Karakteristik Perilaku Sosial Remaja

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : KECERDASAN EMOSI DAN PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL KELOMPOK KOMPETENSI A 26 Masa remaja kaitannya dengan pengembangan nilai-nilai yang selaras dengan nilai-nilai orang dewasa yang akan dimasukinya, yaitu tugas untuk mengembangan perilaku sosial yang bertanggung jawab Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, hal ini mendorong remaja untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini ditandai oleh sikap konformitas, yaitu kecenderungan untuk meniru, mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaranhobi, atau keinginan orang lain Sikap konformitas berubah seiring dengan bertambahnya usia dan berkembangnya kemampuan berpikir yang lebih matang Yusuf, 2006:10. Perubahan perilaku social yang paling menonjol pada masa remaja adalah menyukai lawan jenis. Remaja senang mengikuti berbagai kegiatan sosial, semakin banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas sosial yang baik, maka wawasan sosialnya lebih luas, penyesuaian diriyang lebih baik, dan meningkatnya kompetensi sosial seperti kemampuan berkomunikasi.

b. Status Sosial Teman Sebaya

Penerimaan sosial berkaitan dengan kualitas pribadi yaitu banyaknya sifat- sifat baik, menarik dan keterampilan sosial. Berdasarkan hubungan sosial di antara peserta didik ada empat status teman sebaya menurut Rubin, BukowskiParker, Wentzel Asker, Wentzel Battle Santrock,2010:100 yaitu : 1 Anak popular disukai oleh teman sebayanya dan seringkali dinominasikan sebagai teman yang terbaik, karena memiliki keterampilan sosial yang tinggi. 2 Anak yang diabaikan neglected children jarang dinominasikan sebagai teman terbaik, tetapi bukan karena tidak disukai oleh teman sebayanya. 3 Anak yang ditolak rejected chidren jarang dinominasikan sebagai teman terbaik dan sering dibenci oleh teman sebayanya. Anak menunjukkan agresi tinggi, menarik diri, serta kemampuan sosial dan kognitif yang rendah.. Anak yang ditolak, menurut Buke Ladd Santrock, 2010:100 mengalami masalah penyesuaian diri yang serius dibanding anak yang diabaikan. 4 Anak kontrovesial sering dinominasikan sebagai teman terbaik,tapi sering tidak disukai.Anak kontroversial tinggi dalam penerimaan dan LISTRIK untuk SMP KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: KECERDASAN EMOSI DAN PERKEMBANGAN ASPEK SOSIAL KELOMPOK KOMPETENSI A Mata Pelajaran Fisika SMA 27 penolakan. Penolakan oleh teman sebaya mempengaruhi prestasi belajar, munculnya masalah emosi, dan cenderung meningkatnya risiko kenakalan remaja.

c. Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial

Kecerdasan emosi dan keterampilan sosial akan membentuk karakter, berdasarkan beberapa hasil penelitian bahwa kecerdasan emosi dan keterampilan sosial lebih penting dari inteligensi IQ dalam mencapai keberhasilan hidup. Kecerdasan emosi EQ membuat anak memiliki semangat yang tinggi dalam belajar atau disukai oleh teman-temannya dalam kegiatan bermain, maka hal itu akan membawa keberhasilan ketika memasuki dunia kerja atau berkeluarga. Menurut Shapiro 1997:1975 bahwa kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dapat diajarkan kepada anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Disarikan dari penjelasan Shapiro cara mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial antara lain bagaimana, 1 membina hubungan persahabatan; 2 tata karma; 3 bekerja dalam kelompok; 4 berbicara dan mendengarkan secara efektif; 5 mengatasi masalah dengan teman yang nakal; 6 berempati terhadap orang lain; 7 mencapai prestasi tinggi; 8 memecahkan masalah; 9 memotivasi diri bila menghadapi masa-masa yang sulit; 10 percaya diri saat menghadapi situasi yang sulit; 11 menjalin keakraban;

d. Identifikasi Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Guru dapat melakukan identifikasi kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dengan cara yang sama seperti pada identifikasi materi pembelajaran

2. e. Implementasi dalam Pembelajaran

1 Prioritaskan identifikasi peserta didik yang diduga memiliki kecerdasan emosi dan keterampilan sosial yang rendah. 2 Pahami keragaman dalam kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik, serta bersikap bijak menghadapi mereka yang memiliki kecerdasan emosi dan keterampilan sosial yang rendah.