Hasil Belajar Deskripsi Teoritik
Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari
seseorang. 3.Sikap
Sarwono 1988 mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu
rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara baik positif
maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk dikembangkanditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positip terhadap rangsangan yang
diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan prestasi belajar yang optimal.
4.Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat
ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa: „minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa
kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu ke
puasan‟ Cony Semiawan, 1990. Juga menurut Winkel 1986 bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa
tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu.
Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang dapat
diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya.
5.Bakat Bakat menurut Tabrina Rusyan 1989, adalah kapasitas seseorang atau
potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu.
Jadi bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan
berkembang menjadi kecakapan yang nyata. 6.Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan
melalui latihan. Beberapa Faktor dari Luar Extrinsic
1.Faktor Keluarga Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan prestasi belajar siswa.
Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga. Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar. Kalau pelajaran
yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan diluar lingkungan keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya.
Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orang tua dengan
sekolah anaknya,
yaitu dengan
memperhatikan pengalaman-
pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang tua juga harus menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan
berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. 2.Faktor Sekolah
Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat
menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan
metode Pembelajaran yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan kemampuan memilih alat bantu pemelajaran yang sesuai serta kemampuan
menciptakan situasi dan kondisi belajar.
Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga
diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar. 3.Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari pengalaman yang dialami siswa dimasyarat banyak diperoleh ilmu yang berguna
bagi anak didik. Hal ini didukung pendapat Glesser 1987 yang mengatakan,
“manusia normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada
taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi dibidang yang dianggapnya
perlu, ia
harus pula
dapat bertingkah
laku dengan
mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal dan hidup
”.
6
5 Jenis-jenis hasil belajar
Menurut Bloom dalam buku Nana Sudjana 2008 membagi hasil belajar dalam tiga ranah,yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni: Pengetahuan knowledge, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi
b. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yakni : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,
dan internalisasi. c. Ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam aspek yakni: gerakan
reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretative.
7
6
http:m.kompasiana.compostread5582991faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi- belajar.html diakses pada 14 maret 2015
7
Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, bandung: PT Remaja Rosdakarya.2008 h.22
6 Pentingnya penilaian hasil belajar
Menurut pendapat Suharsimi dalam buku Eko Putro Widoyoko : “Guru
maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian hasil
belajar mempunyai makna yang penting, b agi siswa, guru maupun sekolah”.
Adapun makna penilaian bagi ketiga pihak tersebut adalah: 1
Makna bagi siswa Dengan diadakannya penilaian hasil belajar, maka siswa dapat
mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari penilaian hasil belajar ini ada
dua kemungkinan: memuaskan atau tidak memuaskan. 2
Makna bagi guru Guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak
melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM kompetensi yang diharapkan, maupun
mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan.
Guru akan dapat mengetuhi apakah pengalaman belajar materi pelajaran yang disajikan sudah tepat pada siswa sehingga untuk kegiatan
pembelajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan. Guru akan dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran yang
digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa memperoleh hasil penilaian yang kurang baik maupun jelek pada penilaian
yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh strategi atau metode pembelajaran yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru
harus introspeksi diri dan mencoba mencari strategi lain dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
3 Makna bagi sekolah
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, maka akan dapat diketahui pula akademik
yang diciptakan oleh sekolah sudah dengan harapan atau belum. Hasil belajar siswa merupakan cermin kualitas sekolah
Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang
dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan sebagimana dituntut standar nasional pendidikan SNP atau belum. Pemenuhan
berbagai standar akan terlihat dari bagusnya hasil penilaian belajar siswa. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai
pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan disekolah untuk masa-masa yang akan datang.
8