Hipersensitivitas tipe IV ALERGI DAN REAKSI HIPERSENSITIVITAS
14
Histamin yang dikeluarkan akibat reaksi pada fase cepat akan berikatan dengan reseptor H1 di ujung saraf vidianus sehingga
menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. Kelenjar mukosa dan sel goblet akan terangsang juga oleh histamin sehingga terjadi
hipersekresi mukus dan permeabilitas kapiler meningkat. Proses akibat hipersekresi mukus dan peningkatan permeabilitas kapiler akan
menyebabkan salah satu keluhan pada pasien rinitis yaitu rinorea. Efek lain dari histamin yang berikatan dengan reseptornya di pembuluh darah
adalah vasodilatasi. Vasodilatasi sinusoid akibat histamin akan menyebabkan terjadinya penyumbatan rongga hidung. Inter Cellular
Adhesion Molecule ICAM 1 juga akan dikeluarkan oleh mukosa hidung akibat rangsangan histamin.
3
Pada fase cepat, kemotaktik juga akan dikeluarkan oleh sel mastosit. Keadaan ini akan menyebabkan akumulasi sel netrofil dan eosinofil di
jaringan target. Respon ini dapat berlangsung hingga 6-8 jam setelah pemaparan. Fase lambat atau RAFL ditandai dengan peningkatan jumlah
sel-sel inflamasi seperti eosinofil, limfosit, netrofil, basofil dan mastosit di mukosa hidung. Sitokin-sitokin seperti IL3, IL4, IL5, Granulocyte
Macrophage Colony Stimulating Factor GMCSF dan ICAM1 juga akan meningkat jumlahnya di sekret hidung. Gejala hiperaktif yang terjadi
akibat peranan eosinofil dengan mediator inflamasi dari granulnya seperti Eosinophilic Cationic Protein ECP, Eosinophilic Derived Protein
EDP, Major Basic Protein MBP dan Eosinophilic Peroxidase EPO. Selain karena faktor antigen atau alergen, iritasi mukosa hidung dapat
diperberat oleh faktor lingkungan, yaitu asap rokok, bau yang merangsang, perubahan cuaca dan kelembaban udara.
3,19