3.7. Efek Kerja Otot Statis.
Kerja otot statis postural mencakup jenis pekerjaan yang berkepanjangan dimana level kontraksi konstan dan tidak berubah dalam satuan periode waktu
yang bervariasi dari beberapa detik hingga beberapa jam. Kerja otot statis lebih cepat menimbulkan kelelahan. Terganggunya peredaran darah dan kurangnya
oksigen merupakan fenomena kelelahan akibat kerja otot statis. Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan hendaknya diperhatikan jangka
waktu kerja otot statis yang dapat ditolerir dimana untuk jenis pekerjaan berat berkisar 10 detik, jenis pekerjaan sedang 1 menit dan jenis pekerjaan ringan
kurang lebih 4 menit. Pengencangan otot dalam waktu lama akan menyebabkan aliran darah terganggu, suplai glukosa ditambah O2 akan terhambat dan metabolit
tidak bisa segera terbuang. Kondisi tersebut akan mengakibatkan rasa sakit dan lelah pada otot, suatu hal yang sangat merugikan. Berdasarkan penelitian Monod,
kerja otot statis yang menggunakan tenaga sebesar 60 dari maksimum akan menyebabkan peredaran darah berhenti sama selaki, pengerahan tenaga 50 dari
maksimum dapat diterima otot untuk jangka waktu kerja selama 1 menit sedangkan pada pengerahan tenaga 20 kerja dapat berlangsung lebih lama.
3.8. REBA Rapid Entire Body Assessment
REBA merupakan suatu metode penilaian postur tubuh untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Metode REBA ini ditemukan
oleh McAtamney dan Sue Hignett pada tahun 1995. Untuk masing-masing tugas task, menilai faktor postur tubuh dengan
penilaian pada masing-masing grup yang terdiri atas dua grup yaitu: grup A terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari batang tubuh trunk, leher neck, dan kaki
legs, sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas upper arms, lengan bawah lower arms, dan pergelangan tangan wrist.
Skor REBA untuk bagian tubuh sebelah kanan dan kiri dapat diuraikan dalam Gambar 3.2 Grup A
Gambar 3.2. Grup A
Skor REBA untuk bagian tubuh sebelah kanan dan kiri dapat diuraikan dalam Gambar 3.3. Grup B
Gambar 3.3. Grup B
Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala skor postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor beban kekuatan dan kopling
coupling. Dengan melihat pada tabel penilaian untuk masing-masing postur, tabel A
untuk grup A dan tabel B untuk grup B. Skor A adalah jumlah skor dari hasil tabel A dan skor bebankekuatan. Skor B adalah jumlah skor dari tabel B dan skor
coupling untuk masing-masing tangan. Skor C dibaca dari tabel C, dengan memasukkan skor A dan skor B, sehingga diperoleh skor REBA dengan jumlah
dari skor C dan skor tindakan.
Group A:
a. Batang tubuh trunk
Tabel 3.3 Skor bagian Leher neck
Pergerakan Skor
Skor perubahan Posisi normal tegak lurus
1 +1 jika leher berputarbengkok
bungkuk 0-20
ke depan maupun ke belakang
2 -20
atau 20-60 3
60 4
b. Leher neck
Tabel 3.4 Skor bagian Leher neck
Pergerakan Skor
Skor perubahan 0-20
1 +1 jika leher berputarbengkok
20 -ekstensi
2
c. Kaki legs
Tabel 3.5 Skor bagian kaki legs
Pergerakan Skor
Skor Posisi normalseimbang berjalanduduk
1 +1 jika lutut antar 30-60
+2 jika lutut 60 Tidak seimbang
2
d. Beban load
Tabel 3.6 Skor berat beban load
Pergerakan Skor
Skor perubahan 5 kg
1 +1jika kekuatan cepat
5-10 kg 2
10 kg 3
Group B:
a. Lengan atas upper arm
Tabel 3.7 Skor bagian lengan atas upper arms
Pergerakan Skor
Skor perubahan 20
ke depan maupun ke belakang dari tubuh
1 +1 jika bahu naik
+1 jika lengan berputarbengkok -1 jika miring, menyangga berat
dari lengan. 20
ke belakang atau 20-45 2
45-90 3
90 4
b. Lengan bawah lower arm
Tabel 3.8 skor lengan bawah lower arm
Pergerakan Skor
60-100 1
60 atau 100
2
c. Pergelangan tangan wrist
Tabel 3.7 Pergelangan tangan wrist
Pergerakan Skor
Skor perubahan
0-15 ke atasmaupun ke bawah
1 +1 jika pergelangan tangan
putaran menjauhi sisi tengah 15
ke atas maupun ke bawah 2
d. Coupling
Tabel 3.8 Coupling
Coupling Skor
Keterangan Baik
Kekuatan pegangan baik. Sedang
1 Pegangan bagus tetapi tidak ideal atau
kopling cocok dengan bagian tubuh. Kurang baik
2 Pegangan tangan tidak sesuai
walaupun mungkin. Tidak dapat Diterima
3 Kaku, pegangan tidak nyaman, tidak
ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh.
e. Aktivitas Skor
Tabel 3.9 Skor aktivitas
Aktivitas Skor
Keterangan Postur statik
+1 1 atau lebih bagian tubuh statisdiam cth:
memegang lebih dari 1 menit Pengulangan
+1 Tindakan hberulang-ulang, cth: mengulangi 4
kali per menit tidak termasuk berjalan
Ketidakstabilan +1
Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur tidak stabil
f. Kiri dan kanan
Tabel 3.10 Nilai level tindakan REBA
Skor REBA Level resiko
Level tindakan Tindakan
1 Dapat diabaikan
Tidak diperlukan 2-3
Kecil 1
Mungkin diperlukan 4-7
Sedang 2
Perlu 8-10
Tinggi 3
Segera 11-15
Sangat tinggi 4
Sekarang juga
Untuk memperoleh nilai REBA digunakan Tabel C yaitu dengan menggunakan skor A dan B serta ditambah skor aktivitas. Tabel A, tabel B serta
tabel C dapat dilihat pada lampiran 3.
3.9. Metode Analisis Masalah