Kajian Teori 1. Kurikulum KAJIAN PUSTAKA

17 dan dilayani sekolah, yakni peserta didik, masyarakat, para pendidik dan personalia. Definisi kurikulum bukan hanya pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, aspirasi, cita-cita, serta norma-norma melainkan juga pribadi guru, kepala sekolah, serta seluruh pegawai sekolah. Kurikulum merupakan suatu perangkat yang mencakup pengaturan seluruh komponen yang ada di lembaga pendidikan, baik kegiatan, sarana prasana, maupun orang dalam dunia pendidikan itu sendiri mulai dari peserta didik, masyarakat, pendidik dan personalia pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas pendidikan. Kurikulum memiliki beberapa komponen dan fungsi dalam pelaksanaan pendidikan. Komponen kurikulum menurut Loeloek Endah P 2013:35 : a. Tujuan, yaitu arah sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. b. Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperolah murid sesuai dengan tujuan. c. Metode proses belajar mengajar yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. d. Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. 18 Loeloek Endah juga menyebutkan bahwa kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Preventif yaitu agar guru dapat terhindar dari hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum. b. Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam memperbaiki pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam kurikulum. c. Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaanya asal pelaksanaan mengacu pada kurikulum yang berlaku.

2. Kurikulum 2013

Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan dalam kurikulum pendidikan. Hingga saat ini kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya jalur pendidikan sekolah. Menurut Imas Kurnuasih dan Berlin Sani 2013:31 alasan paling mendasar perubahan kurikulum ini yaitu agar kurikulum yang diterapkan mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing dimasa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan 19 tekmologi. Kemendikbud 2012 menyatakan alasan pengembangan kurikulum 2013 yaitu tantangan masa depan, kompetensi yang dibutuhkan dimasa depan, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, adanya persepsi negatif masyarakat tentang kurikulum saat ini, dan fenomena negatif yang sering terjadi seperti tawuran, korupsi, dan lain-lain. Menurut Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan Madrasah Aliyah Kejuruan, tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pengembangan kurikulum 2013 ditujukan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi Mulyasa, 2013:65. Pengembangan kurikulum 2013 ini fokus pada pendidikan karakter peserta didik dengan memadukan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Perpaduan sikap, ketrampilan dan pengetahuan diharapkan dapat menciptakan lulusan yang dapat berguna bagi masyarakat dan mampu bersaing di dunia global. Kurikulum 2013 yang memfokuskan pada pembentukan karakter tersebut mengharuskan guru untuk dapat menilai hasil belajar menggunakan penilaian yang menjelaskan secara detail kondisi peserta didik, bukan hanya pengetahuan saja melainkan sikap, spiritual, dan ketrampilannya juga.