Indeks masa tubuh TINJAUAN PUSTAKA

21 lain yang dapaet terlihat adalah allergic salute, allergic crease, facies adenoid, cablestone appearance dan geographic tongue. 3 c. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium sederhana pada hitung jenis leukosit menunjukkan peningkatan kadar eosinofil eosinofilia, namun dapat juga normal. Begitu pula dengan hitung kadar IgE total dalam darah prist-paper radio immunosorbent test dapat menunjukkan kadar normal, kecuali pada seseorang yang memiliki lebih dari satu macam penyakit alergi. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan alergi pada seorang bayi atau anak dari keluarga yang memiliki riwayat atopi tinggi. Pemeriksaan lain yang juga dapat membantu adalah sitologi hidung, namun pemeriksaan ini hanya sebagai pelengkap bukan untuk memastikan diagnosis. 3 Uji cukit kulit dapat menentukan agen penyebab reaksi alergi. Skin End-point Titration SET dapat dilakukan pada orang yang dicurigai memiliki alergi terhadap inhalan. Uji kulit yang akhir- akhir ini banyak digunakan adalah Intracutaneus Provocative C Gambar 2.7 Allergic salute, A ,Allergic crease B Allergic shinner C 32 A B 22 Dilutional Food Test IPDFT untuk alergen berupa makanan. Namun Challenge test sebagai baku emas bisa tetap dilakukan dengan cara diet eliminasi dan provokasi. 3

2.3.7 Tatalaksana rinitis alergi

Pilihan terapi dalam penatalaksanaan rinitis alergi ada banyak macamnya. Terapi yang paling ideal adalah penghindaran kontak dengan alergen penyebab reaksi alergi dan eliminasi. Untuk terapi farmakologi pun ada banyak jenis pilihan yang dapat digunakan dalam menatalaksana pasien dengan rinitis alergi. 1,3 Antihistamin H1 Antihistamin H1 merupakan obat yang dapat mencegah histamin yang telah dikeluarkan oleh sel mast dan basofil untuk berikatan dengan reseptornya yang ada di kulit dan mukosa khususnya dalam hal ini di hidung. Sediaan antihistamin H1 ada yang berupa oral dan topikal. Sediaan oral dibagi kedalam 2 generasi. Generasi pertama ialah klorfeniramin maleat, difenhidramin dan clemastin yang memiliki efek sedasi. Adapun generasi kedua dari golongan ini diantaranya adalah loratadin dan setirizin yang tidak memiliki efek sedasi. Astemisol merupakan generasi kedua dari golongan ini, namun memiliki efek kardiotoksik. Sediaan topikal dapat berupa intranasal dan intraokular, contoh dari bentuk topikal ini adalah olapatadin dan azelastin. 1,3 Gambar 2.8 uji cukit kulit atau skin prick test, salah satu uji untuk menentukan alergen penyebab rinitis alergi 33