Proses Belajar dan Mengajar

5. Objek yang terlalu rumit atau komples seperti mesin atau perangkat sistem tubuh, dapat ditampilkan menggunakan model, diagram, gambar atau media tiga dimensi. 6. Konsep yang luas seperti gunung berapi, gempa bumi dan iklim, dapat disajikan dalam bentuk film, video, gambar atau simulasi. Penggunaan media pembelajaran dapat mengatasi sikap pasif pada siswa jika dipergunakan secara tepat dan bervariasi. Dalam hal ini, media dapat lebih khusus dimanfaatkan untuk menimbulkan semangat dan motifasi belajar, memungkinkan interaksi secara langsung antara siswa dan lingkungan atau realita, media juga memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. Media pendidikan juga dapat mengatasi kendala perbedaan latar belakang siswa dan guru seperti lingkungan, budaya, agama dan pengalaman. Dalam hal ini, media berguna untuk memberikan stimulus yang sama, menyamakan pengalaman dan dapat menimbulkan persepsi yang sama. Menurut Yudi Munadi 38 , ada beberapa faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar dalam suatu proses pembelajaran. Faktor tersebut berupa faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal, terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis a Faktor fisiologis Secara umum, faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan tidak dalam keadaan cacat jasmani, dapat membantu siswa dalam memperoleh pelajaran secara maksimal. Namun, untuk siswa yang keadaan kesehatannya tidak optimal, kekurangan gizi ternyata cenderung mengalami cepat lelah dan cepat mengantuk yang akhirnya berdampak tidak mudah menerima pelajaran saat proses pembelajaran. Demikian pula halnya dengan keadaan saraf pengontrol kesadaran yang dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Jika seseorang hilang 38 Yudi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Press, 2008, Cet.1, h. 24 kedasarannya akibat kecelakaan atau meminum minuman beralkohol, maka akan kesulitan untuk menerima informasi dengan baik. Bahkan dapat terjadi perubahan tingkah laku, dan tingkah laku tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil perubahan tingkah laku akibat proses belajar namun karena hasil pengaruh alkohol. Keadaan panca indera yang optimal juga sangat memengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dengan baik. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan panca indera yang dimiliki, siswa dapat memilih gaya belajar yang sesuai dengan dirinya agar proses pembelajaran dan hasil belajar menjadi maksimal. b Faktor psikologis Beberapa faktor psikologis dapat diuraikan antara lain meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi serta kognitif dan daya nalar. Faktor-faktor tersebut dapat dimiliki seseorang dengan kadar yang berbeda-beda. Dengan perbedaan kadar tersebut dapat memberikan proses dan hasil belajar yang berbeda-beda pula. Pertama, faktor intelegensi. Yudi Munadi mengutip C.P. Chaplin yang mengartikan intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Intelegensi juga diartikan sebagai kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif juga kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan. Proses pembelajaran merupakan proses yang kompleks, maka aspek intelegensi ini tidak menjamin hasil belajar seseorang. Intelegensi hanya sebuah potensi. Kedua, faktor perhatian. Siswa harus dihadapkan pada objek-objek yang dapat menarik perhatiannya. Jika hal itu tidak diupayakan, maka fokus siswa akan terarah pada hal yang lain yang menurutnya lebih menarik perhatian. Ketiga, faktor minat dan bakat. Minat diartikan oleh Hilgard sebagai kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan berlatih. Keempat, faktor motif dan motivasi. Kata motif diartikan oleh Sardiman sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan penjelasan Aminudin Rasyid, dalam setiap diri manusia pada umumnya mempunyai dua macam motif, yaitu motif yang sudah ada dalam diri interinsic motive dan motif yang didapat dari luar exrinsic motive. Kelima, faktor kognitif dan daya nalar. Penjelasan mengenai hal ini berkaitan dengan tiga hal yaitu persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi merupakan kemampuan mengolah informasi yang telah didapat melalui kognitif dan panca indera yang diutarakan dalam bentuk pendapat menurut kesimpulan dari hasil proses berpikirnya. Nalar merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir analisis dan sintesis. 2. Faktor eksternal a Faktor lingkungan Kondisi lingkungan dapat memengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam seperti suhu, kelembapan, keteinggian daratan dalan lain sebgainya. Jika sirkulasi udara tempat siswa belajar tidak lancar, maka kenyamanan siswa terganggu, sehingga proses dan hasil belajar siswa tidak maksimal. Lingkungan sosial yang baik dapat membantu siswa lebih mudah memahami sustu pelajaran, komunikasi dan pergaulan yang baik membuat siswa menjadi tumbuh dan berkembang ke arah yang positif. b Faktor instrumental Merupakan faktor keberadaan dan penggunaannya dirancang secara khusus untuk memperlancar proses pembelajaran siswa. Faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang profesional. Muhibbin Syah menambahkan bahwa faktor lain yang memengaruhi belajar yaitu faktor pendekatan belajar itu sendiri dalam suatu kegiatan belajar yang siswa ikuti. Suatu kegiatan belajar mengajar perlu memerhatikan pendekatan belajar yang sesuai dengan materi dan karakter siswa sesuai dengan jenjang pendidikan dan usia. Pendekatan pembelajaran merupakan keafektifan segala strategi belajar yang digunakan dalam proses belajar untuk menunjang proses pemahaman siswa dalam belajar 39 .

4. Laboratorium Virtual

Virtual Laboratory atau laboratorium virtual merupakan tempat terjadinya proses kegiatan eksperimen secara elektronik dengan menggunakan aplikasi atau simulasi yang ada pada komputer. laboratorium virtual merupakan media yang digunakan untuk membantu memahami suatu pokok bahasan dan dapat menjadi solusi keterbatasan atau ketiadaan perangkat laboratorium. laboratorium virtual dapat diakses melalui web sebagai ‘supplement’ pembelajaran. Laboratorium virtual adalah serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak software komputer yang berbasis multimedia interaktif yang dioperasikan dengan menggunakan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium sehingga pengguna seakan-akan berada di laboratorium sebenarnya. Laboratorium virtual berpotensi untuk memberikan peningkatan belajar secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih efektif. Pengembangan laboratorium virtual ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh para siswa dan mengatasi permasalahan biaya dalam pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang memiliki kendala pada pengadaan sarana 39 Muhibbin Syah, Psikolologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. 15, h. 136 dan prasarananya, sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran biologi pada siswa. Terminologi laboratorium virtual merupakan bentukan dari kata laboratory dan virtual.Laboratory adalah “a room or building with scientific equipment for doing scientific tests or for teaching science, or a place where chemicals or medicines are produce .” 40 Dengan demikian laboratorium dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu kegiatan sains. Kata virtual yang berarti tidak nyata, yang sewaktu-waktu dapat disimulasikan dengan piranti lunak komputer. Kata virtual biasanya dikaitkan dengan kata virtual reality, yang berarti “a set of image and sound produce by a computer, wich seem to represent a place or a situation that a person can take part in ” 41 . Kata “virtual reality” dapat diartikan sebagai simulasi yang realistis dari lingkungan, termasuk di dalamnya grafik tiga dimensi dengan sistem komputer yang menggunakan software dan hardware yang interaktif. Penggabungan dua kata virtual dan laboratory dapat dimaknakan sebagai sesuatu yang abstrak yang diwakili oleh sebuah model visual untuk membantu si pemakai user dalam memperoleh data secara simulasi sampai pada membuat suatu hipotesis.Dalam hal ini simulasi yang diambil dari kata “simulatory” diartikan media untuk melakukan uji coba suatu eksperimen atau percobaan seolah-olah seperti aslinya. Menurut Thompson, Simonson and Hargrave menjelaskan simulasi sebagai representasi atau model peristiwa, objek, atau beberapa fenomena. Di bidang pendidikan sains, simulasi komputer menurut Akpan dan Andre adalah penggunaan komputer untuk mensimulasikan objek di dunia nyata atau membayangkan dunia nyata melalui sistem yang dinamis 42 . 40 Cambridge Advanced Learner’s Dictionary, Cambridge University Press, Singapore : 2008, ed. 3, h.799 41 Ibid .1621 42 Sami Sahin, Computer Simulations in Science Education: Implications for distance education. Turkish Online Journal of Distance Education-TOJDE July 2006 ISSN 1302-6488 Volume: 7 Number: 4 Article: 12, h. 133. Tersedia online: https:tojde.anadolu.edu.trtojde24pdfarticle_12.pdf Laboratorium virtual adalah lingkungan realitas maya yang mensimulasikan dunia nyata untuk tujuan belajar penemuan. Pada prinsipnya bertujuan untuk mengevaluasi operasi dan percobaan nyata karena keterbatasan waktu, keselamatan, atau biaya dalam lingkungan dunia nyata dan biasanya digunakan dalam pembelajaran 43 . Laboratorium virtual juga dikatakan setara dalam penilaian untuk siswa, karena laboratorium virtual bersifat fleksibel dan menjadi salah satu upaya untuk menyikapi perbedaan macam-macam gaya belajar siswa. Walaupun laboratorium virtual tidak dapat menyamai praktikum nyata secara total, namun laboratorium virtual patut dipertimbangkan karena laboratorium virtual ini memiliki berbagai manfaat dan keuntungan agar proses pembelajaran lebih mudah dilaksanakan. Penggunaan laboratorium virtual memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan mendesain laboratorium penyelidikan mereka sendiri dan ada modul yang dirancang untuk memberikan perbandingan siswa dengan dunia skenario nyata ketika menerapkan konsep- konsep biologi. Manfaat menggunakan program laboratorium virtual dalam kelas pada pelajaran biologi agar siswa dapat memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi eksperimen laboratorium mereka sendiri, menghubungan biologi dengan kehidupan nyata dan meningkatkan kemampuan siswa untuk membuat keputusan. Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu yang banyak pula, dengan kata lain efisien. Efisien menurut Gie adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan yang terbaik antara usaha dan hasilnya 44 . Dengan demikian ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai oleh siswa yaitu efisiensi usaha belajar dan efisiensi hasil belajar. 43 Murniza Muhamad, Halimah Badioze Zaman, dan Azlina Ahmad, Virtual Laboratory for Learning Biology – A Preliminary Investigation . World Academy of Sciences, Engineering and Technology.2010, h. 572. Tersedia online: http:waset.orgpublications8971virtual-laboratory- for-learning-biology-a-preliminary-investigation 44 Muhibbin Syah, Psikolologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. 15, h. 123 Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien jika hasil atau prestasi yang didapat siswa sesuai dengan keinginan dan standar hasil misalnya nilai ketuntasan belajar minimal dengan usaha yang hemat atau minim. Usaha dalam hal ini merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, seperti tenaga, pikiran, waktu, peralatan belajar, dan hal-hal lain yang relevan dalam kegiatan belajar. Selanjutnya, sebuah kegiatan dapat juga dikatakan efisien apabila dengan usaha tertentu dapat memberikan hasil atau prestasi belajar yang tinggi. Perlu diketahui pula, bahwa penggunaan laboratorium virtual ini tidak berarti harus digunakan sebagai pengganti partisipasi siswa dalam melakukan praktikum di laboratorium nyata, namun hanya sebagai alternatif dalam membantu siswa agar mudah dalam memahami materi konsep dan aplikasi. Laboratorium virtual merupakan media pembelajaran berbasis komputer, adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki media ini yaitu 45 : a Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan. b Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme. c Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan dengan siswa secara perorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban. 45 Fityan, Pembelajaran Berbasis Komputer. Diakses tanggal 22 Juli 2014. Tersedia online : http:blog.uin-malang.ac.idfityankupembelajaran-berbasis-komputer