53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas classroom action research. Menurut Burns dalam Suwarsih Madya,
2007: 9 penelitian tindakan dilakuakan dengan menerapkan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan
untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya. Penelitian tindakan melibatkan kolaborasi dan kerjasama antara peneliti,
praktisi guru, kepala sekolah, siswa, dll dan orang awam. Pendapat lain juga diungkapkan oleh Kemmis McTaggart dalam
Suwarsih Madya, 2007: 10, penelitian tindakan dilakukan dengan mencobakan gagasan baru dalam praktik sebagai alat untuk meningkatkan
dan sebagai alat untuk menambah pengetahuan mengenai kurikulum, pengajaran, dan pembelajaran. Penelitian tindakan menyediakan cara kerja
yang mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan yang utuh. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas dilaksanakan dengan penerapan gagasan baru yang belum pernah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial yang
melibatkan kerjasama dari peneliti, praktisi, dan orang awam.
54
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C di SMP N 2 Berbah yang memiliki kecerdasan emosi rendah, sedang, dan
tinggi. Jumlah siswa yang dimaksud sebanyak 32 siswa. Subyek penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil angket kebutuhan yang menunjukkan
gejala masalah rendahnya kecerdasan emosi siswa, observasi dan wawancara langsung dengan siswa, serta wawancara dengan guru BK.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini di SMP N 2 Berbah yang berlokasi di
Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan antara pada bulan April hingga Juni 2014.
D. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melaksanakan penelitian dengan menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh
Kemmis Mc. Taggart Suwarsih Madya, 2007: 59-66, yang terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Berikut visualisasi gambar yang
akan digunakan dalam penelitian ini:
55
Gambar 1. Proses Penelitian Tindakan
Pada gambar terlihat ada dua siklus tindakan, yang mana dalam masing-masing siklusnya diketahui terdapat empat langkah pelaksanakan
penelitian tindakan. Pertama, sebelum melaksanakan tindakan peneliti harus memiliki rencana fleksibel yang mampu menjelaskan mengenai
mengapa, apa, kapan, dimana, bagaimana, dan oleh pada siapa tindakan akan dilakukan. Kedua, setelah rencana tersusun, peneliti melaksanakan
tindakan dan melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan tersebut dan akibat yang ditimbulkan. Ketiga, dari proses pengamatan akan
didapatkan suatu pemahaman mengenai proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nantinya oleh peneliti akan dilakukan refleksi dan evaluasi
atas tindakan yang dilakukannya tersebut. Keempat, apabila hasil refleksi belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan tujuan, maka dapat dilakukan
perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
56 Penelitian akan dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti
dengan konselor sekolah. Hal tersebut dilakukan mengingat proses penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah dan melibatkan warga
sekolah. Selain dapat meringankan peneliti ketika melaksanakan proses tindakan, penelitian dengan cara kolaborasi akan memberikan pengalaman
nyata pada konselor sekolah tentang penelitian tindakan itu sendiri, dan membantu konselor sekolah untuk lebih mengenal peserta didiknya.
E. Rencana Tindakan