Berdasarkan riwayat terpapar asap dapur
                                                                                42
Riwayat memiliki penyakit alergi atau atopi merupakan faktor risiko rinitis alergi.  Penelitian  ini  mendapatkan  hasil  bahwa  baik  asma  atau  eksim  tidak
memiliki  hubungan  terhadap  kejadian  rinitis  alergi.  Namun  penelitian  yang dilakukan  oleh  Penaranda  dkk  pada  tahun  2011  di  Kolumbia  mengatakan
bahwa riwayat mengalami asma dan eksim dalam 12 bulan terakhir memiliki hubungan  dengan  kejadian  rinitis  alergi,  hal  senada  juga  dikemukakan  oleh
Nugraha  di  Semarang.  Hal  ini  mungkin  karena  perbedaan  karakteristik sampel  yang  diteliti,  selain  itu  teknik  pengambilan  sampel  yang  dilakukan
oleh  peneliti  adalah  cluster  random  sampling,  dimana  teknik  sampling  ini memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan simple random sampling.
7,43
Asap  rokok  merupakan  jenis  indoor  allergen  dimana  responden  yang terpapar  asap  rokok,  khususnya  pada  mukosa  hidung  dapat  menyebabkan
peningkatan  respon  inflamasi  lokal  daerah  tersebut.  Pada  penelitian  ini didapatkan  bahwa  paparan  rokok  yang  diperoleh  dari  orang  tua,  pengasuh,
teman,  anggota  keluarga  lain  atau  indvidu  yang  merokok  tidak  memiliki hubungan  terhadap  kejadian  rinitis  alergi.  Widodo  dalam  penelitiannya  juga
mengatakan  bahwa  asap  rokok  tidak  memiliki  hubungan  terhadap  kejadian rinitis  alergi.  Hal  ini  mungkin  disebabkan  karena  orang  tua,  pengasuh,
anggota  keluarga  tidak  atau  jarang  merokok  di  dalam  rumah  sehingga responden  penelitian  tidak  atau  jarang  terpapar  oleh  asap  rokok  tersebut,
karena  penelitian  ini  tidak  menganalisis  frekuensi  terpapar  asap  rokok terhadap kejadian rinitis alergi.
7,25
Asap  kendaraan  bermotor  yang  memiliki  kandungan  sulfur  dioksida, nitrogen  oksida  dan  partikel  hasil  pembakaran  pada  mesin  diesel  dapat
menyebabkan  meningkatnya  respon  IgE  lokal.  Penelitian  ini  mendapatkan hasil bahwa asap rokok tidak memiliki hubungan terhadap peningkatan risiko
terhadap  rinitis alergi.  Hasil  yang sama juga didapatkan oleh Widodo  dalam penelitiannya  yang  mengatakan  bahwa  asap  yang  berasal  dari  bus  atau  truk
tidak  memiliki  hubungan  terhadap  kejadian  rinitis  alergi  Namun  berbeda dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Nugraha  yang  menyebutkan  bahwa
asap  kendaraan  bermotor  memiliki  pengaruh  dalam  meningkatkan  kejadian rinitis  alergi.  Hasil  yang  berbeda  ini    mungkin  disebabkan  oleh  asap
43
kendaraan  yang  dihasilkan  oleh  truk  atau  bus  yang  melewati  jalan  di  depan rumah  responden  tidak  sampai  masuk  kedalam  rumah  atau  responden
penelitian  tidak  terpapar  asap  kendaraan  tersebut  dalam  waktu  yang  cukup lama.
7,24,25
Dalam  era  saat  ini,  memasak  dengan  menggunakan  kompor  gas  sudah banyak  dilakukan  oleh  orang-orang.  Widodo  dalam  penelitiannya
mengatakan  bahwa  paparan  gas  ini  tidak  berhubungan  terhadap  kejadian rinitis  alergi.  Sama  halnya  yang  didapatkan  oleh  peneliti,  hal  ini  mungkin
disebabkan  oleh  karena  responden  tidak  mendapatkan  paparan  asap  yang berasal  dari  gas  ini  cukup  banyak  dan  dalam  waktu  yang  tidak  cukup  lama
untuk menimbulkan manifestasi rinitis alergi.
25
Faktor risiko berupa alergen dari hewan peliharaan baik kucing atau anjing yang  banyak  dipelihara  masyarakat  Indonesia  dapat  menjadi  faktor  risiko
untuk  meningkatkan  kejadian  rinitis  alergi.  Pada  penelitian  ini  didapatkan bahwa memelihara kucing atau anjing memiliki hubungan terhadap kejadian
rintis alergi. Hal serupa dikatakan dalam penelitian  Novarro dkk di Meksiko pada  tahun  2007  yang  mengatakan  bahwa  kontak  terhadap  kucing  memiliki
hubungan terhadap kejadian rinitis alergi.
7.21, 25
Dalam sebuah ushul fiqh dikatakan bahwa “Dar ul mafashid muqoddamun
‘ala  jalbil  mashoolih”.  Maksud  dari  ushul  fiqh  tersebut  adalah  mencegah sebuah kerusakan itu lebih baik dan diutamakan daripada mengambil sebuah
manfaat  atau  kemaslahatan.  Sejalan  dengan  maksud  ushul  fiqh  tersebut  bagi penderita  rinitis  alergi  sebaiknya  tidak  memelihara  kucing,  karena  dapat
meningkatkan risiko kekambuhan penyakit ini, walaupun memelihara kucing dapat memberi manfaat bagi penderita.
Parasetamol  merupakan  obat  penghilang  rasa  sakit  analgetik  serta  obat penurun  panas  yang  dapat  digunakan  pada  semua  usia  dan  dijual  bebas  di
pasaran.  Beasley  dkk  dalam  penelitiannya  menyebutkan  bahwa  penggunaan parasetamol  merupakan  faktor  risiko  yang  penting  dalam  perkembangan
penyakit  alergi  termasuk  rinitis  alergi.  Namun  penelitian  ini  mendapatkan hasil bahwa penggunaan parasetamol dalam 12 bulan terakhir tidak memiliki
hubungan  terhadap  kejadian  rintis  alergi.  Hal  ini  mungkin  disebabkan
                                            
                