49 k. Masalah-masalah yang timbul di lingkungan sekolah
l. Masalah dalam karir menyebabkan kondisi sosialnya tidak pasti m. Peraturan di sekolah, norma sosial, dan keuangan yang membatasi
sepak terjang remaja Dapat disimpulkan bahwa emosi remaja mulai berubah menjadi
lebih baik seiring dengan bertambahnya usia dan penngalaman. Penyampaian emosi remaja lebih terarah, tidak lagi meluap-luap seperti
ketika masih dalam masa kanak-kanak. Peningkatan emosi pada remaja dipengaruhi oleh faktor biologis fisik dan faktor lingkungan.
D. Peningkatan Kecerdasan Emosi Melalui Diskusi Kelompok Buzz
Group
Masa remaja merupakan fase peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam masa ini, banyak tugas perkembangan yang harus
dipenuhi oleh remaja. Dalam memenuhi semua tugas perkembangan tersebut tentu remaja akan menghadapi banyak kesulitan. Kesulitan tersebut
bersumber dari dalam dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya. Untuk meminimalisir dampak tersebut, tiap-tiap remaja sebaiknya memiliki
kecerdasan emosi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa remaja lebih
mementingkan nilai akademis yang tinggi dan tidak terlalu mempedulikan kecerdasan emosi yang dimiliki. Akibatnya banyak remaja yang
melampiaskan emosi dengan cara yang salah dan tidak dapat diterima oleh orang lain. Hal ini tercermin dengan banyaknya remaja yang terlibat
50 tawuran dan kegiatan-kegiatan negatif lainnya. Hubungan remaja dengan
teman sebaya dan lingkungan sosial juga tidak menunjukkan hubungan yang erat dan saling mendukung.
Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli, kecerdasan emosi merupakan
kemampuan individu
dalam mengenali,
memahami, membangkitkan, dan mengendalikan perasaan baik pada diri sendiri
maupun orang lain yang tercermin pada kemampuan individu dalam memotivasi dan berempati ketika menghadapi tekanan dan tuntutan.
Penjelasan tersebut sudah menggambarkan betapa pentingnya memiliki kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi dapat meminimalkan dampak negatif
yang mungkin timbul ketika remaja berusaha memenuhi tugas perkembangannya.
Menurut Goleman, ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi individu, yaitu: lingkungan keluarga dan lingkungan non keluarga
masyarakat dan sekolah. Goleman 2001:403-405 menyatakan siswa yang memiliki kecerdasan emosi ditunjukkan dengan dimilikinya kesadaran
diri emosional, dapat mengelola emosi, memanfaatkan emosi dengan baik, memanfaatkan emosi secara produktif, dan memiliki kepekaan empati. Oleh
karena itu sekolah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi harus berkontribusi aktif untuk mengembangkan kecerdasan emosi
siswa. Metode diskusi kelompok salah satu metode yang dapat
meningkatkan dinamika kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat para
51 ahli, diskusi kelompok merupakan suatu teknik yang melibatkan interaksi
aktif dua orang atau lebih dan dipimpin oleh seorang pemimpin untuk saling bertukar informasi, pengalaman, pendapat, memecahkan suatu masalah.
Penggunaan diskusi kelompok, terutama dengan diskusi kelompok kecil buzz group diharapkan semua siswa dapat aktif berpartisipasi
menghidupkan suasana kelompok dan dapat saling bertukar pikiran. Dengan aktif menyampaikan pendapat ide, mendengarkan, dan menerima kritikan
dari teman, siswa akan belajar memahami orang lain. Dalam proses diskusi kelompok kecil buzz group, dengan sendirinya siswa akan belajar
memahami orang lain, baik secara pribadi maupun secara emosi. Penggunaan diskusi kelompok dengan teknik buzz group diharapkan
dapat mengubah siswa yang malu menjadi lebih percaya diri, siswa yang tertutup menjadi lebih terbuka dengan teman-temannya, siswa yang tidak
peduli dengan orang lain akan belajar untuk lebih menghargai orang lain, dan siswa yang mudah tersinggung akan dapat meminimalkan efek negatif
yang ditimbulkan. Gejala masalah yang dialami oleh siswa diharapkan dapat dipecahkan dengan diskusi kelompok di akhir penelitian, sehingga
kecerdasan emosi siswa meningkat menjadi lebih baik. Penelitian yang dilaksanakan Nurnaningsih 2011 tentang penerapan
Bimbingan Kelompok dengan metode diskusi pada siswa SMP N 2 Cicalegka membuktikan bahwa Bimbingan Kelompok efektif untuk
meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Sutarno dan Novi Risa Hapsari 2013 pada Kelas X
52 SMA Negeri 3 Sukoharjo menunjukkan bahwa bimbingan kelompok
dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan stabilitas emosi siswa. Nur’Aini dan Sri Wiyanti 2014 membuktikan bahwa diskusi buzz group
efektif untuk meningkatkan interaksi sosial siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Gondangrejo Berdasarkan asumsi di atas, peneliti
berharap penggunaan metode diskusi kelompok kecil buzz group untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa kelas VIII C SMP N 2 Berbah
menunjukkan hasil yang serupa.
E. Hipotesis Tindakan