Karekteristik Remaja Masa Remaja

43 masih kanak-kanak agar dapat berbaur dengan lingkungan dewasa dan tidak direndahkan.

2. Karekteristik Remaja

Ciri khusus yang membedakan masa remaja dengan masa sebelum dan sesudahnya ada beberapa macam. Hurlock 1980: 207-209 menyatakan bahwa masa remaja merupakan periode unik dengan ciri sebagai berikut: a. Masa remaja sebagai periode penting Masa remaja disebut sebagai periode penting karena sikap dan perilaku pada masa ini memiliki akibat langsung dan akibat jangka panjang. Selain itu pada periode ini akibat fisik dan akibat psikologis memiliki peranan penting. Perkembangan fisik pada remaja terjadi secara cepat diiringi dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja. Cepatnya perkembangan di usia remaja menuntut perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak- kanak ke masa dewasa. Ketika individu memasuki masa remaja, ia harus meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanakan, kemudian dari bekasnya ia mulai mempelajari pola perilaku dan sikap yang baru. Remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa, jadi sudah tidak pantas lagi bersikap kekanakan tetapi belum pantas 44 bersikap seperti orang dewasa. Status yang tidak jelas ini dapat memberikan waktupada remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Perubahan fisik pada awal masa remaja yang pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sifat yang pesat pula, berlaku sebaliknya. Terdapat lima macam perubahan pada masa ini. Pertama, meningginya emosi, hal ini tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Meningginya emosi lebih menonjol ketika masa awal periode akhir masa remaja. Kedua, perubahan tubuh, minat peran yang diharapkan. Remaja merasa masalah yang baru lebih lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah sebelumnya, hal ini membuat remaja dibebani perasaan bersalah. Ketiga, berubahnya minat dan pola perilaku diiringi dengan perubahan nilai-nilai. Remaja akan mulai mengerti bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas. Keempat, sikap menentang terhadap perubahan. Remaja menginginkan kebebasan tetapi takut tidak sanggup bertanggung jawab. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Hal ini dikarenakan remaja tidak memiliki pengalaman mengatasi masalah ketika masih kanak-kanak karena masalah selalu diselesaikan oleh orangtua atau guru dan remaja ingin 45 mandiri sehingga menolak bantuan dari orangtua dan guru lagi. Akibat ketidakmampuannya mengatasi masalah menurut cara yang diyakini, banyak remaja menyimpulkan bahwa penyelesaian masalah tidak selalu harus sesuai dengan harapan mereka. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Remaja mulai menginginkan identitas identitas diri dan tidak puas lagi menjadi sama dengan teman-temannya, seperti masa sebelumnya. Namun status remaja yang mendua menimbulkan dilema yang mengekibatkan krisis identitas. Remaja mulai ingin menunjukkan siapa diri mereka, namun tetap mempertahankan identittas dirinya terhadap kelompok. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Banyaknya tuduhan negatif yang dialamatkan pada remaja, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi remaja. Akibat pandangan itu, konsep diri dan sikap remaja ikut terpengaruhi, dan peralihan mereka ke masa dewasa menjadi sulit. Hal ini sering menyebabkan timbulnya pertentangan antara remaja dan orangtua. g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung memikirkan hal yang tidak masuk akal dan akan sangat kecewa apabila ia tidak berhasil mencapai tujuannya. Namun dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan sosial serta 46 meningkatnya kemampuan berpikir rasional, remaja akan memandang semua hal dengan lebih realistis. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Usia yang semakin matang menuntun remaja untuk mulai berperilaku seperti orang dewasa, seperti merokok, mencoba minuman beralkohol dan obat-obatan, dan terlibat perbuatan seks. Mereka mencitrakan diri seperti yang mereka diinginkan.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL SISWA DALAM MENGORGANISASI KELOMPOK DISKUSI MELALUI STRATEGI PAILKEM PADA PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMP Negeri 7 Bandung.

4 16 38

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN RELIGIUSITAS DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 26 SURAKARTA.

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DI KELAS V SD SURYODININGRATAN I.

0 1 160

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP HAMONG PUTERA NGAGLIK.

0 0 197

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK KECIL (BUZZ-GROUP)PADA SISWA SMA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 PAKEM.

0 2 221

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK (BUZZ-GROUP) PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 2 KALASAN.

0 4 181

PENINGKATAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK BUZZ GROUP PADA SISWA VIII C DI SMP N 1 SENTOLO KULON PROGO.

0 0 170

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI METODE DISKUSI JENIS BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIII A SMP DWIJENDRA GIANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 1 14

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DISERTAI KUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP N 25 PADANG TAHUN AJARAN 2016/2017

0 1 10

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUKOHARJO - UNS Institutional Repository

0 0 18