberapa kali pengukuran saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar. Sehingga yang diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan
waktu, tenaga dan biaya yang besar tetapi hasilnya tidak dapat dipercaya. Jadi walaupun jumlah pengukuran tidak berjuta kali, tetapi jelas tidak hanya beberapa
kali saja. Dengan tidak dilakukan pengukuran yang banyak sekali ini, pengukuran
akan kehilangan sebagian kepastian akan ketetapan rata-rata waktu penyelesaian yan sebenarnya. Hal ini harus disadari pengukur: Tingkat Ketelitian dan Tingkat
Keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak.
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan
dengan persen dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari.
Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi, inipun dinyatakan dalam
pesen. Jadi tingkat ketelitian 10 dan tingkat 95 memberi arti bahwa pengukur memperbolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyimpang sejauh 10 dari rat-
rata sebenarnya; dan mungkin berhasil mendapatkan hal ini adalah 95. Dengan kata lain jika pengukur sampai memperoleh rata-rata pengukuran yang
menyimpang lebih dari 10 seharusnya, hal ini boleh terjadi hanya dengan kemungkinan 5 100-95.
3.9.2. Pengujian Keseragaman Data dan Kecukupan Data
Dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik atau tempat-tempat kerja-kerja yang lain. Satu langkah yang dilakukan sebelum dilakukan
pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yang terdiri dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jika sistemnya belum ada maka yang
dilakukan adalah merancang suatu yang baru yang baik. Terhadap suatu sistem yang baik inilah pengukuran waktu dilakukan, dan dari sistem inilah waktu
penyelesaian pekerjaan dicari. Walau selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini dilakukan seringkali pengukur, sebagaimana halnya juga
operator, tidak mengetahui perubahan-perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah suatu yang wajar karena bagaimana juga sistem kerja tidak
dapat dipertahankan tetap terus-menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah yang memang
sepantasnya tejadi. Akibat waktu penyelesaian yang dihasilkan selalu berubah- ubah namun juga mesti dalam waktu batas kewajaran.
Tugas mengukur adalah mendapatkan data yang seragam ini. Karena ketidak seragaman dapat datang tanpa disadari maka diperlukan suatu alat yang
dapat “mendeteksi”. Data yang dikatakan seragam adalah data yang berasal dari sistem yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, dan tidak seragam,
yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, jika berada diluar batas kontrol. Langkah-langkah pengujian keseragaman data adalah sebagai berikut:
− Hitung rata-rata dari harga sub grup dengan rumus:
k x
X
i
∑
=
dimana: x : adalah harga rata-rata dari sub grub ke-i
k : adalah harga banyaknya sub grup yang terbentuk −
Hitung standard deviasi dengan rumus:
1
2
− −
=
∑
n x
x
i
σ
dimana: x
i
: adalah pengamatan yang dilakukan pada sub grup ke-i x : adalah harga rata-rata dari sub grub ke-i
n : adalah besarnya sub grup −
Tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah BKA dan BKB dengan rumus:
BKA =
x X
σ
2 +
BKB =
x X
σ
2 −
dimana: x : adalah harga rata-rata dari sub grub ke-i σ x : adalah standard deviasi untuk sub grup ke-i
Data sub grup apabila semua berada dalam batas kontrol maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengukuran yang
diperlukan dengan menggunakan rumus:
N’ =
2 2
2
40
−
∑ ∑
∑
i X
Xi Xi
N
Dimana: N’ : adalah jumlah pengukuran yang diperlukan N: adalah jumlah pengamatan yang dilakukan
Xi : adalah data pada sub grup ke-i Jumlah pengukuran apabila masih lebih besar daripada jumlah pengukuran
yang telah ada dilakukan N’N, maka pengukuran tahap selanjutnya dilakukan. Urutan-urutan pekerjaan sama dengan tahap-tahap selanjutnya hingga jumlah
pengukuran yang diperlukan lebih kecil daripada jumlah yang telah dilakukan N’N.
3.9.3. Analisa Varians