Perbedaan antara Pembelajaran Tuntas dengan Pembelajaran Konvensional

serta bentuk tagihan secara berkelanjutan penggunaan tes objektif untuk penggalan waktu tertentu Cara membantu peserta didik  Menggunakan sistem tutor dalam diskusi kelompok small-group learning activities dan tutor yang dilakukan secara individual  Dilakukan oleh guru dalam bentuk tanya jawab secara klasikal

4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang kajian

penelitian 1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih relatif baru digunakan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah terjemahan dari social studies dalam konteks kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat. Edgar B. Wesley dalam buku Teaching Social Studies 1952 mengartikan Studi Sosial “those portions or aspect of social sciences that heve been selected and adapted for used in the school or in other instructional situation” bagian atau aspek-aspek ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan dengan maksud digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain. Paul Mathias dalam buku The Teacher’s Handbook for Social Studies memberikan penjelasan bahwa “Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan dating”. Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan lingkungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan memerlukan penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan perilaku mengenai adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya. John Jarolimek menulis Pengetahuan Sosial adalah “bagian dari kurikulum sekolah dasar yang mengambil subject matter content dari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, politik, psikologi, philosofi, antropologi, dan ekonomi”. Leonard S. Kenworthy mengatakan Pengetahuan Sosial adalah studi tentang manusia untuk menolong siswa mengenal dirinya maupun orang lain, di dalam suatu masyarakat yang sangat bervariasi, baik karena perbedaan tempat atau waktu sebagai individu maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhannya melalui berbagai institusi seperti halnya manusia mencari kepuasan batin dan masyarakat yang baik. Diana Nomida Musnir dan Maas DP 1998 menjelaskan hakikat pendidikan IPS adalah “berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu- ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan di berbagai jenjang pendidikan”. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik. Nu‟man Sumantri 2001 mengaskan bahwa IPS adalah “suatu synthetic discipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psik ologis untuk tujuan pendidikan”. Makna synthetic discipline, bahwa IPS bukan sekedar mensintesiskan konsep- konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan. Dengan demikian IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan sebagainya. 25 25 http:www.tuanguru.com201207pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html 2 Sejarah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relative baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 menadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS. Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan pada tahun 1990, merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu. Martorella pada tahun 1987 mengatakan bahwa pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilan berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya. 3 Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Mengenai tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan IPS, para ahli sering mengaitkan dengan berbagai sudut kepentingan dan penekankan dari program pendidikan tersebut. Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengetakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic societ y”. Selain itu , tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya. Serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 26

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh “ Dewi Atikoh “ dalam penelitian yang dilakukannya yang berjudul pengaruh strategi Pembelajaran 26 Entin Solihatin, COOPERATIVE LEARNING analisis model pembalajaran IPS, Jakarta:bumi aksara. 2008 h.14