caranya untuk pergi ke Singapura. Banyak yang tewas dalam lautan, hal ini menyebabkan kegelisahan K’tut Tantri. Namun, semangatnya bangkit ketika
mengingat bahwa pejuang Indonesia selalu semangat dan selalu mendapatkan cara untuk melakukan rencana mereka. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut:
75 Aku sadar, hidup di Jawa bagiku mulai tidak aman. Apabila Belanda sekali waktu berhasil maju sampai di Yogya, aku pasti akan ditangkap dan mungkin dihukum
tembak. Tetapi bagaimana caranya bisa ke Singapura, sementara Jawa dan Sumatera dikepung blockade Belanda? Sudah ratusan patriot Indonesia yang tewas terkubur
tengah laut, dalam usaha menebusnya. Tetapi dalam hati kecilku aku yakin bahwa orang Indonesia pasti mampu merencanakan siasat untuk pergi keluar masuk neraka,
apabila tekad mereka sudah bulat untuk melakukannya. Mereka gemar bertualang dan tidak terlalu banyak pikir. Semangat begitulah yang akhirnya menyebabkan
perjuangan mereka berhasil hlm. 300.
Kutipan di atas mendeskripsikan citra diri wanita dalam aspek psikis mengenai perasaan K’tut Tantri yang saat itu sedang mengalami kegelisahan.
Kegelisahan itu disebabkan kerena di Jawa sudah tidak aman. Selain itu, ia juga berpikir mengenai bagaimana caranya untuk melakukan perjalanan ke Singapura
dengan selamat. Sikap waspada dan kehati- hatian K’tut Tantri selalu membuatnya
gelisah dan kawatir. Namun, semangat para pejuang yang selalu menyiapkan siasat dalam setiap rencana mereka membuat K’tut Tantri bersemangat dan meyakini bahwa
para pejuang pasti memiliki siasat untuk melakukan apa saja.
3.1.2.6 Mencintai Bali dan Indonesia
K’tut Tantri menyadari bahwa dirinya sudah melupakan tujuan utama datang ke Pulau Bali. Setelah mendengar kisah dari Anak Agung Nura yang mengisahkan
ten tang penjajahan Belanda di Bali, K’tut Tantri menyadari hal itu dan menyesalinya
karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Bali. Karena itu, K’tut
merasa perlu mengetahui lebih banyak tentang Bali. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut:
76 Saat itu aku sudah merasa pasti, tempatku yang sebenarnya di dunia ini memang di Bali, tanah air pilihanku. Aku berpendapat bahwa lebih banyak lagi yang perlu
kuketahui. Lebih banyak lagi dari yang bisa kuperoleh dengan memakai sudut pandang puri. Aku harus pergi sendiri, hidup di tengah rakyat kampung. Kata-kata
Agung Nura sangat menyentuh perasaanku hlm. 78.
Citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis terdeskripsi jelas pada
kutipan di atas. S ikap K’tut Tantri semakin menunjukkan bahwa dirinya semakin
mencintai Bali. Ia merasa bahwa dirinya harus lebih banyak lagi mengetahui tentang Bali.
K’tut Tantri memutuskan untuk tinggal di tengat-tengah rakyat kampung dan hidup menyatu dengan rakyat Bali.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa K’tut Tantri seorang yang rasa keingintahuannya sangat besar dan semakin lama ada dorongan
untuk lebih mengenal tentang Pulau Bali. Ia merasa keputusannya sudah tidak bisa ditunda lagi dan benar-benar pergi.
Ketika mendapat kabar bahwa Jepang akan segera mendarat di Jawa, banyak yang menyarankan agar K’tut Tantri lekas pergi. Namun, ia merasa tidak dapat pergi
karena Bali telah menjadi tanah airnya yang ke dua. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut:
77 Semua menasehati aku agar dengan segera pergi meninggalkan Bali, walau bermacam-macam pendapat yang ada mengenai kapan Jepang akan sampai di Jawa.
Tetapi aku sudah bertahun-tahun tinggal di Bali. Pulau itu sudah menjadi tanah airku yang ke dua. Jika Belanda tidak berhasil memaksa aku pergi, masakan Jepang akan
bisa? Aku datang ke Bali, karena mendambakan kedamaian dan kebebasan. Mungkin kebebasan yang sebenarnya bagiku akan bisa kucapai dengan jalan menempatkan diri
di garis depan perjuangan hlm. 116.
Citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis terdeskripsi sebagai wanita yang kecintaannya sangat besar terhadap Pulau Bali sehingga ia tidak akan
pergi meninggalkan tanah airnya yang ke dua. Ia merasakan bahwa kedamaian dan kebebasan akan datang jika ikut dalam perjuangan di Bali. Keyakinan dan kecintaan
K’tut Tantri terhadap Pulau Bali yang dianggapnya sebagai tanah air yang ke dua membuatnya tidak ingin pergi atau meninggalkan Pulau Bali hanya demi
keselamatannya. K’tut Tantri marah ketika mendengar kabar bahwa Surabaya telah dibom oleh
tentara Inggris. K’tut Tantri bertekad untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Ia merasa malu dengan tindakan bangsanya, Inggris. Hal ini terdeskripsikan dalam
kutipan berikut:
78 Kurasa pemboman terhadap Surabaya merupakan titik balik dalam perkembangan revolusi Indonesia. Sebelumnya, aku hanya memakai ban lenganku di stasiun
pemancar radio. Tetapi sejak kejadian itu, ke mana-mana aku selalu memakainya. Merdeka atau mati. Aku bertekad memakainya dengan banga dan tanpa kenal takut,
tanpa memedulikan nyawa. Menang atau kalah, aku akan tetap mendampingi rakyat Indonesia. Selaku wanita kelahiran Inggris, mungkin aku bisa menyumbangkan
darma baktiku untuk sedikit mengimbangi penderitaan yang ditimbulkan orang-orang yang sebangsa dengan aku hlm. 231.
K’tut Tantri terdeskripsikan dalam kutipan di atas sangat merasa marah dengan tindakan Inggris, negara sebangsanya. K
ejadian itu membuat K’tut Tantri bertekad selalu membela Indonesia. Ia juga tidak memikirkan menang atau kalah,
mati atau selamat. K’tut Tantri merasa bahwa, ia harus menjadi orang kelahiran Inggris yang baik dan berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Sikap ini menunjukkan
bahwa, citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis terdeskripsi sebagai wanita asing yang sangat mencintai Indonesia.
Kecintaan K’tut Tantri terhadap Indonesia membawanya pergi ke Australia untuk menyuarakan kemerdekaan Indonesi
a. Di Sydney, K’tut Tantri banyak menyuarakan tentang keadaan Indonesia yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan
bahwa, K’tut Tantri adalah wanita asing yang benar-benar mencintai Indonesia. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut:
79 Walau ada serangan yang bertubi-tubi dalam surat kabar atau mungkin pula justru karena itu, aku dibanjiri undangan di Sydney. Aku begitu sibuk, sehingga menolak
berbagai undangan yang sebetulnya ingin kuterima. Aku berbicara di depan sejumlah pertemuan serikat buruh. Dengan kata-kata sederhana kupaparkan kisah perjuangan
bangsa Indonesia, yang ingin semerderka bangsa Australia. Kulukiskan keadaan sengsara yang diakibatkan karena adanya blokade Belanda, begitu pula tentang
peralatan dan bahan obat-obatan yang sangat langka. Kuceritakan nasib orang-orang tak bersalah yang menjadi korban hlm. 350.
Kutipan di atas mendeskripsikan mengenai citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis yang menunjukkan bahwa dirinya benar-benar orang Indonesia.
K’tut Tantri terlihat sangat memahami dan mengerti apa yang terjadi dan dialami serta yang diinginkan Indonesia. Ia juga dapat dengan cepat memberi saran kepada
mahasiswa ketika berpidato di Sydney University. Para mahasiswa bertanya apa yang bisa mereka lakukan untuk Indonesia.
K’tut Tantri menjawab dengan tegas dan memberikan saran kepada mahasiswa. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut:
80 Akan kukatakan bagaimana kalian bisa membantu perjuanganrakyat Indonesia, kataku. Kalian mahasiswa Sydney University, visa mengadakan pawai ke konsulat
Belanda di kota ini. Kalian mengajukan suatu petisi, memprotes agresi Belanda di Indonesia. Kalian juga bisa mengirim telegram pada Perdana Menteri Australia,
dengan permintaan agar ia mengajukan persoalan Indonesia ke depan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa hlm. 351.
Dalam kutipan di atas, K’tut Tantri terdeskripsikan tetap melakukan perjuangan untuk Indonesia dengan cara memberikan saran terhadap para mahasiswa
yang ingin membantu perjuangan rakyat Indonesia. Selain itu, ia juga terdeskripsi dapat dengan cepat membuat rencana untuk membantu perjuangan Indonesia.
3.1.2.7 Memiliki sikap peduli dengan sesama
Anak Agung Nura menga mbil keputusan untuk menikahi K’tut Tantri. Anak
Agung Nura menganggap bahwa, K’tut Tantri adalah wanita yang patut untuk dilindungi. Namun,
K’tut Tantri tidak bisa menerima lamaran dari Anak Agung Nura. Ia tidak mau kalau sampai harus mengorbankan orang lain demi keselamatan dirinya
sendiri. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut: