Berdasarkan riwayat mengkonsumsi parasetamol dalam 12

43 kendaraan yang dihasilkan oleh truk atau bus yang melewati jalan di depan rumah responden tidak sampai masuk kedalam rumah atau responden penelitian tidak terpapar asap kendaraan tersebut dalam waktu yang cukup lama. 7,24,25 Dalam era saat ini, memasak dengan menggunakan kompor gas sudah banyak dilakukan oleh orang-orang. Widodo dalam penelitiannya mengatakan bahwa paparan gas ini tidak berhubungan terhadap kejadian rinitis alergi. Sama halnya yang didapatkan oleh peneliti, hal ini mungkin disebabkan oleh karena responden tidak mendapatkan paparan asap yang berasal dari gas ini cukup banyak dan dalam waktu yang tidak cukup lama untuk menimbulkan manifestasi rinitis alergi. 25 Faktor risiko berupa alergen dari hewan peliharaan baik kucing atau anjing yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia dapat menjadi faktor risiko untuk meningkatkan kejadian rinitis alergi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa memelihara kucing atau anjing memiliki hubungan terhadap kejadian rintis alergi. Hal serupa dikatakan dalam penelitian Novarro dkk di Meksiko pada tahun 2007 yang mengatakan bahwa kontak terhadap kucing memiliki hubungan terhadap kejadian rinitis alergi. 7.21, 25 Dalam sebuah ushul fiqh dikatakan bahwa “Dar ul mafashid muqoddamun ‘ala jalbil mashoolih”. Maksud dari ushul fiqh tersebut adalah mencegah sebuah kerusakan itu lebih baik dan diutamakan daripada mengambil sebuah manfaat atau kemaslahatan. Sejalan dengan maksud ushul fiqh tersebut bagi penderita rinitis alergi sebaiknya tidak memelihara kucing, karena dapat meningkatkan risiko kekambuhan penyakit ini, walaupun memelihara kucing dapat memberi manfaat bagi penderita. Parasetamol merupakan obat penghilang rasa sakit analgetik serta obat penurun panas yang dapat digunakan pada semua usia dan dijual bebas di pasaran. Beasley dkk dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penggunaan parasetamol merupakan faktor risiko yang penting dalam perkembangan penyakit alergi termasuk rinitis alergi. Namun penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penggunaan parasetamol dalam 12 bulan terakhir tidak memiliki hubungan terhadap kejadian rintis alergi. Hal ini mungkin disebabkan 44 frekuensi penggunaan parasetamol yang jarang sehingga belum cukup untuk meningkatkan risiko perkembangan rinitis alergi, karena penelitian ini tidak menganalisis seberapa sering responden menggunakan parasetamol dalam 12 bulan terakhir. 30

4.3 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:  Teknik pengambilan sampel yang berupa cluster random sampling yang memiliki tingkat validitas yang kurang jika dibandingkan dengan teknik simple random sampling.  Jenis penelitian cross sectional yang kurang menggambarkan hubungan sebab akibat antara kejadian rinitis alergi dan faktor risikonya.  Waktu yang singkat dalam pengumpulan data, sehingga kurang maksimal.  Mengandalkan kemampuan siswa dalam mengingat riwayat yang pernah dialaminya dalam 12 bulan terakhir, baik berupa keluhan maupun pengisian kuesioner lingkungan dalam menganalisis faktor risiko.  Jumlah sampel yang sedikit dan distribusi yang tidak merata membuat banyak faktor risiko yang tidak bermakna.