Tugas Perkembangan Remaja Perkembangan Emosi Remaja

46 meningkatnya kemampuan berpikir rasional, remaja akan memandang semua hal dengan lebih realistis. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Usia yang semakin matang menuntun remaja untuk mulai berperilaku seperti orang dewasa, seperti merokok, mencoba minuman beralkohol dan obat-obatan, dan terlibat perbuatan seks. Mereka mencitrakan diri seperti yang mereka diinginkan.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa, banyak tugas yang dibebankan pada individu pada masa ini. Tugas perkembangan yang dibebankan pada remaja bertujuan agar remaja memiliki motivasi dan pedoman untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial. Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1980: 10 tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja antara lain: a mampu menjalin hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita; b mencapai peran sosial pria dan wanita; c menerima keadaan fisiknya dan mampu menggunakannya secara efektif; d mengharapkan dapat mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab; e mencapai kemandirian secara emosional dari orang dewasa; f mulai mempersiapkan karir ekonomi untuk menunjang kehidupan; g mempersiapkan diri membangun keluarga; h memperoleh perangkat nilai dan sistem etis. 47 Hurlock 1980: 209-210 menjelaskan bahwa tugas perkembangan remaja menuntut perubahan dalam sikap dan pola perilaku anak. Dijelaskan pula bahwa di masa ini, individu dituntut untuk dapat menerima keadaan fisik, menerima peran seks dewasa, mengembangkan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, mandiri secara emosional dan ekonomis, mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab, mempersiapkan perkawanian dan keluarga.

4. Perkembangan Emosi Remaja

Ketegangan emosi pada remaja yang meninggi diakibatkan dari perubahan fisik dan kelenjar dalam tubuh. Ketegangan emosi pada juga dibentuk dari kondisi sosial di lingkungan remaja dan kurangnya persiapan selama masa kanak-kanak. Menurut Gesell, dkk dalam Hurlock, 1980: 213 remaja yang berusia empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, memiliki emosi meledek-ledak, dan tidak berusaha untuk mengendalikan perasaannya. Sedangkan remaja yang berusia enam belas tahun tidak punya keprihatinan. Sehingga tekanan pada masa ini akan berkurang menjelang berkhirnya awal masa remaja. Hurlock 1980:213 menyatakan perbedaan pola emosi remaja dengan pola emosi pada masa kanak-kanak hanya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan cara penyampaian emosinya. Jika pada masa kanak-kanak penyampaian emosi marahnya 48 dengan gerakan amarah yang meledak-ledak, pada masa remaja penyampaian emosi marah akan disampaikan dengan menggerutu. Remaja dikatakan sudah matang secara emosi apabila di akhir masa remaja ia dapat menahan emosi dan mampu menyampaikan emosi di waktu dan dengan cara yang tepat. Demi mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional, dan keterbukaannya pada orang lain menjadi salah satu caranya. Faktor terjadinya peningkatan kepekaan emosi remaja menurut Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 135-136 ada beberapa poin, yaitu: a. Perubahan sistem endokrim dalam tubuh yang menyebabkan perubahan fisik remaja b. Nutrisi dalam tubuh yang berakibat pada ketegangan emosi c. Anemia dapat memicu sikap apatis yang disertai kecemasan dan cepat marah d. Remaja yang kekurangan kalsium mengakibatkan ketidakstabilan emosinya e. Adanya ketidaksempurnaan pada tubuh f. Ketidakharmonisan dalam keluarga g. Minimnya model yang dapat ditiru dalam berperilaku h. Tingginya tuntutan dalam masyarakat i. Harapan yang tidak tercapai membuat remaja frustasi j. Penyesuaian diri dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin 49 k. Masalah-masalah yang timbul di lingkungan sekolah l. Masalah dalam karir menyebabkan kondisi sosialnya tidak pasti m. Peraturan di sekolah, norma sosial, dan keuangan yang membatasi sepak terjang remaja Dapat disimpulkan bahwa emosi remaja mulai berubah menjadi lebih baik seiring dengan bertambahnya usia dan penngalaman. Penyampaian emosi remaja lebih terarah, tidak lagi meluap-luap seperti ketika masih dalam masa kanak-kanak. Peningkatan emosi pada remaja dipengaruhi oleh faktor biologis fisik dan faktor lingkungan.

D. Peningkatan Kecerdasan Emosi Melalui Diskusi Kelompok Buzz

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

4 16 38

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN RELIGIUSITAS DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 26 SURAKARTA.

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DI KELAS V SD SURYODININGRATAN I.

0 1 160

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP HAMONG PUTERA NGAGLIK.

0 0 197

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK KECIL (BUZZ-GROUP)PADA SISWA SMA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 PAKEM.

0 2 221

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK (BUZZ-GROUP) PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 2 KALASAN.

0 4 181

PENINGKATAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK BUZZ GROUP PADA SISWA VIII C DI SMP N 1 SENTOLO KULON PROGO.

0 0 170

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE DISKUSI JENIS BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIII A SMP DWIJENDRA GIANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DISERTAI KUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP N 25 PADANG TAHUN AJARAN 2016/2017

0 1 10

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUKOHARJO - UNS Institutional Repository

0 0 18